Mengenang Papa T Bob: Maestro Pencipta Lagu Anak-anak yang Tak Lekang Zaman – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Hiburan Musik

Mengenang Papa T Bob: Maestro Pencipta Lagu Anak-anak yang Tak Lekang Zaman

Sofyan Aziz oleh Sofyan Aziz
12 Juli 2020
0
A A
Papa T Bob anak lagu anak mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Jika kamu mengenal dengan sangat baik nama Papa T Bob, berarti kita seumuran. Beliau seorang pencipta lagu yang nyaris tak tertandingi pada zamannya. Jika ada lagu anak-anak rilis yang enak didengar, pasti itu ciptaan Papa T Bob. Beliau pencipta lagu yang selalu dikenang oleh anak-anak yang menikmati karyanya.

Dia bukan penyanyi hebat, dia ‘hanya’ seorang pencipta lagu. Kita tahu, level keterkenalan pencipta lagu itu rata-rata berada satu strip di bawah level penyanyi. Maka ketika anak-anak bisa mengingat nama seorang pecipta lagu, ini menandakan betapa melegendanya beliau.

Beliau muncul ketika lagu-lagu pop cengeng sedang merasuki benak para pemuda pada zamannya. Bahkan fenomena lagu cengeng ini yang membuat seorang menteri harus turun tangan untuk menetralisirnya. Beruntung kita para anak-anak pada waktu itu tidak ikut-ikutan “gelas-gelas kaca”. Anak-anak pada waktu itu sudah mempunyai kenikmatan yang berbeda dengan kaum dewasa lain. Anak-anak mempunyai lagu sendiri, yang dinyanyikan oleh para sebaya, dengan tema yang khas anak-anak. Jauh dari aroma cinta-cintaan dan patah hati. Inilah salah satu berkah seorang Papa T Bob.

Beberapa karya monumental dari Erwanda Lukas, nama asli dari Papa T Bob, misalnya ‘Bolo-bolo’ yang dipopulerkan oleh Tina Toon, atau ‘Si Nyamuk Nakal’ oleh Enno Lerian, ‘Si Lumba-lumba’ oleh Bondan Prakoso, dan ‘Tanteku’ oleh Trio Kwek-kwek. Itu hanya sepenggal karya beliau, yang bahkan sampai sekarang para penyanyinya masih nampak menghiasi panggung hiburan tanah air.


Entah kenapa setiap lagu yang ia ciptakan bisa meledak dan nyaman mampir di telinga para bocah. Lagunya bisa ditirukan dengan lincah, dan begitu mudah dihafalkan liriknya, dengan nada-nada yang sederhana. Karirnya semakin menanjak seiring trend penyanyi cilik yang mempunyai pangsa pasar tersendiri.

Hingga kemudian lamat-lamat lagu anak-anak, penyanyi anak-anak, pencipta lagu anak-anak, pokoknya yang bergenre anak-anak mulai ditinggalkan penggemarnya. Memasuki medio 2000-an, pelan-pelan anak-anak kita mulai asyik bergoyang dan bersenandung lagu-lagu dewasa. Munculnya band-band cadas ataupun yang ngepop membuat sebagian anak-anak, yang peniru ini, akhirnya turut mengkonsumsi karya lagu dewasa.

Papa T Bob juga ikut tenggelam, meredup bersama dengan lagu anak-anak yang telah ia rawat dan ia besarkan. Sebenarnya saya masih terus saja berharap entah suatu saat, lagu anak-anak bisa kembali menghiasi hari-hari anak-anak kita. Sedih rasanya melihat anak-anak tak berdosa dengan riang menyanyikan lagu yang seharusnya untuk orang-orang usia di atas mereka. Sungguh kesalahan terbesar bagi kita semua.

Namun ternyata harapan itu harus saya kubur dalam-dalam, begitu mendengar beliau telah pergi meninggalkan kita semua untuk selamanya. Setitik harapan mudahan-mudahan kelak akan tumbuh Papa T Bob yang lain.

Fenomena media sosial, Tik Tok, ataupun Youtube, seharusnya bisa mendongkrak kembali popularitas lagu anak-anak. Dengan teknologi ini, kita bisa dengan mudah mempopulerkan karya hanya dengan berbekal alat seadanya. Dengan bermodal sedikit kuota. Syukur-syukur video unggahan kita bisa trending. Ya trending, sebuah kata yang akhir-akhir ini banyak membuat orang menjadi gila.

