ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Mesut Ozil vs Willian: Mahalnya Sebuah Gesture dan Zaman yang Terus Bergerak

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
19 Agustus 2020
A A
Arsenal Mesut Ozil, Mohon Maaf, Sudah Waktunya Kamu Pergi MOJOK.CO

Arsenal Mesut Ozil, Mohon Maaf, Sudah Waktunya Kamu Pergi MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Semifinal Liga Champions, PSG vs RB Leipzig, membuat saya merenung selama beberapa saat. Sepak bola intensitas tinggi seperti ini adalah hal umrah untuk mengunci lawan. Bayern pun memamerkannya ketika menenangkan Barcelona. Bagi fans Arsenal, unjuk variasi taktik seperti ini semakin menegaskan pentingnya Willian, bukan Mesut Ozil.

Narasi zaman yang terus berubah ketika membicarakan playmaker tradisional pasti sudah sering kamu dengar. Sekarang ini adalah sebuah zaman di mana playmaker tradisional harus mau melebur dirinya yang lama lalu membangun identitas baru. Tanpa kemauan dan kemampuan beradaptasi, playmaker seperti Mesut Ozil bakal tergilas. Dan, mohon maaf, pertanda itu sudah terlihat sejak beberapa tahun yang lalu.

Sebelum lebih jauh, saya bukan haters Mesut Ozi, bukan pula yang mendukung si pemain. Saya ada di pihak Arsenal. Tolong dicatat….

…dan laga PSG vs Leipzig itu seakan-akan menguatkan kegelisahan saya. Bahwa tidak lama lagi, Mesut Ozil akan kehilangan tempat di Arsenal. Namun, sekali lagi, ini bukan “analisis mati”. Masih terbuka peluang pemain asal Jerman itu berubah, beradaptasi. Sesuai omongannya sendiri ketika wawancara dengan David Ornstein.

Saya ingin mengajak kamu melihat kembali cara PSG memaksimalkan kelebihan mereka. Tidak hanyak sebetulnya, cuma 2, tetapi sangat mematikan. Kelebihan yang bisa digunakan untuk menganalisis skuat Arsenal ketika Willian bermain kelak. Kelebihan yang sekali lagi menegaskan bahwa di Liga Champions, efektif dan efisien selalu lebih unggul.

Kelebihan pertama: kemampuan 3 gelandang untuk menekan dengan garis pertahanan tinggi dan intensitas yang juga tinggi. Marquinhos, Ander Herrera, dan Leandro Paredes punya 2 kemampuan yang menunjang: timing menekan lawan yang membawa bola dan mempertahankan pengusaan dengan umpan-umpan pendek cepat.

Ketiga pemain ini menjadi semacam jembatan ketika PSG hendak memindahkan penguasaan dari sisi ke sisi. Mengingat Leipzig bermain dengan bentuk 4-1-4-1/4-4-2 narrow, 3 pemain tengah PSG harus waspada dan berpikir cepat. Ketiganya juga punya pressing resistance yang baik ketika bisa mempertahankan bola dari tekanan pemain Leipzig.

Syaratnya adalah kecepatan berpikir, kemampuan umpan, dan punya fisik yang baik untuk menahan benturan lawan sembari menguasai bola. Willian, yang sempat diwacanakan bermain sebagai hybrid #8 di bentuk 3 gelandang punya kemampuan di atas. Terutama kelebihan 1 vs 1 di ruang sempit.

Willian juga punya kecepatan untuk melakukan counter press ketika kehilangan bola. Kecepatannya sangat mendukung. Mesut Ozil bukannya tidak punya kemampuan di atas. Namun, situasi di atas lapangan harus sangat spesifik. Misalnya Mesut Ozil tidak ditekan secara intens oleh lebih dari 1 lawan sampai adu badan.

Ketika tidak bermain baik, gersture Mesut Ozil menjadi semacam penghakiman. Raut mukanya yang sendu, mata yang sayu, dan bahasa tubuhnya membuat mantan pemain Real Madrid ini mudah sekali menjadi sasaran tembak. Celakanya, yang dinilai oleh fans, pertama-tama, adalah soal tampilan. Sudah, akui saja. Gesture ini membuat banyak fans dengan mudah menyebut Mesut Ozil sebagai pemain lembek atau malas.

Dia menjadi terlihat sudah sangat tidak kompatibel dengan sepak bola zaman sekarang yang cepat, keras, dan pragmatis. Zaman yang terus bergerak juga “memaksa” pemain untuk bisa bermain di banyak posisi. Semakin sedikit role yang bisa dimainkan, makin tidak disukai oleh pelatih. Kenyataan seperti ini tidak bisa dilawan. Kamu bisa melawan zaman?

