Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Anime

Naruto dan Tokusatsu Difatwa Haram? Murid SMP Saya Jadi Galau Dibuatnya

Sofyan Aziz oleh Sofyan Aziz
26 Juli 2020
A A
kurama Jangan-jangan Pemerintah Kita Kena Genjutsu Mata Bulan alias Eye of The Moon Madara naruto tsuki no me mojok.co

Jangan-jangan Pemerintah Kita Kena Genjutsu Mata Bulan alias Eye of The Moon Madara naruto tsuki no me mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

“Hukum nonton anime Jepang seperti Naruto dan Tokusatsu itu bagaimana, Pak? Soalnya saya lihat di Youtube ada hukumnya,” begitu kira-kira chat wasap salah seorang siswa saya.

Sekilas, saya menangkap dua makna yang terkandung dalam pertanyaan ini. Pertama, tentang kepedulian siswa SMP tentang hukum sesuatu. Kedua, tentang sikap kritisnya terhadap kesahihan hukum di kanal Youtube. Namun di tulisan ini, saya tidak akan menguraikan bagaimana jawaban saya terhadap pertanyaannya, biarlah ini menjadi rahasia saya dengan dia.

Yang penting diuraikan di sini justru tentang esensi yang lain. Sebuah pertanyaan yang menarik sekaligus menggelitik. Tentang tayangan anime, suatu hal yang sudah lama saya lupakan. Kalau Naruto sekilas saya tahu. Tapi kalau Tokusatsu, ah makhluk apa lagi ini? Jadi penasaran saya.

Maka demi menjaga kapabilitas seorang guru yang mampu menjawab apa pun pertanyaan dari siswa, lantas saya mencoba mencari eksistensi Tokusatsu ini Google. Ternyata ia tak beda jauh dengan si Naruto ini, hanya beda konsep, menurut saya, ya. Meski awalnya saya mengira ia semacam monster atau apalah.

Dari pertanyaan di atas, setidaknya ada tiga perspektif yang bisa digali. Pertama persoalan psikologis, kedua kesadaran beragama, ketiga fenomena media sosial.

Pertama, kita tahu bahwa usia remaja merupakan usia krusial dalam usaha mencari jati diri. Mencari rupa persona yang pas untuk dirinya. Mana yang menarik menurut mereka, akan dicoba. Bentuk sisiran rambut, model baju dan celana, atau sekadar mencoba tren ngomong “Which is….”.

Belum lagi dengan pergaulan sosial, bagaimana mencari teman yang asyik bagi mereka? Bagaimana membribik gebetan? Ya persoalan-persoalan seperti itu. Hal-hal yang bagi orang dewasa, terkadang, dipandang remeh.

Lantas, ketika tiba-tiba salah seorang siswa saya ada yang bertanya agak berat tentang hukum agama nonton Naruto dan Tokusatsu, saya beraumsi ada yang salah dengan kondisi psikologis anak ini. Atau, bisa jadi memang saya yang ketinggalan info tentang pesatnya perkembangan remaja masa kini.

Baca Juga:

Pengalaman Belajar Ilmu Tenaga Dalam di Pesantren Berharap Bisa Rasengan Kayak Naruto

Perbandingan Jumlah Guru dan Murid yang Ideal serta Keberadaan Support System Adalah Rahasia Kecerdasan Upin Ipin dan Naruto

Persoalan remaja yang dewasa sebelum waktunya, mungkin menjadi salah satu penyebabnya. Mungkin, lho, ya.

Selama ini, saya mengira masa remaja adalah masa hura-hura. Bersenang-senang bersama kelompoknya. Bisa bahagia dengan makan rujak bersama atau nyolong mangga tetangga. Namun ternyata, beberapa pemikiran mereka ada yang sudah sepesat itu perkembangannya.

Perkembangan berpikir mereka ternyata bisa di luar dugaan. Kegalauan tentang cinta monyet dulunya, sekarang bergeser ke persoalan hukum nonton Naruto. Sebuah pertanyaan yang abstrak dan absurd dalam hemat saya.

Yang kedua, persoalan kesadaran beragama, yang ternyata sekarang ini bukan lagi hegemoni orang dewasa. Semangat beragama nampaknya juga sedang berkobar dalam diri para remaja. Jika tidak segera diberi perhatian lebih, akan membahayakan.

Remaja, nyatanya sekarang bisa galau sama persoalan beragama. Dan begitu peduli perihal halal-haramnya tontonan Naruto dan semacamnya.

