ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Hal-Hal Baik yang Harusnya Dapat Kita Petik dari Liga Inggris

Rahadian oleh Rahadian
29 Januari 2020
A A
Hal-Hal Baik yang Harusnya Dapat Kita Petik dari Liga Inggris
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam pandangan Dewan Pengawas TVRI, tayangan Liga Inggris tak sesuai dengan jati diri bangsa. Tayangan ini juga yang menjadi salah satu penyebab pemecatan Helmy Yahya dari kursi Direktur TVRI. Sempat beredar juga isu bahwa tayangan Liga Inggris tak lagi mengudara. Sikap Dewan Pengawas ini pun mengundang kritik dari beberapa kalangan. Nah, saya tak ingin membahas apakah Liga Inggris sesuai atau tak sesuai dengan jati diri bangsa. Sebabnya, akan memunculkan perdebatan panjang. Terlepas dari apakah Liga Inggris sesuai atau tak sesuai jati diri bangsa, saya menilai ada hal positif yang dapat kita petik dari Liga Inggris: yakni mendewasakan para suporter sepak bola tanah air.

Suporter Liga Inggris Tertib dan Dewasa

Bila kita simak, stadion klub-klub Inggris tanpa pagar pembatas. Inilah salah satu ciri Liga Inggris. Karenanya, para pemain yang berlaga di atas lapangan hijau seperti manusia-manusia yang berada di dalam kandang. Bayangkan bila stadion klub-klub perserta Liga Indoensia tanpa pagar pembatas? Apa yang akan terjadi? Terlebih, stadion ini menjadi lokasi laga big match misalnya laga Persib vs Persija? Tanpa pagar pembatas, memang berisiko memacu keributan dan perkelahian antar suporter. Dan juga, memacu juga suporter masuk ke lapangan untuk memukul pemain lawan. Lapangan pun tak ubahnya menjadi tempat perkelahian masal.

FA, otoritas sepak bola di Inggris, mulai menerapkan kebijakan demikian setelah kerusuhan Heysel. Dalam tragedi ini, terjadi kerusuhan antara pendukung Liverpool dengan Juventus pada tahun 1985. Untuk menghilangkan sikap brutal pendukung sepak bola dari tanah Inggris, FA mengambil langkah ekstrim. Salah satunya menghilangkan pagar pembatas pada stadion.

Langkah FA tersebut akhirnya mampu mendewasakan sebagian besar penonton. Tanpa pagar pembatas, pertandingan Liga Inggris bisa digelar tanpa ada kekerasan. FA pun memberi sanksi tegas bagi penonton yang berbuat kerusuhan. Sanksi maksimal yaitu tak boleh datang ke stadion seumur hidup. Nah, beranikah PSSI mengambil keputusan menghilangkan pagar pembatas pada stadion? Dengan kata lain, Liga Inggris sebenarnya mendidik suporter sepak bola dalam negeri untuk santun dan tertib dalam menyaksikan pertandingan sepak bola di stadion. Bukankah tertib dan santun adalah jati diri bangsa Indonesia? Orang Inggris saja bisa, masa kita nggak bisa?

Jangankan untuk menghilangkan pagar pembatas, polisi pun seperti enggan mengeluarkan izin pertandingan yang berpotensi rusuh. Polisi tentunya tak ingin kecolongan terjadi kerusuhan. Hal ini memaknakan bahwa suporter sepak bola Indonesia belum mampu memakna rivalitas secara dewasa. Dengan kata lain, mesti banyak belajar banyak untuk memaknai rivalitas.

Memaknai rivalitas secara positif, inilah yang bisa kita petik juga. Nah, dari Liga Inggris, kita dapat belajar untuk memaknai rivalitas. Dalam kompetisi, rivalitas memang penting. Namun, bila rivalitas terlalu berlebihan, akan memandang lawan sebagai musuh yang benar-benar harus dihancurkan bagaimanapun caranya.

Di Liga Inggris, salah satu rivalitas terpanas yaitu Manchseter United dengan Liverpool. Di Indonesia, mungkin dapat disamakan dengan rivalitas antara Persib dengan Persija. Meskipun rivalitas kedua klub ini begitu panas, tak sampai ada perkelahian atau keributan lainnya. Apalagi hingga ada korban tewas. Untuk apa juga berkelahi, hanya merugikan diri sendiri. Pertandingan pun digelar aman-aman saja di stadion tanpa pagar pembatas. Ini adalah bukti bahwa mereka mampu memaknai rivalitas secara dewasa.

Selain faktor tak sesuai dengan jati diri, Dewan Pengawas TVRI pun menyebut tayangan Liga Inggris kurang mengedukasi. Padahal, seperti yang sudah disebutkan, tayangan Liga Inggris dapat menjadi edukasi bagi suporter sepak bola Indonesia. Dari Liga Inggris, kita dapat memetik banyak hal positif. Hal ini yang sepertinya terlewatkan. Liga Inggris memang menjadi ukuran keberhasilan pembangunan budaya sepak bola.

Dewan Pengawas tak memberikan detail sepak bola Inggris tak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia yang mana. Inilah yang menjadi pertanyaan publik. Mungkin saja paradigmanya sama seperti saat mengkritik acara Discovert Channel. “Kita nonton buaya di Afrika, mungkin buaya di Indonesia lebih bagus,” itulah paradigmanya.

Mungkin paradigma Dewan Pengawas mengkritik Liga Inggris seperti itu juga “Ngapain lihat orang-orang bule main bule, padahal orang Indonesia bisa juga main bola.”

