ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi

Fatimatuz Zahra oleh Fatimatuz Zahra
19 Mei 2020
A A
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu
Share on FacebookShare on Twitter

Mudik adalah salah satu tradisi menyambut hari besar, khususnya hari raya Idul Fitri. Kita punya tradisi mudik karena kita sudah terlanjur jadi masyarakat urban, masyarakat yang mencari penghidupan di kota lain dan pulang ke kampung halaman dengan (harapan) membawa kejayaan. Walhasil, setiap ada kesempatan libur yang agak panjang untuk berlibur seperti hari raya, kita akan mengusahakan dan mempersiapkan kepulangan ke kampung halaman. Hal ini terlihat dari penjualan tiket kereta api untuk libur lebaran biasanya sudah banyak terjual sejak sebulan sebelum hari lebaran.

Kondisi desa-desa yang menjadi kampung halaman kita pun biasanya juga mulai berbeda kalau sudah dekat hari raya. Banyak mobil-mobil yang terparkir di luar rumah karena sering kali rumah orang tua di kampung halaman tidak ada garasi atau pekarangan yang muat untuk menampung kendaraan anak-anaknya yang sukses di perantauan. Iya sukses, buktinya bisa pulang bawa mobil. Sudah begitu, ketika salat tarawih di musala kita akan bertemu banyak orang di kampung halaman yang wajahnya asing. Biasanya itu istri/suami, anak, teman, sepupu dari anaknya tetangga kita, yang datang ke kampungnya bisa setahun sekali atau beberapa tahun sekali. Unik deh pokoknya.

Sayangnya, sekarang kita sudah tidak diperbolehkan melakukan perjalanan mudik ataupun pulang kampung, atau apa pun istilahnya. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Semasa Mudik Idul Fitri. Tujuan dari diberlakukannya larangan mudik ini tak lain adalah untuk meminimalisir penyebaran virus corona. Sejumlah sanksi pun diberlakukan untuk mendisiplinkan pemudik, seperti perintah untuk putar balik ke tempat domisili hingga sanksi berupa denda.

Meskipun sudah ada payung hukumnya, tidak lantas larangan mudik ini menjadi jelas. Masih banyak masyarakat yang entah tidak mengindahkan atau tidak paham tentang aturan ini, kemudian mereka tetap melakukan perjalanan mudik. Bukan hanya masyarakat yang kebingungan, ternyata pemangku kebijakan pun merasa demikian. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Menteri Perhubungan yang tidak menampik bahwa banyaknya kebijakan yang berbeda-beda terkait larangan mudik akan membuat masyarakat kebingungan.

Pemudik-pemudik yang dalam framing media biasa disebut sebagai orang yang nekat dan tidak taat aturan ini nyatanya memiliki berbagai alasan yang sebenarnya baik kita maupun pemerintah tidak memiliki solusi. Di antaranya adalah karena mereka telah kehilangan mata pencaharian di kota, ada yang kena PHK, ada yang sudah tidak bisa berjualan karena diminta mengikuti physical distancing, dan lain-lain. Intinya, sebagian di antara pemudik ini, kali ini justru bersikeras mudik demi menyelamatkan hidup mereka. 

Bukan seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana mudik dimaknai sebagai upaya menghidupkan tradisi dan menyambung silaturahmi, mudik tahun ini justru dapat berarti bahwa insting kita untuk bertahan hidup masih berfungsi. Bagaimana tidak, kalau kita hidup di kota tanpa sumber mata pencaharian yang jelas, lantas bagaimana bisa melangsungkan hidup? Kalau di desa, seperti kata kakak saya, sekalipun nggak punya uang, masih bisa cabut ubi di belakang rumah atau masak daun bayam dari kebun. Kohesivitas yang terjalin antar masyarakat juga dapat menjadi tumpuan kita untuk bertahan hidup. Setidaknya mereka masih bisa minta pepaya muda dari pohon tetangga, mungkin demikian yang ada di pikiran para pemudik.

Pemerintah dalam hal ini bukan tidak mau tahu. Mereka juga sudah dan sedang mengupayakan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di perantauan supaya tidak mudik. Berbagai macam bantuan seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), sembako, dan kenaikan iuran BPJS (eh yang terakhir ini termasuk bantuan apa bukan ya?) pun masih terus diberlakukan. Tetapi dalam banyak kasus, kesalahan input data menyebabkan pembagian bantuan tersebut menjadi tidak merata. Ada warga yang sudah meninggal tapi masih tercatat sebagai penerima, ada juga yang harusnya mendapat bantuan tapi namanya tidak tercantum.

