Masalah utang piutang memang paling sensitif, sekalipun kepada teman sendiri. Masalah utang bisa membuat tali persahabatan rusak. Persahabatan memang tetap lanjut, tapi yang hilang satu: kepercayaan. Nah, masalah utang-piutang ini juga sering diangkat di beberapa layar kaca. Salah satu sitkom yang terkenal soal utang-piutang adalah Abdel dan Temon.Â
Dalam sitkom tersebut, tokoh utama yaitu Abdel dan Temon dikenal doyan ngutang ke satpam kompleks rumah mereka, yaitu ATM alias Anjungan Tunai Muklis.
Hampir setiap episode mereka selalu berutang pada Mukhlis. Memang pada dasarnya si Mukhlis bloon juga, sih. Sudah tahu nggak bakal dibayar, tapi tetap dikasih duitnya buat mereka ngutang.
Nasibmu, Klis, cuma dikibulin Abdel dan Temon terus. Untung kagak, bokis iya.
Untuk kalian yang pernah diutangi sama teman sendiri atau orang lain, lihat Muklis jadi seakan nggak ada apa-apanya. Muklis emang ikhlas banget sesuai namanya. Sayang sekali, tidak ada rincian jelas berapa utang Abdel dan Temon setiap episode mereka ngutang ke Muklis. Daripada saya penasaran sendiri, terus kepikiran utang Abdel dan Temon yang bejibun sampai ratusan juta, lebih baik saya cari tahu sendiri.
Sitkom Abdel dan Temon itu seingat saya tayang di televisi selama dua tahun, mulai dari 2008 sampai 2009. Terbagi dua musim, Abdel dan Temon Bukan Superstar lalu Abdel dan Temon Masih Bukan Superstar.Â
Dua-duanya tayang di Global TV, tayang selepas zuhur. Biasanya kalau pulang sekolah, pasti nonton ini hihihi. Oke lanjut. Dalam konten wawancara di channel YouTube milik Cing Abdel, beberapa kali blio mengatakan bahwa Abdel dan Temon itu tayang hampir setiap hari. Seingat saya, ya, juga.
Baiklah, kita tarik rata. Anggap selama dua tahun sitkom ini tayang setiap hari selama dua tahun, satu tahun kira-kira ada 360 hari. Tinggal dikali dua, maka jadi 720 hari. Berarti ada 720 episode. Utang Abdel dan Temon yang totalnya Rp250 juta itu tinggal kita bagi, setelah dibagi dengan jumlah hari tersebut. Maka angka yang keluar adalah kisaran Rp350 ribuan.
Namun, sebenarnya saya agak kurang sepakat dengan ini. Sebab, kadang-kadang di luar masalah utang, Muklis sering dikadalin untuk beliin nasi Padang. Kadang-kadang mau, kadang-kadang nggak sih. Anggaplah sehari mau dan sehari nggak, maka kita bisa hitung lagi. Satu bungkus nasi Padang harganya Rp20 ribu, jika kita kalikan setengah dari 720 hari tersebut, total harga nasi Padang sekitar Rp7 jutaan.
Gila, bisa-bisanya minjem uang sampai segitunya. Belum lagi masih minta dibeliin makanan. Walaupun Muklis sering bilang ogah kepada mereka.Â
Kira-kira ada yang pernah utang atau diutangi sampai segitu? Ihhhh, jangan banyak-banyak ngutang atuh. Nanti kalau sampai lupa bayar atau malah ogah bayar konsekuensinya besar.
Sumber gambar:YouTube LUCU AJA BOLEH
BACA JUGA Kakure Kirishitan: Sejarah Penyebaran Kristen di Jepang dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.