ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Mimpi Buruk Festival Musik Tahun 2019 di Indonesia

Iqbal AR oleh Iqbal AR
2 Desember 2019
A A
Mimpi Buruk Festival Musik Tahun 2019 di Indonesia
Share on FacebookShare on Twitter

Sepakat atau tidak, tahun 2019 menjadi tahun yang menyenangkan bagi dunia musik di Indonesia. Banyak sekali musisi yang mengeluarkan karya terbaru. Mau itu musisi mainstream atau musisi sidestream. Karya-karya mereka yang bagus-bagus ini juga berimbas pada sorotan yang lebih banyak lagi. Panggung mulai banyak, dan membaurnya musisi kedua aliran tersebut menjadi hal yang cukup menyejukkan. Meskipun tahun 2019 masih menyisakan beberapa pekan saja, tapi tahun 2019 layak dijadikan tahun yang indah untuk dunia musik Indonesia.

Tapi keindahan ini harus dinodai dengan beberapa mimpi buruk yang sayangnya cukup memalukan. Mimpi buruk tersebut adalah kacaunya beberapa festival musik di Indonesia yang digelar selama tahun 2019. Setidaknya, ada tiga festival musik skala besar yang bisa dibilang gagal secara penyelenggaraan. Seakan tidak mau belajar dari kesalahan sebelumnya, kejadian ini masih saja terjadi dan merugikan semua pihak yang terlibat.

Festival musik pertama yang kacau balau adalah Lalala Fest. Festival musik yang diadakan sekitar Februari 2019 ini bisa dibilang menuai banyak hujatan. Mulai dari jauhnya jarak antara tempat parkir dan venue festival, sambatan masalah hujan yang turun ketika festival berlangsung, hingga katanya ada salah satu penampil internasional yang batal tampil. Kekacauan festival ini mengakibatkan kolom komentar di instagram Lalala Fest ramai hujatan. Ada yang sekadar menghujat, hingga ada yang meminta untuk uang mereka kembali.

Festival musik lain yang mengalami nasib serupa adalah Lokatara Fest. Festival yang digelar bulan November kemarin benar-benar menjadi mimpi buruk dunia musik di Indonesia. Kegagalan festival ini dimulai ketika hampir semua penampil internasional membatalkan penampilan mereka di Lokatara Fest di jam-jam terakhir. Usut punya usut, alasan mereka membatalkan penampilan mereka adalah tidak selesainya urusan administrasi antara pihak artis dan penyelenggara. Bahkan, visa mereka belum juga diurus oleh pihak penyelenggara sampai hari H.

Ini menjadi hal yang memalukan bagi Indonesia. Bukan hanya karena mengundang musisi internasional dan batal tampil, tetapi urusan visa dan fee yang harusnya diutamakan, malah belum dibayar sampai hari H. Bahkan visa dari salah satu musisi internasional sempat disita oleh pihak imigrasi. Ini memang sudah parah. Bahkan juga berpengaruh pada artis-artis lokal yang main. Mulai dari acara molor, setlist yang terpotong, hingga sepinya penonton yang hadir.

Festival terakhir yang cukup chaos adalah Musikologi 2019. Festival musik yang baru saja digelar beberapa hari lalu ini kacau bukan main. Mulai dari acara yang molor berjam-jam, data soundcheck beberapa musisi yang hilang (sengaja/tidak sengaja hilang?), hingga batal tampilnya dua penampil yang mengakibatkan kemarahan penonton. Panggung dirubuhkan, ada tenda yang dibakar, alat-alat dirusak, hingga ada sedikit penjarahan terjadi ketika kemarahan itu meluap.

Kekacauan mulai terjadi ketika panggung tiba-tiba mati tanpa pemberitahuan. Ditambah lagi, menurut klarifikasi dari pihak Musikologi 2019 ada sabotase genset dari pihak keamanan. Meskipun pada akhirnya sudah berhasil dihidupkan kembali, kerusuhan ternyata sudah terjadi. Ada penjarahan dari beberapa penonton ke panggung dan juga backstage. Bisa dibilang kemarahan ini adalah imbas dari kacaunya koordinasi dari pihak penyelenggara, meskipun apa yang dilakuakan beberapa penonton ini juga sangat berlebihan.

Sebenarnya, apa yang dialami Lalala Fest, Lokatara Fest, dan Musikologi 2019 bisa saja diatasi jika mereka tahu apa yang harus dilakukan. Seperti antisipasi cuaca, antisipasi acara molor, koordinasi keamanan, hingga mengurus visa dan membayar fee jika seperti kasus Lokatara Fest. Setidaknya kalau tidak bisa mengurus sendiri, pakailah EO yang handal dan professional gitu. Kalau begini kan banyak yang rugi, dan ruginya jelas besar. Tapi untuk kasus Musikologi 2019, mereka cukup sigap untuk segera melakukan klarifikasi. Dari situ kita tahu bahwa ada pihak-pihak yang melakukan sabotase dan tidak bertanggung jawab.

