• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Home Gaya Hidup Otomotif

Menikmati (Mirisnya) Mudik Dengan Kapal Laut, Tapi Saya Tetap Suka

Taufik oleh Taufik
26 Mei 2019
0
A A
Pengalaman Mengajarkan Saya Mengatasi Sea Sickness alias Mabuk Laut terminal mojok.co

Pengalaman Mengajarkan Saya Mengatasi Sea Sickness alias Mabuk Laut terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Menilik waktu kebelakang, tahun ini adalah tahun ke sembilan saya berada di negeri rantau. Dari sekian waktu tersebut, saya telah menjalani beberapa kali ibadah mudik. Beberapa kali juga mencoba bertahan untuk tidak melakukan perjalanan menuju udik karena satu dan lain hal. Dari serangkaian hal yang pernah saya alami mengenai mudik, beberapa yang bisa saya share adalah bagaimana perjuangan seorang pemudik terutama ketika hari-hari menjelang lebaran seperti saat ini.

Mudik yang menjadi sebuah adat budaya masyarakat Indonesia memang sudah mengakar. Tidak hanya dengan para perantau antar pulau, bahkan perantau yang tidak tersekat lautan pun menganggap mudik sebagai sebuah keharusan.

Satu hal yang selalu menjadi menarik adalah alat transportasi pemudik. Dari sekian puluh bahkan ratusan ribu peserta ibadah mudik ini, alat transportasi yang paling sering dan bahkan menjadi moda andalan saya adalah kapal laut. Selain karena harga yang cukup terjangkau, mudik dengan moda kapal laut sudah mandarah daging—bahkan pertama kali saya meninggalkan kampung untuk merantau adalah dengan menggunakan kapal.

Ada satu kejadian yang benar-benar membekas dalam ingatan saya yang sampai sekarang dan bahkan mungkin selamanya tidak akan terlupa. Saat pertama kali saya menuju rantau—naik kapal kayu menuju kota Probolinggo (tujuan kapal)—kapal kami mogok di tengah laut sekitar selat Bali. Jadilah perjalanan Bau Bau – Probolinggo kami tempuh dalam waktu seminggu. Seminggu cuy!


Kembali ke kejadian mudik. Walau saya pernah mengalami kejadian yang kurang mengenakan dengan kapal laut—tetap saja sebagai bagian dari rakjat misqueen—moda transportasi ini menjadi andalan. Ada kepuasan tersendiri ketika saya menjalani mudik menggunakan moda kapal laut. Ada semacam kekhusyukan yang sangat dalam. Ketika semilir angin laut atau bahkan badai menerpa kami ketika kapal yang juga di dalamnya serba tidak teratur itu mulai melakukan tugasnya berlayar. Ada berbagai kerinduan pada hal-hal yang bisa jadi justru merasa jorok ketika itu tidak di kapal.

Ada sebuah kerinduan akan makanan enak ketika pengumuman makanan yang hanya 2 kali sehari itu terdengar. Membayangkan nasi kepal ala kaefci dengan sebuah bongkahan daging ayam—saya suka dada—yang krenyes-krenyes itu. Tapi hanya sampai pada “membayangkan” saja. Karena kenyataannya, tidak begitu dong—ada nasi yang saya pikir kadang memang belum matang. Lalu ada lauk, bisa ikan laut atau bisa telur goreng atau telur rebus. Tapi lagi-lagi jangan membayangkan ikan laut atau telur rebus seperti biasanya yha~

Biar tidak kecewa pada akhirnya—ada teman saya pernah berkelakar, ini telur apa? Kok banyakan terigunya daripada telurnya. Dan dari sanalah muncul istilah nasi+terigu.

Lalu, ada tempat tidur yang sebenarnya sudah disiapkan sedemikian rupa untuk para penumpang. Sayangnya, jangan berharap banyak bahwa tempat tidurnya bakal macam tempat tidur di kasur kamarmu. Lebih mirip kasur untuk tahanan—mungkin ini berlebihan, tapi kenyataannya begitu.

Bahkan kadang ada praktik jual beli tempat tidur ini yang dilakukan oleh para buruh hampir di semua Pelabuhan. Sudah macam praktik jual beli jabatan para pejabat publik kita, kan? Dan jangan heran bahwa ini bisa terjadi, karena sebelum saya cerita kepada kalian soal ini, saya sudah lebih dulu heran.

Bagian lumayan penting dari kapal, tentu saja kamar mandinya. Walaupun saya juga kurang tahu bagaimana kondisi kamar mandi dalam kapal pada saat bukan arus mudik—tapi jika anda-anda semua membayangkan kenyamanan tiada tara ketika akan menggunakan kamar mandi kapal saat  arus mudik, KELIRU! Kenyamanan kamar mandi dan toilet hanya bisa anda temukan di mall saja—tidak di kapal. Dan jika pada akhirnya ternyata anda sudah melihat sendiri, pilihannya hanya ada dua. Pertama, mandi untuk tidak bersih. Kedua, tidak mandi sampai kita tiba di tujuan.