Willian bisa bermain di banyak role. Mulai dari penyerang sayap, penyerang di belakang striker utama, gelandang serang, hingga gelandang sentral. Gampangnya begini: Santi Cazorla, beradaptasi dari seorang winger kreatif, menjadi gelandang serang, lalu di akhir masa bakti bersama Arsenal menjadi gelandang sentral.

David Silva bersam Manchester City juga begitu. Beradaptasi dari seorang winger kreatif semasa membela Valencia, lalu berubah menjadi gelandang serang, dan akhirnya gelandang sentral yang menyokong Kevin De Bruyne dan Fernandinho.

Perubahan posisi dan role memaksa para pemain kreatif untuk mengambang sisi yang sebelumnya belum diasah: yaitu kontribusi bertahan. Mereka tidak lari dari kontak fisik dan tugas untuk melakukan pressing selama 90 menit. Tuntutan seperti ini yang, sampai sekarang, belum bisa ditunjukkan Mesut Ozil.

Kelebihan kedua yang ditunjukkan PSG: menggunakan 3 pemain yang jago 1 vs 1. Neymar, Mbappe, dan Di Maria bukan hanya jago 1 vs 1, tetapi bisa memainkan sepak bola kecepatan tinggi untuk memanfaatkan ruang di belakang pertahanan lawan. Pressing yang diterapkan lawan menjadi mentah ketika 3 pemain ini selalu bisa saling menemukan di kotak penalti.

Mesut Ozil punya kemampuan passing, bahkan bisa dibilang salah 1 terbaik di dunia. Namun, sepak bola zaman sekarang menuntut mereka yang ada di sepertiga akhir lapangan untuk bisa “commit” membawa bola untuk memancing pemain lawan. Pemain lawan yang terpancing akan merusak kompaksi bertahan, ruang tercipta, dan bisa dimanfaatkan rekan.

Tambahkan pressing intensitas tinggi dari 3 pemain depan, PSG mendapat banyak keuntungan. Di mana beberapa segmen menjadi gol. Tiga pemain depan Arsenal, Willian, Aubameyang, dan Pepe bisa melakukannya. Mesut Ozil? Tidak ada spesifikasi yang menguntungkan dari dirinya.

Memang, cara bermain PSG bukan patokan ide Mikel Arteta untuk musim depan. Namun, saya melihatnya begini:

Pertama, Arsenal pasti ketemu lawan yang bertahan dengan garis pertahanan sangat dalam. Butuh pergerakan bola yang cepat untuk membongkarnya. Dibutuhkan juga kemampuan pemain untuk “commit”, membawa bola masuk ke ruang sempit untuk merusak kompaksi bertahan lawan.

Kedua, Arsenal pasti ketemu lawan dengan kemampuan pressing intensitas tinggi. Dibutuhkan pemain yang bisa menunjukkan kemampuan pass and go dengan kecepatan tinggi. Dibutuhkan juga pemain yang tahan kontak fisik di lapangan tengah, serta kontribusi bertahan yang mumpuni.

Kecepatan memang bukan soal lari-larian. Namun, di beberapa momen, Leipzig misalnya, sangat merindukan Timo Werner. Pemain yang bisa memaksimalkan ruang di belakang pertahanan tinggi PSG. Kecepatan, makin ke sini, makin penting, berdampingan dengan kemampuan menggiring bola merusak kompaksi lawan.

Willian, memenuhi semua kriteria di atas. Sayang, Mesut Ozil tidak. Sebuah kenyataan, yang untuk saat ini, membuat kesuksesan Arsenal memboyong Willian menjadi sebuah aksi transfer yang luar biasa. Namun, di sisi lain, menegaskan bahwa zaman sudah berubah bagi Arsenal dan Mesut Ozil, perlahan, kehilangan pesonanya.

