• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Home Gaya Hidup Sebat

Menjadi Mulut Asbak Adalah Cara Saya Mentertawakan Kisruh Antar Penikmat Rokok

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
6 September 2020
0
A A
ICJ satuan waktu sak ududan perokok anak kecil djarum super mojok mulut asbak

perokok anak kecil djarum super mojok mulut asbak

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu yang lalu, saya melihat artikel tentang pertikaian antara penggemar rokok Djarum melawan Gudang Garam. Pertikaian yang tak pernah usai ini akan membuat golongan anti tembakau terkekeh senang. Namun, ada satu golongan kecil yang tidak pernah terlibat urusan “rokok paling enak”. Golongan tersebut adalah golongan mulut asbak.

Entah darimana asalnya, istilah mulut asbak menjadi umum dalam pergaulan antar penikmat rokok. Mulut asbak sering dipandang sebagai individu yang tidak punya selera. Lebih kasar lagi, mulut asbak dipandang sebagai individu yang tidak punya pendirian dan oportunis. Golongan mulut asbak selalu menjadi pesakitan, hanya karena pilihan selera yang luas.

Istilah mulut asbak mengacu pada asbak itu sendiri. Asbak adalah tempat menampung abu dan puntung rokok. Apapun bentuk dan karakter asbaknya, semua jenis rokok bisa dibuang di dalamnya. Tidak ada asbak yang khusus untuk rokok A, rokok B, atau rokok C. Semua jenis rokok bisa dibuang ke dalam asbak, tanpa ada tuntutan moral apapun.

Mulut asbak ditujukan pada individu yang tidak memiliki rokok favorit. Golongan ini bisa menikmati segala jenis rokok dengan nyaman dan tanpa rewel. Apapun merk rokoknya, selama bisa memenuhi kebutuhan nikotin akan disikat. Seorang mulut asbak bisa berganti-ganti merk rokok setiap harinya. Maka golongan ini jauh dari istilah fanatik.


Beberapa mulut asbak bisa menikmati rokok putih dan rokok kretek. Kedua jenis rokok yang beda rasa ini memang punya penikmat yang saklek. Sangat sulit untuk menyeberang pada jenis lain. Penikmat rokok putih akan mual saat menghisap rokok kretek. Penikmat rokok kretek akan tersedak saat menghisap rokok putih. Tapi, kaum ini dapat menikmati kedua jenis rokok yang kontradiktif ini!

Bahkan, sebagian kecil kaum ini bisa menikmati berbagai olahan tembakau. Baik cerutu, cangkling, lintingan, bahkan tembakau hirup dan kunyah. Salah satu kaum minoritas ini adalah saya. Saya suka berganti-ganti cara menikmati tembakau. Sayang sekali, eksplorasi saya malah mendapat stigma negatif mulut asbak.

Meskipun dipandang sebelah mata, tapi saya merasakan mulut asbak itu istimewa. Mulut asbak bisa dipandang sebagai individu yang merdeka. Merdeka dari sekat-sekat nikotin yang penuh rasa dan ragam ini. Saya merasakan bahwa menjadi bagian dari kaum ini malah memberi banyak kelebihan dibandingkan perokok yang terlalu saklek.

Kelebihan pertama adalah fleksibilitas. Kaum ini tidak khawatir untuk tidak dapat menikmati rokok. Perokok konservatif akan panik saat tidak dapat memperoleh rokok favoritnya. Tidak semua warung memiliki merk rokok yang komplit. Tapi, kaum ini tidak peduli dengan perkara ini. Apapun merk rokok yang dijual, pasti dibeli. Yang penting, merokok.

Kelebihan berikutnya adalah hemat. Kaum ini tidak ambil pusing saat salah satu merk rokok naik harga. Kenaikan cukai rokok tahun lalu bisa membuat perokok konservatif kalang kabut. Ketika rokok favoritnya mahal, mereka kesulitan mencari substitusi untuk tetap nyaman merokok? Tapi kaum ini bisa beradaptasi lebih cepat. Mereka bisa bebas mengkonsumsi rokok murah tanpa sibuk menyesuaikan mulut yang manja.

Kaum ini juga lebih mudah bersosialisasi. Golongan ini bisa akur dengan berbagai golongan perokok. Saya sendiri merasakan kemudahan ini saat KKN. Ketika kenduri, saya nyaman saja merokok Dji Sam Soe yang dibagikan. Saat ikut ronda, saya bisa menikmati LA Menthol bersama pemuda lain. dan saat bernegosiasi dengan kepala desa, saya bisa berbagi Wismilak Hitam kegemaran blio.