Masih banyak hal yang saya rasakan mengenai kejanggalan dan ganjalan yang terjadi di kapal—terutama saat arus mudik tiba. Sebagai seorang yang sangat menghargai dan bahkan menikmati ketika bisa mudik dengan menggunakan kapal laut, semua halangan rintangan membentang seperti saya jelaskan di atas saya anggap hal biasa saja.

Tidak terjadi konflik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena memang hampir semua watak ke-Indonesia-an terlihat di diri orang-orang yang mejalani mudik dengan kapal laut. Ada sebuah keinginan untuk mengikuti atau bahkan menciptakan kesemboronoan yang sebenarnya sudah mengakar dalam pikiran kita. Sehingga terciptalah hal-hal yang saya ceritakan diatas. Oh iya satu lagi, kejadian ini rerata saya alami ketika mudik dengan kapal PELNI dari Surabaya tujuan Bau Bau.

Namun, jika anda belum pernah merasakan minimal semua kejadian yang sudah saya ceritakan diatas, jangan sekali-kali anda mengatakan anda Indonesia. Karena mau bagaimanapun juga, orang Indonesia itu nenek moyangnya seorang pelaut.

Jadi, ayo kita menjadi pelaut—atau minimal mudiknya pakai kapal laut lah. Biar mudik anda ada sedikit warnanya.

Masa iya mudik pakai pesawat atau mobil melulu? hehe

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Kapal LautMudikMudik Lebaran
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

Artikel Lainnya

Mengundur Jadwal Masuk Sekolah Adalah Inovasi Brilian dari Pemerintah!

Mengundur Jadwal Masuk Sekolah Adalah Inovasi Brilian dari Pemerintah!

8 Mei 2022
5 Hal yang Perlu Diketahui Perantau yang Mudik ke Bandung Terminal Mojok

5 Hal Penting yang Perlu Diketahui Perantau yang Mudik ke Bandung

30 April 2022
4 Hal yang Perlu Disiapkan bagi yang Mudik Pakai Sepeda Motor Terminal Mojok.co

4 Hal yang Perlu Disiapkan bagi yang Mudik Pakai Sepeda Motor

28 April 2022
5 Tanda Lebaran Sudah Dekat di Cikarang Terminal Mojok

5 Tanda Lebaran Sudah Dekat di Cikarang

26 April 2022
Alasan Makan Bakso Menggoda Sekaligus Dicari Saat Lebaran terminal mojok.co

Alasan Makan Bakso Menggoda Sekaligus Dicari Saat Lebaran

16 Mei 2021
Daftar Alat Doraemon yang Bisa Digunakan untuk Mudik dengan Aman Sentosa terminal mojok

Daftar Alat Doraemon yang Bisa Digunakan untuk Mudik Tahun Ini dengan Aman Sentosa

2 Mei 2021
Pos Selanjutnya
bukber ramadan, kangen bukber

Bukber Biasa Saja

Terpopuler Sepekan

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

24 Juni 2022
4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli

Kota Solo, Sebaik-baiknya Kota untuk Menetap

24 Juni 2022
Pengalaman Mengajarkan Saya Mengatasi Sea Sickness alias Mabuk Laut terminal mojok.co

Menikmati (Mirisnya) Mudik Dengan Kapal Laut, Tapi Saya Tetap Suka

26 Mei 2019
5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang Terminal Mojok

5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang

29 Juni 2022
6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala Terminal Mojok

6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala

25 Juni 2022
Stasiun Cipeundeuy Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati Terminal Mojok

Stasiun Cipeundeuy: Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati?

21 Juni 2022
Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

28 Juni 2022

Dari MOJOK

  • 3 Pemeran Money Heist Korea Ceritakan Tantangan dan Momen Paling Berkesan Saat Produksi
    by Hammam Izzuddin on 1 Juli 2022
  • Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial
    by Ali Ma'ruf on 1 Juli 2022
  • Laman MyPertamina Eror, Sejumlah Warga Jogja Batal Daftar Pembelian BBM Subsidi
    by Yvesta Ayu on 1 Juli 2022
  • Tiga Provinsi Baru di Papua Disetujui DPR, Persiapan Mulai Dijalankan  
    by Hammam Izzuddin on 1 Juli 2022
  • Roy Suryo Diperiksa 3 Jam di Polda Metro, Bantah Akun Twitternya Disita
    by Hammam Izzuddin on 1 Juli 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GzeZNzywPSE&t=45s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In