Bagi penonton juga sama, ada hal-hal yang harus diperhatikan juga. Penonton Musikologi 2019 terutama, yang ikut menghancurkan panggung dan melakukan penjarahan. Itu jelas tidak dibenarkan, meskipun kemarahan mereka sangat memuncak. Ayolah, kalian ini penonton festival musik yang berbayar lho. Saya tahu, mungkin kalian sudah berbulan-bulan menabung untuk beli tiket. Tapi ya jangan bermental Satpol PP yang ketika ada hal yang tidak sesuai asal menghancurkan saja. Siapa yang dirugikan? Jelas vendor yang punya alat dan panggung. Para penyelengara akan sedikit kesusahan kalau mau sewa atau atau sewan panggung nantinya.

Ya semoga tidak ada lagi kasus serupa di tahun depan. Semoga juga beberapa penyelenggara belajar dari kasus Lalala Fest, Lokatara Fest, dan Musikologi 2019 supaya tidak terjadi kejadian seperti itu lagi. Banyak banget lho yang dirugikan.

BACA JUGA Mendukung Ide Festival Musik Warnet/Festival Generasi 2000-an atau tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Desember 2019 oleh

Tags: festival musikLalala FestLokatara FestMusikologi 2019
Iqbal AR

Iqbal AR

Menulis, menulis, menangis

ArtikelTerkait

Festival Musik Gagal Lantas Penonton Marah dan Menjarah, Wajarkah?

Festival Musik Gagal Lantas Penonton Marah dan Menjarah, Wajarkah?

4 Desember 2019
5 Starter Pack Anak Muda Jompo Saat Festival Musik Mojok.co

5 Starter Pack Remaja Jompo Saat Nonton Festival Musik

26 September 2024
Kapan Temanggung Punya Festival Musik?

Kapan Temanggung Punya Festival Musik?

14 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
gaji dua digit staf admin Dear Fresh Graduate, Gaji Pas-pasan Belum Tentu Rezeki Juga Pas-pasan

Dear Fresh Graduate, Gaji Pas-pasan Belum Tentu Rezeki Juga Pas-pasan

sarjana pendidikan guru nasihat kiai mengajar Jangan Jadi Guru Kalau Baperan, kecuali Hatimu Sanggup Legawa PPG

Jangan Jadi Guru Kalau Baperan, kecuali Hatimu Sanggup Legawa

Berbicara Soal Tempo yang Remehkan Milenial

Berbicara Soal Tempo yang Remehkan Milenial

Terpopuler Sepekan

Berkunjung ke Perpustakaan Daerah Wonosobo Bikin Saya Salah Fokus. Niat Baca Malah Jadi Nonton Ibu-ibu Senam di Taman

Berkunjung ke Perpustakaan Daerah Wonosobo Bikin Saya Salah Fokus. Niat Baca Malah Jadi Nonton Ibu-ibu Senam di Taman

9 Juni 2025
4 Pertanyaan yang Sebaiknya Nggak Ditanyakan kepada Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) karena Bikin Emosi alumni UM

Jadi Alumni UM Itu Enak: Kebanggaannya Tanpa Beban, Biasa Saja, dan Sak Madyane  

12 Juni 2025
Usaha Toko Sembako di Desa Bikin Boncos. Jam Buka Menyesuaikan Teriakan Tetangga, Saldo ATM Nggak Bertambah pula

Usaha Toko Sembako di Desa Bikin Boncos. Jam Buka Menyesuaikan Teriakan Tetangga, Saldo ATM Nggak Bertambah pula

11 Juni 2025
Pacitan (Hampir) Bisa Mengalahkan Banyuwangi dan Malang, tapi Kalah Gara-gara Satu Hal Ini

Pacitan (Hampir) Bisa Mengalahkan Banyuwangi dan Malang, tapi Kalah Gara-gara Satu Hal Ini

14 Juni 2025
Orang Kampung Pertama Kali Jajan Starbucks Kebingungan, Kebanyakan Tawaran Tambahan dan Penamaan Ukuran Minuman yang Aneh. Bikin Kapok! Mojok.co

Kebingungan Orang Kampung Pertama Kali Jajan Starbucks, Kebanyakan Penawaran dan Istilah Aneh

12 Juni 2025
Jogja dan Lamongan Itu Saudara Kembar: Sama-sama Punya Masalah Upah Rendah, dan Sama-sama Susah Jadi Pemimpin!

Jogja dan Lamongan Itu Saudara Kembar: Sama-sama Punya Masalah Upah Rendah, dan Sama-sama Susah Jadi Pemimpin!

14 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Bukan Janji, Tapi Jalan : 100 Hari Pertama Masa Kepemimpinaan Wali Kota Solo
  • 14 Tahun Pakai Yamaha Xeon, Motor Butut yang Kuat Menerjang Jalanan Terjal Tasikmalaya ke Pantai Pangandaran
  • Pernah Ditolak Unair, Kini Jadi Mahasiswa Berprestasi di Kampus Nggak Favorit usai Bikin Bisnis yang Ramah Lingkungan
  • Pengalaman Pertama Orang Klaten Naik KRL Jogja-Solo, Sok-sokan Berujung Malu karena Tak Paham Kursi Prioritas dan Salah Turun Stasiun
  • Jadi Driver Gojek untuk Cari Duit Malah Tekor Terus Kena Order Fiktif, Hidup Tertolong Promo
  • Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.