BACA JUGA Jati Diri Kita Adalah Liga Dangdut Indonesia Bukan Liga Inggris atau tulisan Rahadian lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Januari 2020 oleh

Tags: dewan pengawashelmy yahyaliga inggrisTVRI
Rahadian

Rahadian

Gemar berbagi melalui tulisan.

ArtikelTerkait

mikel arteta strategi 2020/2021 football manager Arsenal Tak Lagi Pakai Taktik Insyaallah, Mendikte City dari Kedalaman Piala FA Liga Inggris MOJOK.CO

Arsenal Tak Lagi Pakai Taktik Insyaallah, Mendikte City dari Kedalaman

19 Juli 2020
Arsenal Menjual Balogun Meninggalkan Siluet Kepergian Serge Gnabry (Unsplash)

Arsenal Menjual Balogun, Meninggalkan Siluet Kepergian Gnabry

26 Agustus 2023
Arsenal Membutuhkan Siksaan Jantung demi Kesempurnaan (Unsplash)

Arsenal Menang dengan Cara Terburuk dari FC Porto di Liga Champions karena Mereka Memang Membutuhkan Siksaan Jantung Ini

13 Maret 2024
Arsenal Mesut Ozil, Mohon Maaf, Sudah Waktunya Kamu Pergi MOJOK.CO

Arsenal dan Nilai yang Pupus, Saga Mesut Ozil dan Posisi Kia Joorabchian

14 Agustus 2020
Mumpung Gratis Selama PPKM, Berikut Rekomendasi Film Klasik Indonesia di Mola TV Terminal mojok.co

Dear Mola TV, Percuma Punya Konten Beragam kalau Gangguan pada Jam Prime Time

24 Oktober 2021
Anthony Taylor: Wasit Premier League, Kualitas Liga Indonesia chelsea wasit liga inggris VAR

VAR Nggak Akan Ada Gunanya Selama Kualitas Wasit Liga Inggris Gini-gini Aja

4 September 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Gara-Gara ILC Saya Jadi Tahu Simpang Siur Keberadaan Harun Masiku Itu Bukan karena Kebohongan, tetapi Kesalahan.

Gara-Gara ILC Saya Jadi Tahu Simpang Siur Keberadaan Harun Masiku Itu Bukan karena Kebohongan, tetapi Kesalahan

Berbahagialah Bagi Kita yang Punya Nama Pasaran

Berbahagialah Bagi Kita yang Punya Nama Pasaran

Yuk Sama-Sama Siaga Sebelum Virus Corona Memasuki Indonesia!

Yuk Sama-Sama Siaga Sebelum Virus Corona Memasuki Indonesia!

Terpopuler Sepekan

Jalanan di Kecamatan Jenangan Ponorogo Rusak Karena Truk ODOL, Membahayakan tapi (Seakan) Diabaikan

Jalanan di Kecamatan Jenangan Ponorogo Rusak Karena Truk ODOL, Membahayakan tapi (Seakan) Diabaikan

11 Juni 2025
3 Kebohongan di FEB UGM yang Perlu Diluruskan biar Mahasiswa Nggak Salah Jalan

3 Kebohongan di FEB UGM yang Perlu Diluruskan biar Mahasiswa Nggak Salah Jalan

13 Juni 2025
Jogja Kota yang Tega Menyingkirkan Rakyat Sendiri (Unsplash)

Klaim Warisan Budaya Pemerintah Jogja Itu Tidak Masuk Akal karena Malah Mengorbankan Ekonomi Rakyat

9 Juni 2025
Benteng Pendem Cilacap: Tempat Wisata Penjajahan Kolonial yang Aura Mengerikannya Masih Amat Terjaga

Benteng Pendem Cilacap: Tempat Wisata Penjajahan Kolonial yang Aura Mengerikannya Masih Amat Terjaga

10 Juni 2025
Banyudono, Kecamatan “Mewah” di Pinggiran Boyolali yang Jarang Dilirik Orang Mojok.co

Banyudono, Kecamatan “Mewah” di Pinggiran Boyolali yang Jarang Dilirik Orang

14 Juni 2025
Jalan Sigura-gura Sebaik-baiknya Tempat Ngekos di Malang, Kenyamanannya Bikin Mahasiswa Tetap Waras Mojok.co

Jalan Sigura-gura Sebaik-baiknya Tempat Ngekos di Malang, Kenyamanannya Bikin Mahasiswa Tetap Waras

14 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Orang Kebumen Pertama Kali Nginep di Jepang: Bingung Cara Pakai Toilet sampai Cebok Pakai Botol Air
  • Bukan Janji, Tapi Jalan : 100 Hari Pertama Masa Kepemimpinaan Wali Kota Solo
  • 14 Tahun Pakai Yamaha Xeon, Motor Butut yang Kuat Menerjang Jalanan Terjal Tasikmalaya ke Pantai Pangandaran
  • Pernah Ditolak Unair, Kini Jadi Mahasiswa Berprestasi di Kampus Nggak Favorit usai Bikin Bisnis yang Ramah Lingkungan
  • Pengalaman Pertama Orang Klaten Naik KRL Jogja-Solo, Sok-sokan Berujung Malu karena Tak Paham Kursi Prioritas dan Salah Turun Stasiun
  • Jadi Driver Gojek untuk Cari Duit Malah Tekor Terus Kena Order Fiktif, Hidup Tertolong Promo

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.