Salat subuh merupakan bagian dari salat fardu atau salat lima waktu. Salat subuh dilakukan ketika matahari mulai terbit hingga fajar menjelang terbit. Walaupun hanya berjumlah dua rakaat, sebagian umat masih merasa bahwa salat subuh cukup berat karena dilaksanakan menjelang pagi. Tapi, salat subuh tetap wajib ditunaikan.
Untuk dapat menunaikan salat subuh dengan sempurna, hendaknya kita sudah menghafal bacaan-bacaan salat dan memperbaiki salat sesuai dengan tata caranya. Berikut ini tata cara salat subuh yang dikutip dari Perbaiki Cara Shalat Kita Menuju Kesempurnaan Tauhid yang diterjemahkan oleh dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK dari kitab Manhajus Salikin Bab Shifat Shalat karya Syaikh Abdurrahman Bin Nashir As-Sa’diy.
1. Berdiri ketika mengerjakan salat fardhu bagi yang mampu. Rasulullah saw. bersabda, “Kerjakanlah salat dengan berdiri, jika kamu tidak mampu maka kerjakanlah dengan duduk, jika kamu tidak mampu maka kerjakanlah dengan berbaring.” (HR. Bukhari).
2. Membaca niat. Berikut niat salat subuh yang perlu kamu hafalkan:
Ushallii fardash-shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat melakukan salat fardu subuh dua rakaat sambil menghadap kiblat saat ini karena Allah ta’ala.”
Itu adalah niat apabila kamu menunaikan ibadah salat subuh seorang diri atau munfarid. Ketika kamu menjadi seorang imam dalam menjalankan ibadah salat subuh berjamaah, kalimat “adaa-an” boleh diganti dengan “imaaman”. Dan saat kamu menjadi makmum, gantilah dengan kalimat “ma’muuman”.
3. Takbiratul ihram. Angkatlah kedua tangan sampai sejajar pundak atau cuping telinga sembari melafazkan “Allahu akbar”. Setelah itu bersedekap dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri.
4. Membaca doa iftitah. Ada berbagai macam versi doa iftitah yang bisa kamu hafalkan dan baca dalam hati. Kamu bisa membaca doa iftitah yang berawalan “Allahu akbar kabiiro…” atau “Allahumma baaid baynii…”. Namun, ada juga doa iftitah yang singkat seperti berikut ini:
Subhanakallahumma wa bihamdika watabarakasmuka wa ta’ala jadduka wa la ilaha ghayruka.
Artinya: “Maha Suci Engkau, Ya Allah. Kusucikan Engkau dengan memuji-Mu, nama-Mu penuh berkah, Maha Tinggi keagungan-Mu. Dan tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Mu.”
5. Berta’awwudz dan membaca basmalah. Setelah itu lanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah. Jangan lupa untuk membaca surah-surah pendek pada dua rakaat pertama dari salat dengan tiga dan empat rakaat.
6. Bertakbir untuk rukuk. Rukuk adalah meletakkan kedua tangan di lutut.
Ketika rukuk, bacalah: Subhaana robbiyal ‘adziimi wabihamdih sebanyak tiga kali.
Artinya: “Maha suci Tuhan Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.”
Bacaan rukuk lainnya yang juga sahih adalah:
Subhaanaka alloohumma robbanaa wa bihamdika alloohummaghfirlii.
Artinya: “Mahasuci Engkau, Ya Allah Tuhan kami dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah ampunilah aku.”
7. Lanjutkan dengan bangkit dari rukuk atau mengangkat kepala (i’tidal).
Bacalah: Sami’allahuliman hamidah.
Artinya: “Allah mendengar mereka yang memuji-Nya”
8. Sujud dengan membaca: Subhaana robbiyal a’la wabihamdih.
Artinya: “Maha suci tuhan yang maha tinggi serta memuji lah aku kepadanya.”
Atau bacaan doa sujud lainnya:
Subhaanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir lii.
Artinya: “Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu, Ya Allah, berilah ampunan untukku.”
9. Bangkit dari sujud dan duduk di antara dua sujud, yakni duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan, atau disebut juga duduk iftirasy. Berikut bacaan saat sedang duduk di antara dua sujud:
Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.
Artinya: “Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rezeki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.”
10. Setelah selesai membaca doa, sujud kembali sebagaimana yang pertama dengan bacaan doa yang sama.
11. Kemudian bangkit sambil bertakbir. Salat rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama. Didahului dengan membaca surat Al-Fatihah, surat pendek, rukuk, i’tidal, dan disambung dengan membaca doa qunut yang dilakukan oleh imam.
Doa qunut saat salat subuh berjamaah ini hukumnya sunnah. Beberapa aliran nggak membaca doa qunut, sementara aliran lain membacanya. Keberagaman variasi ini nggak perlu bikin kita berkonflik sesama umat muslim. Sebab, menurut Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK, tata cara dalam beribadah itu selalu berlapang-lapang. Banyaknya pilihan ini juga bisa membuat salat kita lebih variatif dan nggak membuat kita melamun saat salat karena sudah terbiasa membaca satu bacaan yang sama terus-terusan.
12. Setelah membaca doa qunut, lanjutkan gerakan dan bacaan salat seperti di rakaat pertama, yakni sujud, duduk di antara dua sujud, melakukan tasyahud akhir atau tahiyat akhir. Berikut adalah bacaan saat tasyahud akhir:
At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. As salaamu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu’alaina wa’alaa ibaadillaahishaalihiin. Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.
Allaahumma shalli’alaa muhammad, wa’alaa aali muhammad. Kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. Wabaarik’alaa muhammad wa alaa aali muhammad. Kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil’aalamiina innaka hamiidum majiid.
Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan, serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkaulah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam.”
13. Kemudian diakhiri dengan salam ke kanan dan ke kiri:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Saat menunaikan ibadah salat fardu, sangat dianjurkan untuk melakukannya dengan tuma’ninah dalam rukuk, sujud, duduk, dan berdiri. Menurut Dr. H. Muh. Mu’inudinillah Basri, Lc., M.A melalui bukunya, Panduan Shalat Lengkap, tuma’ninah secara istilah bermakna orang yang mengerjakan rukuk, sujud, duduk, atau berdiri itu harus mendiamkan anggota badannya hingga menjadi tenang terlebih dahulu, baru sesudah itu dilanjutkan dengan gerakan berikutnya.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Orang Islam yang Nggak Salat Bukan Musuh.