Wajarlah ya namanya juga input data ratusan juta orang? Iya, wajar, kalau salah datanya hanya untuk peserta karnaval kemerdekaan. Lha ini untuk jaring pengaman sosial warga terdampak pandemi, lho, masak mau dimaklumin juga? Perangkat desa dan seluruh pejabat publik itu hidupnya dari uang rakyat, untuk mengurus keperluan rakyat, lha kok di saat seperti ini masih ada salah input. Harus berapa kali pemakluman lagi sih, kita ini kepada para pejabat publik? Pasalnya, kesalahan input data kali ini nggak cuma berakibat salah pembagian kostum karnaval, tapi juga jurang antara keberlangsungan hidup seseorang dengan kematiannya karena kelaparan.

BACA JUGA Esai-esai Terminal Ramadan Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Mei 2020 oleh

Tags: Mudikpandemi coronaTerminal Ramadantradisi
Fatimatuz Zahra

Fatimatuz Zahra

Sedang belajar tentang manusia dan cara menjadi manusia.

ArtikelTerkait

Jawasentrisme: Dunia (Seolah-olah) Berputar Mengelilingi Jawa. apalagi berita mudik

Jawasentrisme: Dunia (Seolah-olah) Berputar Mengelilingi Jawa

26 April 2023
Derita Tinggal di Kayuagung Sumatera Selatan (Unsplash)

Penderitaan yang Saya Rasakan ketika Tinggal di Kayuagung, Sumatera Selatan

23 April 2023
Begini Rasanya Nggak Pernah Mudik Lebaran Sejak Lahir

Begini Rasanya Nggak Pernah Mudik Lebaran Sejak Lahir

23 April 2023
Percayalah, Menginap di Pelabuhan Saat Mudik Tidak Ekonomis dan Sangat Miris

Percayalah, Menginap di Pelabuhan Saat Mudik Tidak Ekonomis dan Sangat Miris

22 April 2023
6 Tips Mudik Solo agar Perjalanan Tetap Aman dan Nyaman

6 Tips Mudik Solo agar Perjalanan Tetap Aman dan Nyaman

20 April 2023
Menginap di Pelabuhan, Kiat Mudik Ekonomis Sedikit Miris

Menginap di Pelabuhan, Kiat Mudik Ekonomis Sedikit Miris

20 April 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Tipe-tipe Dosen Ketika Mahasiswanya Protes Nilai Akademik terminal mojok.co

Dosen Juga Terkena Dampak Corona, Mahasiswa yang Suka Ngeluh Harus Sadar Itu 

Mewawancarai Satpam BCA soal Kenapa Pelayanan Mereka Dianggap Terbaik terminal mojok.co

Satpam BCA Dielu-elukan Netizen Tanda Profesi Ini Memang Krusial bagi Perusahaan

Kelebihan Cowok Pendek yang Sering Tidak Disyukuri terminal mojok.co cowok tinggi peninggi badan meninggikan badan menambah tinggi laki-laki

Derita Jadi Cowok Kurus: Pakai Fashion Apa pun Tetep Aja Nggak Keren!



Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Merek Celana Dalam Pria yang Nyaman di Selangkangan

3 Rekomendasi Merek Celana Dalam Pria yang Nyaman di Selangkangan

oleh Dito Yudhistira Iksandy
28 September 2023

5 Rekomendasi Gunung di Jawa Barat untuk Pendaki Pemula

5 Rekomendasi Gunung di Jawa Barat untuk Pendaki Pemula

oleh Ni Putu Roshinta Dewi
27 September 2023

5 Rekomendasi Rokok Filter Murah, Cukup dengan 15 Ribu Sudah Bisa Ngebul dengan Nikmat (Pixabay.com)

5 Rekomendasi Rokok Filter Murah, Cukup dengan 15 Ribu Sudah Bisa Ngebul dengan Nikmat

oleh Fajar Novianto Alfitroh
26 September 2023

5 Alasan Air Terjun Kedung Kayang Jadi Spot Healing Terbaik di Magelang

5 Alasan Air Terjun Kedung Kayang Jadi Spot Healing Terbaik di Magelang

oleh Adhitya Candra Kirana
24 September 2023

Nasihat Penting untuk Gen Z yang Pengin Banget Jadi ASN

Nasihat Penting untuk Gen Z yang Pengin Banget Jadi ASN

oleh Andri Saleh
25 September 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=bTIqGdlcSsg

DARI MOJOK

  • 6 Kuliner Jogja yang Melegenda di Sekitar Sumbu Filosofi, Dosa Besar Kalau Nggak Sempet ke Sini
  • Diprotes Tak Estetis, Pagar Tugu Yogyakarta Diganti
  • Ilmu Komunikasi Bikin Aku Menyesal, Mending Kuliah Kehutanan
  • Jogokariyan, Kampung Komunis yang Berubah Jadi Kampung Islam
  • Sungguh-sungguh Terjadi di UNY, Mahasiswa Undang Orang Tua Datang Wisuda, Padahal Belum Lulus
  • Nama Universitas Terjelek di Indonesia, Kok Bisa Nggak Dipikirin ya Pas Bikin Nama
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!