Berbicara masalah sosialisasi, perokok jenis ini juga mudah menikmati rokok teman. Tidak peduli rokok apa yang ada di meja, perokok jenis ini bisa menikmatinya. Misal ada 5 merk rokok berbeda, 3 merk cerutu, dan tembakau linting, saya bisa menikmati semua tanpa sibuk berpikir masalah kecocokan. Tentu ini membantu penghematan. Perokok konvensional memilih membeli rokok daripada menikmati rokok yang beda genre.

Kelebihan yang terakhir adalah perkara filosofi. Kaum ini merdeka dari kekangan merk rokok. Kaum ini bisa mengalir di setiap kepulan asap rokok. Kaum ini juga selalu mendapat pengalaman baru. Hidup mereka akan penuh dengan citarasa berbagai jenis tembakau. Tanpa mengabdikan diri pada satu merk atau jenis tembakau, mereka bisa mengecap seluruh kenikmatannya.

Kelebihan dan keutamaan mulut asbak membebaskan individu dari pertikaian tak berujung. Pertikaian antar penikmat tembakau yang terlalu pilih-pilih. Mereka harus sibuk berbenturan satu sama lain hanya karena kenikmatan tembakau.

Tapi, mulut asbak telah merdeka dari segala urusan remeh temeh itu. Mulut asbak telah sampai pada titik puncak nirvana dunia, dari berbagai rokok yang dia nikmati.

BACA Mengapa Ganja Dilarang di Sini dan Dilegalkan di Sana? dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Naracela di negeri Do It Yourself. Musuh romantisasi dan upah murah Daerah Istimewa. Sunset di tanah monarki.

Artikel Lainnya

5 Cara Seru Bikin Liburan Anak di Rumah Nggak Mati Gaya Terminal Mojok.co

5 Cara Seru Bikin Liburan Anak di Rumah Nggak Mati Gaya

30 Juni 2022
Kehidupan Setelah Jam 5 Sore, Buku yang Mampu Berikan Pelukan untuk Berbagi Beban Kehidupan Terminal Mojok

Kehidupan Setelah Jam 5 Sore, Buku yang Mampu Berikan Pelukan dan Berbagi Beban Kehidupan

30 Juni 2022
3 Lagu Joji yang Lebih Galau ketimbang Glimpse of Us Terminal Mojok

3 Lagu Joji yang Lebih Galau ketimbang Glimpse of Us

30 Juni 2022
FTV Indonesia Bakal Lebih Seru kalau Berani Syuting di Kalimantan

FTV Indonesia Bakal Lebih Seru kalau Berani Syuting di Kalimantan

30 Juni 2022
Ma'ruf Amin: Baru Sebentar Dititipi Kekuasaan, Sudah Bikin Terobosan

Ma’ruf Amin: Baru Sebentar Dititipi Kekuasaan, Sudah Bikin Terobosan

30 Juni 2022
Orang Malang dan Bojonegoro. (Unsplash.com)

Orang Malang dan Bojonegoro Salah Paham karena 4 Kata Lucu Ini

30 Juni 2022
Pos Selanjutnya
Betapa Menyebalkannya Jika Dosen Filsafat yang Mengajarmu Adalah Seorang Fundamentalis Agama

4 Buku yang Pasti Direkomendasikan kepada Maba Filsafat

Terpopuler Sepekan

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

24 Juni 2022
4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli

Kota Solo, Sebaik-baiknya Kota untuk Menetap

24 Juni 2022
ICJ satuan waktu sak ududan perokok anak kecil djarum super mojok mulut asbak

Menjadi Mulut Asbak Adalah Cara Saya Mentertawakan Kisruh Antar Penikmat Rokok

6 September 2020
Stasiun Cipeundeuy Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati Terminal Mojok

Stasiun Cipeundeuy: Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati?

21 Juni 2022
6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala Terminal Mojok

6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala

25 Juni 2022
5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang Terminal Mojok

5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang

29 Juni 2022
Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

28 Juni 2022

Dari MOJOK

  • Menanti Prambanan Jazz Festival 2022 yang Penuh Kolaborasi
    by Hammam Izzuddin on 30 Juni 2022
  • PPDB SMA/SMK Ditutup, Sekolah Pinggiran di DIY Kekurangan Murid
    by Yvesta Ayu on 30 Juni 2022
  • Teror Spirit di Puncak Bogor Hingga Makassar: Antara Keriaan dan Kemarahan yang Tak terjawab
    by Billy Soemawisastra on 30 Juni 2022
  • Sambangi Sultan, KPK Pastikan Kembangkan Kasus Haryadi Suyuti
    by Yvesta Ayu on 30 Juni 2022
  • Kritik Thomas Doll: Ini Lapangan atau Ladang Angon Sapi?
    by Ali Ma'ruf on 30 Juni 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GzeZNzywPSE&t=45s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In