Beberapa waktu lalu, ibu saya minta dibelikan mukena. Tapi, beliau mintanya mukena travel. Katanya sih biar praktis. Jadi seumpama beliau mau ziarah atau pergi ke pengajian, tasnya bisa tetap ramping dan enteng. Karakteristik mukena travel kan memang begitu. Mungil sehingga nggak makan tempat.
Setelah memilih di beberapa online store, pilihan ibu jatuh ke mukena travel warna abu yang tasnya hanya seukuran tempat pensil suvenir nikahan. Meskipun wadahnya terlihat kecil, halaman spesifikasi produk menyebutkan bahwa mukena berukuran jumbo. Dengan kata lain, mukena tersebut aman dipakai orang dewasa. Selain itu, bahannya juga nggak menerawang menurut review para pembeli. Gas check-out!
Daftar Isi
Nggak sepraktis yang dibayangkan
Sayang seribu sayang, saat pesanan sampai di tangan, apa yang terjadi nggak sesuai dengan angan-angan. Ini bukan soal kualitas produk yang nggak sesuai deskripsi maupun review pembeli, ya. Semua sesuai, kok. Mukenanya beneran jumbo dan nggak menerawang.
Hanya saja ada satu kekurangan mukena travel yang tidak disebutkan di review pembeli maupun di deskripsi produk (ya kali disebutin). Kekurangannya adalah mukena travel ini ketika sudah keluar dari wadahnya, susah banget untuk dilipat dan dimasukkan kembali. Butuh kesabaran ekstra dan waktu yang cukup lama supaya mukena dapat terlipat dengan sempurna dan masuk ke dalam tas.
Makin kecil wadah tasnya, makin susah dan makin lama melipatnya. Saking lamanya, sampai bisa masuk ke waktu salat berikutnya.
Kamu yang sumbu pendek, dijamin nggak bakal jodoh dengan mukena jenis ini. Marai emosi, Lur~
Katanya mukena travel, tapi sebenarnya nggak cocok buat traveling
Dengan bentuknya yang mungil, mukena travel memang nggak makan banyak ruang di dalam koper maupun tas. Bahkan ada beberapa mukena travel yang ukurannya hanya segenggam telapak tangan, hingga bisa dimasukkan ke dalam saku celana.
Namun fakta bahwa mukenah travel ini susah untuk dimasukkan kembali ke dalam wadah membuat saya berpikir bahwa mukenah travel ini nggak cocok untuk traveling. Terutama jika kamu pergi bersama dengan rombongan.
Bayangkan situasinya seperti ini. Kamu dan rombongan berhenti untuk salat di masjid. Saat rombongan yang lain sudah selesai salat, bahkan sudah kembali ke dalam bus, kamu masih duduk dalam masjid sambil nguel-nguel mukena. Bolak-balik bongkar lipat mukena supaya bisa masuk ke dalam tas. Sayangnya, lagi-lagi lipatannya kurang kecil. Kamu bongkar lagi, lipat lagi, tapi ritsleting tasnya tetap saja nggak bisa bisa tertutup sempurna.
Sementara itu di dalam bus, satu rombongan lagi misuh-misuh nungguin kamu. Modyarrr!
Cara menyiasati biar nggak emosi
Demi bisa memasukkan mukena travel kembali ke dalam wadahnya, ada beberapa hal yang biasanya dilakukan oleh para pengguna. Mulai dari bolak-balik mengelus permukaan mukena tiap bikin lipatan baru, menekan paksa mukena masuk dalam wadah, sampai menggulung maju mundur, kiri kanan, wadah mukena supaya sepertiga bagian mukena yang masih mencotot bisa masuk ke dalam. Semuanya sama. Sama-sama ribet dan makan waktu.
Pada akhirnya, satu-satunya hal yang menarik dari mukena travel hanyalah fakta bahwa benda ini nggak makan tempat. Selebihnya, mukena travel lebih banyak bercerita tentang keriweuhan saat melipat dan memasukkan ulang. Yakali untuk sekadar melipat mukena, kita harus bener-bener putar otak biar berhasil. Beuh, ini mukena apa soal matematika?
Kalau saya pribadi, mending mukena biasa aja lah. Sat set sat set. Kelar. Kalau kamu?
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Rekomendasi Toko Perlengkapan Salat di Shopee yang Murah Meriah dan Mewah.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.