BACA JUGA Arsenal Masih Membutuhkan Coutinho Meski Willian Resmi Bergabung dan tulisan Yamadipati Seno lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Agustus 2020 oleh

Tags: arsenalartetaliga inggrismesut ozilpsgwillian
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

arsenal hector bellerin dijual bayern muenchen mojok.co

Hector Bellerin: Diminati Bayern Munchen dan Sebuah Perayaan Tak Terduga

20 Mei 2020
Dear Fans Manchester United, Berikut Kiat Puasa Gelar Liga Inggris Agar Amal Diterima dan Hati Dilapangkan MOJOK.CO

Dear Fans Manchester United, Berikut Kiat Puasa Gelar Liga Inggris Agar Amal Diterima dan Hati Dilapangkan

24 Juli 2020
Kedewasaan Arsenal Mengalahkan Tingkah Kampungan Klub Bernama Tott (Unsplash)

Kedewasaan Arsenal Mengalahkan Tim Kampungan Bernama Tott

16 Januari 2023
Sulitnya Jadi Fans Liverpool, Menang atau Kalah Tetap Jadi Bahan Olokan

Sulitnya Jadi Fans Liverpool, Menang atau Kalah Tetap Jadi Bahan Olokan

13 Maret 2020
Lionel Messi, Menjadi Paripurna di Bawah Kolong Langit Sepak Bola (Unsplash)

Lionel Messi, Paripurna di Bawah Kolong Langit Sepak Bola

14 Desember 2022
manchester united Liverpool MOJOK

Manchester United Layak Dibenci Karena Fans Mereka Seperti Anak Kecil

7 Juli 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
angela diggie push rank mobile legends berhenti main mobile legends game mobile online hal menyebalkan orang menyebalkan magic chess mojok.co

4 Alasan Kenapa Harus Berhenti Main Mobile Legends

kondisi dunia kerja tidak semua hrd dalam rekrutmen kerja boleh menyelenggarakan psikotes mojok.co

3 Tips Wawancara dengan HRD di Masa Pandemi

Ide Keren Fahri Hamzah yang Jarang Diketahui Publik MOJOK.CO

Ide Keren Fahri Hamzah yang Jarang Diketahui Publik

Terpopuler Sepekan

4 Keunikan Kabupaten Tulungagung yang Nggak Dimiliki Kabupaten Lain kudus kota kretek

6 Sisi Gelap Kabupaten Tulungagung, Kabupaten yang Diklaim sebagai Tempat yang Cocok untuk Slow Living

15 Mei 2025
Indocafe Fine Blend, Kopi Tanpa Ampas Enak yang Jarang Dibicarakan, Pesaing Utama Nescafe!

Indocafe Fine Blend, Kopi Tanpa Ampas Enak yang Jarang Dibicarakan, Pesaing Utama Nescafe!

14 Mei 2025
4 Alasan Kehilangan Jarjit Adalah Kerugian Besar bagi Serial Upin Ipin

4 Alasan Kehilangan Jarjit Adalah Kerugian Besar bagi Serial Upin Ipin

12 Mei 2025
Kos LV di Gamping Sleman Banyak Diminati Mahasiswa Membuat Warga Sekitar Resah Mojok.co

Kos LV di Gamping Sleman Banyak Diminati Mahasiswa Membuat Warga Sekitar Resah

12 Mei 2025
Alfamart Beli Lawson dari Alfamidi: Lha, Bukannya Mereka Saudaraan? Sebuah Panduan Memahami Hubungan Alfamart, Alfamidi, dan Lawson

Alfamart Beli Lawson dari Alfamidi: Lha, Bukannya Mereka Saudaraan? Sebuah Panduan Memahami Hubungan Alfamart, Alfamidi, dan Lawson

16 Mei 2025
Samyang Terlalu Mahal, Kaum Mendang-Mending Cocoknya Makan Mi Instan Best Wok Korean Spicy Cheese yang Nggak Kalah Enak

Samyang Terlalu Mahal, Kaum Mendang-Mending Cocoknya Makan Mi Instan Best Wok Korean Spicy Cheese yang Nggak Kalah Enak

11 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Sisi Suram Kos Pasutri Jogja, Tetangga Tak Tahu Batasan hingga Jadi Kedok “Hubungan Terlarang”
  • Puluhan Tahun Tinggal di Jagakarsa, Berdamai dengan Hal-hal Menyebalkan di Balik Label “Daerah Ternyaman” Se-Jakarta Selatan
  • Ribuan Warga Kecamatan Kandangan Dibiarkan Menderita Selama 10 Tahun Lebih oleh Temanggung
  • Sulitnya Jadi Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, Disuruh Servis Laptop hingga Dituduh Hacker
  • Sulitnya Pegawai Pinjol Menjelaskan ke Orang Tua soal Pekerjaannya: Ngaku Kerja di Bank hingga Jadi Sasaran Pinjam Uang Tetangga
  • Fantasi Menjijikkan 40.000 Ribu Orang di Grup Facebook Fantasi Sedarah, Rumah Sendiri Terasa Makin Tak Aman

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.