Daripada nonton Doraemon, saya sekarang lebih memilih nonton Ninja Hattori. Pesan moralnya lebih banyak dan lebih dapet!
Saat weekend, paling enak rebahan sambil nonton acara TV yang ringan, kartun misalnya. Banyak stasiun TV yang menayangkan kartun tiap Sabtu Minggu. Meski begitu, opsi kartun yang paling populer untuk ditonton umumnya adalah Doraemon.
Doraemon memang sudah melegenda. Saat anak-anak Generasi 90-an masih kecil, robot kucing berwarna biru ini sudah menjadi tontonan wajib tiap libur sekolah. Popularitasnya sebagai kartun terbaik masih stabil hingga kini. Hal ini terbukti dari dirilisnya dua seri film Stand By Me pada tahun 2014 dan 2020 kemarin. Film yang menceritakan tentang masa depan Nobita itu disambut antusias oleh berbagai kalangan.
Sederhananya, Doraemon menceritakan kisah robot kucing berwarna Doraemon yang dikirim Sewashi ke abad 20 untuk membantu Nobita, kakek buyutnya. Kehadiran Doraemon sangat menguntungkan karena Nobita diceritakan sebagai seorang anak pemalas, bodoh, dan selalu dibully oleh teman-temannya.
Meski kartun Doraemon sangat terkenal, bagi saya kartun ini masih kalah dengan Ninja Hattori kalau soal pesan moral. Sebenarnya Ninja Hattori mirip dengan Doraemon, baik dari segi tokoh maupun cerita. Bedanya, sosok yang membantu tokoh pemalas dalam Ninja Hattori, Kenichi, bukanlah sebuah robot, melainkan seorang ninja bernama Hattori. Setidaknya ada tiga alasan kenapa kartun Ninja Hattori ini jauh lebih mendidik daripada Doraemon.
Daftar Isi
#1 Hattori selalu membimbing, bukan langsung memberi
Dalam serial Doraemon, Nobita yang nggak pernah beruntung itu suka sekali minta-minta kepada Doraemon. Sialnya, robot kucing berwarna biru yang sangat suka dorayaki itu nggak tegaan melihat wajah melas dan nasib malang Nobita. Maka nggak usah heran kalau ia cepat mengabulkan permintaan Nobita dengan bantuan alat dari kantong ajaibnya.
Nah, menurut saya, sifat buruk Doraemon yang suka memanjakan Nobita inilah yang nggak mendidik. Nobita jadi suka hal yang instan serta nggak mau berproses barang sedikit pun. Berbeda dengan Hattori, meski dia memiliki jurus-jurus yang bisa membuat Kenichi memperoleh apa yang dia mau, Hattori malah nggak menggunakannya.
Dalam serial Ninja Hattori, ninja yang juga memakai pakaian biru ini selalu membimbing Kenichi sedikit demi sedikit sambil sesekali memakai jurus sederhana untuk membantu proses belajarnya. Ketika tiba waktunya melawan Kimimaki, Hattori turut mengawasi dan baru membantu Kenichi bila gagalnya sudah kebangetan. Salut deh buat Hattori!
#2 Sifat Kenichi dalam Ninja Hattori nggak seburuk Nobita
Dibanding Nobita, tentu saja saya lebih memilih Kenichi. Selain secara visual dia lebih oke, sifat Kenichi dalam Ninja Hattori boleh dibilang lebih baik daripada Nobita. Kenichi jarang mengeluh dan nggak manja.
Salah satu contohnya, Kenichi pernah latihan jogging biar bisa jogging tiap minggu bareng Yumeko. Meski aslinya enggan latihan, Kenichi nggak pernah secara blak-blakan menolak ajakan Hattori. Dia malah rutin latihan dan jarang mengeluh walaupun selalu gagal.
Hal lain yang bikin saya salut sama Kenichi dalam Ninja Hattori adalah sifatnya yang jujur dan percaya diri. Ketika ngobrol dengan Yumeko, dia bisa tetap santai dan nggak terbata-bata meski ada Kimimaki yang selalu mengolok-olok dirinya. Bahkan, di salah satu episode dia pernah jujur ke Yumeko kalau saat pertandingan tenis melawan Kimimaki dia bisa menang berkat bantuan Hattori. Makanya Kenichi ingin mengulang permainan walaupun berakhir keok dihajar Kimimaki yang jago tenis.
#3 Bullying nggak secara fisik dan verbal, tapi adu skill
Hal lain yang bikin saya nggak nyaman saat menonton serial Doraemon adalah perundungan yang dilakukan Giant dan Suneo terhadap Nobita. Bullying yang dilakukan sudah ke ranah fisik dan verbal, lho. Di kartun memang terlihat biasa aja, tapi saya yang bersimpati kepada Nobita merasa perundungan yang dilakukan Giant dan Suneo udah keterlaluan.
Akan tetapi hal ini nggak saya jumpai dalam Ninja Hattori. Berdasarkan pengalaman saya nonton kartun karya Fujiko A. Fujio ini, konflik yang ditunjukkan berupa adu skill, bukan adu fisik. Tujuannya ya biar mengambil hati Yumeko. Ada beberapa episode yang menunjukkan adu skill ini, misalnya adu skill menggambar Yumeko, adu skill menghafal nama-nama flora, hingga adu tenis ini.
Sekarang sudah jelas kan kenapa saya bilang Ninja Hattori sebenarnya memiliki pesan moral lebih banyak dan lebih mendidik daripada Doraemon? Saya sangat merekomendasikan tontonan ini bagi siapa pun yang sudah bosen dengan Doraemon tapi tetap ingin nonton kartun serupa. Lumayan kan biar tontonan jadi bervariasi.
Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Dekisugi, Mr. Nice Guy dalam Doraemon yang Pernah Bikin Saya Sebel.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.