Yang ketiga, korelasi antara semangat beragama remaja dengan beragamnya tontonan di kanal Youtube. Ini juga bisa membuat kekhawatiran tersendiri. Di tengah peran penting pergolakan pemikiran para remaja.

Salah-salah, Youtube bisa menjadi rujukan yang tak semestinya. Sebab kita tahu kebenaran sebuah tontonan di Youtube tak bisa begitu saja ditelan mentah-mentah. Setidaknya masih perlu difilter, terutama oleh orang tua dan guru.

Saya tidak sedang mengatakan Youtube itu melulu jelek, masih banyak hal baik di dalamnya. Namun, persoalan “man behind the gun” perlu diperhatikan juga. Artinya, bukan Youtube yang salah, tapi bisa jadi para objek penikmat yang salah memaknainya. Seberapa mampu para remaja itu berlaku sebagai “imam” bagi dirinya dalam menikmati tayangan seperti Naruto dan Tokusatsu?

Idealnya, para remaja itu hendaknya jangan dulu menjadi “imam” bagi pasar per-Youtube-an, apalagi sok-sokan menjadi “imam”. Atau jangan-jangan, persoalannya karena tak ada yang mau dan mampu menjadi imam” bagi mereka.

Sebab, para remaja masih butuh arahan dalam menyeleksi tontonan yang mendidik dan perlu, hingga mampu menunjukkan mana tontonan yang benar dan tidak. Seperti misalnya “fatwa haram” nonton Naruto dan Tokusatsu. Dibutuhkan sosok yang lebih mengerti dan bertanggung jawab untuk menjadi rujukan.

Fenomena ini merupakan sebuah kemajuan yang luar biasa. Bilamana pendakwah mampu mengemasnya secara elegan, niscaya ini bisa menjadi alternatif jalan pedang berdakwah. Untuk menyebarluaskan ilmu dan hikmah yang semestinya.

Selanjutnya, penggunaan filter-filter seperti batasan usia yang bisa menonton tayangan tertentu, nampaknya perlu diperluas cakupannya. Bukan hanya merujuk pada tontonan berbau pornografi atau kekerasan saja. Konten-konten agama kayaknya juga perlu perlu diberi filter.

Walhasil, dengan kemampuan “ustaz Youtube” yang bisa mempengaruhi pola keberagamaan seseorang, maka kemudian dibutuhkan usaha yang lebih sistematis dan berkesinambungan. Usaha dari segenap elemen masyarakat, untuk bersama-sama menaruh porsi perhatian lebih besar terhadap fenomena ini.

Sehingga, tayangan dari “para ustaz yang budiman tadi”, bisa diikuti dengan baik dan benar sesuai kaidah umum yang berlaku. Tentu saja, tayangan yang tanpa pretensi fanatisme berlebihan, utamanya bagi segenap jamaah Yutubiyah, yang gampang galau itu.

BACA JUGA Mengenang Papa T Bob: Maestro Pencipta Lagu Anak-anak yang Tak Lekang Zaman atau tulisan Sofyan Aziz lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Januari 2022 oleh

Tags: animehukum agamahukum islamnarutotokusatsu
Sofyan Aziz

Sofyan Aziz

Esais dan pendidik

ArtikelTerkait

Anime Genre Isekai Isinya Gitu-gitu Aja, kalau Nggak Ketabrak Truk, ya Isinya Harem

Anime Genre Isekai Isinya Gitu-gitu Aja, kalau Nggak Ketabrak Truk, ya Isinya Harem

17 Oktober 2023
Jika Era Shinobi Berakhir, Ini 5 Pekerjaan yang Cocok Dilakoni Karakter di Naruto terminal mojok.co

Jika Era Shinobi Berakhir, Ini 5 Pekerjaan yang Cocok Dilakoni Karakter di Naruto

18 Oktober 2020
3 tokoh anime serial monkey d dragon mojok

3 Karakter Anime Ini Layak Punya Serial Sendiri

9 September 2020
iklan tepung bumbu sasa

Iklan Tepung Bumbu Sasa Kayak Anime, Apa Sengaja Ditujukan untuk Wibu?

28 April 2020
Memahami Penyebab Jerawat biar Muka Tetap Glowing Kayak Levi Ackerman terminal mojok.co

Yang Akan Terjadi Andai Levi Ackerman Tumbuh di Lingkungan Pesantren

9 Januari 2021
Mudahnya Melupakan Karya Medioker dan Perkara One Piece vs Naruto yang Belum Usai No Debat! One Piece Lebih Baik daripada Naruto

No Debat! One Piece Lebih Baik daripada Naruto

22 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.