Harapan munculnya kembali lagu anak, membuat setidaknya ada hiburan lain untuk mereka. Sehingga mereka tidak hanya nonton review game melulu, atau menonton acara ‘prank-prenk’, atau melihat anak-anak kita menonton sambil bersenandung lagu ciptaan Denny Caknan misalnya. Yang ideal adalah melepaskan anak-anak menikmati lagu yang sesuai dengan usia dan perkembangan mereka.

Lantas, apakah pengharapan saya ini terlalu muluk-muluk jika perginya almarhum kita tandai sebagai sebuah momentum kebangkitan lagu-lagu anak. Ya lagu anak yang semestinya, bukan lagu dewasa yang dinyanyikan oleh anak-anak. Mati satu tumbuh seribu, maka jika satu Papa T Bob meninggal seharusnya diikuti tumbuhnya seribu Papa T Bob, iya kan.

Toh sebenarnya penyanyi cilik tetap ada, sesuai zaman mereka. Penyanyi cilik yang pantas dilambungkan namanya. Misalnya saja Arda, yang kemarin diorbitkan oleh The Godfather of Broken Heart. Anak yang berkebutuhan khusus yang oleh sang maestro. Judul lagu ‘Ayah’ atau ‘Kagem Ibu’ misalnya. Yah, walaupun belum sebooming ketika Arda menyanyikan lagu ‘Tatu’ sih. Tapi setidaknya ini melegakan. Lebih melegakan lagi jika sang maestro tidak secepat ini meninggalkannya.

Saya tidak sedang mendikte selera musik anak generasi sekarang, seolah dipaksa menikmati lagu anak-anak. Kita lebih tidak tega jika melihat anak-anak kita tak bisa bersenandung satu nada pun kala belajar atau waktu bermain. Sebab memang tak ada lagi lagu anak untuk mereka.

Semoga saya kita akan menemui bangkitnya lagu anak di belantika musik nasional. Dengan ini, mudah-mudahan Papa T Bob bisa tersenyum di surga.

BACA JUGA Sulitnya Menemukan Studio Musik di Masa Sekarang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Januari 2022 oleh

Tags: Lagu Anakpapa t bob
Sofyan Aziz

Sofyan Aziz

Esais dan pendidik

Artikel Lainnya

10 Lagu Anak Berbahasa Indonesia yang Perlu Dihafalkan terminal mojok

10 Lagu Anak Indonesia yang Perlu Dihafalkan Orang Dewasa

4 November 2021
Kumpulan Lagu Anak-anak yang Liriknya Terasa Problematik terminal mojok

Kumpulan Lagu Anak-anak yang Liriknya Terasa Problematik

27 Agustus 2021
Sejarah ‘Ayang-ayang Gung’, Lagu Anak Sunda tentang Bangsawan yang Haus Kekuasaan terminal mojok

Sejarah ‘Ayang-ayang Gung’, Lagu Anak Sunda tentang Bangsawan yang Haus Kekuasaan

7 Juni 2021
Alasan Kita Bisa Hafal Lirik Lagu, Meski Jarang Mendengarkannya

Pesan Moral dari Lagu Anak, “Johny Johny Yes Papa”

11 Mei 2020
THR anak orangtua

Daripada Harap-Harap Cemas Soal THR, Mending Kenali Orang Tua Lewat ‘Lagu Anak’-nya Fajar Merah

2 Juni 2019
Pos Selanjutnya
bermain gitar mojok

5 Hal yang Saya Alami Ketika Belajar Bermain Gitar

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Fitur Canggih pada Mobil yang Sebenarnya Nirfaedah Terminal Mojok

Fitur Canggih pada Mobil yang Nirfaedah

14 Mei 2022
Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

5 Mei 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Dubes Palestina: Perjuangan Melawan Israel Dilanjutkan Anak-anak Muda
    by Arif Hernawan on 17 Mei 2022
  • Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70
    by Yvesta Ayu on 17 Mei 2022
  • D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini
    by Redaksi Mojok on 16 Mei 2022
  • Di Balik Kemudi Bus Eka ‘Belahan Jiwa’, Teman Para Pejuang Rupiah
    by Deddy Perdana Bakti on 16 Mei 2022
  • Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT
    by Thariq Munthaha on 16 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=H_-ObSbVslU

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In