Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Mengenal Ragam Makanan Khas Pulau Lombok yang Lombok Abis

Salsabila Zera Pharresia oleh Salsabila Zera Pharresia
24 Juni 2021
A A
Makanan Khas Pulau Lombok yang Lombok Abis terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum menginjakan kaki di Pulau Lombok, stereotip yang saya dengar sebatas pulau ini memiliki banyak pantai yang indah. Tak pernah terbayangkan ketika sudah genap 2 tahun tinggal di pulau ini, saya mendapati hal esensial lainnya. Secara geografis, Pulau Lombok memang kecil, hanya 5.435 kilometer persegi yang sebagian besar daratannya adalah Gunung Rinjani. Sehingga, permukiman di Pulau Lombok berdekatan dengan pantai. Mayoritas penduduk di pulau ini adalah Suku Sasak, oleh karena itu mayoritas agama penduduknya adalah Islam.

Letak Pulau Lombok dan Pulau Bali berdekatan, hanya dipisahkan oleh Selat Lombok, sehingga membuat kondisi alamnya pun mirip. Masakan khas Pulau Lombok pun sangat dipengaruhi oleh masakan khas Bali yang banyak menggunakan cabai.

Selama tinggal di Pulau Lombok, saya menyadari bahwa rasa masakan di sini memang dominan pedas. Untungnya lidah saya mempunyai  toleransi rasa pedas yang tinggi, jadi makan masakan pedas bukan suatu masalah besar. Namun, teman saya yang memang dari lahir tinggal di Jogja di mana masakannya dominan manis, agak kesulitan untuk beradaptasi. Bahkan setiap makanan yang menurutnya berpotensi terasa sangat pedas akan dia beri kecap.

Banyak orang hanya mengenal ayam taliwang serta plecing kangkung sebagai masakan khas di pulau ini. Kenyataannya, masih banyak masakan khas Pulau Lombok yang menggugah selera dan memiliki potensi untuk lebih dikenal karena cita rasanya yang pedas.

Masakan yang menurut saya sangat membuat candu adalah sate rembiga. Sate ini memiliki rasa khas bumbu yang sangat meresap dan tentunya rasa pedas yang tidak bisa dilupakan. Sate rembiga biasanya disajikan dengan plecing kangkung atau beberuk terong. Konon, menurut masyarakat asli sini, awalnya sate rembiga dibuat dari daging kuda yang pada perkembangannya diganti dengan daging sapi hingga saat ini.

Sup bebalung menjadi makanan khas favorit berikutnya di Pulau Lombok. Jika di Pulau Jawa dikenal dengan nama balungan, maka yang membedakan sup bebalung di Pulau Lombok dengan sup balungan di Pulau Jawa adalah kuahnya. Di Pulau Jawa, sup balungan kuahnya cenderung dominan kental karena santan, sementara sup bebalung di sini memiliki warna kuah yang bening dengan rasa gurih dan asam.

Perbedaan masakan lain yang sangat mencolok di Pulau Lombok dengan daerah lain adalah kangkung. Kangkung di Pulau Lombok memiliki batang yang lebih besar dan panjang. Masyarakat asli sini memasak kangkung dengan tidak memotong batangnya, sehingga masih utuh dari batang hingga daunnya. Biasanya kangkung tersebut akan dibuat menjadi plecing kangkung dengan menambahkan urap, sambal, dan kacang tanah.

Selain sate rembiga, Pulau Lombok memiliki masakan khas sate yang lain, yaitu sate tanjung dan sate bulayak. Sate tanjung berbahan dasar ikan dan terlihat seperti sate lilit di Pulau Bali, namun tidak disajikan dengan sambal apa pun. Berbeda dengan sate tanjung, sate bulayak berbahan dasar daging sapi dan disajikan dengan sambal kacang. Bahan sambal tersebut adalah kacang tanah tumbuk yang disangrai, kemudian direbus bersama santan yang ditambah dengan bumbu dapur lainnya. Tidak lupa sate bulayak yang sudah siap akan disajikan bersama lontong yang dililit dengan daun aren atau enau, masyarakat Pulau Lombok biasa menyebutnya dengan bulayak.

Baca Juga:

Derita Orang yang Tidak Bisa Makan Pedas di Indonesia: Jadi Golongan Minoritas dan Kadang Kena Ranjau Tak Terduga

Level Pedas Orang Indonesia Memang Tingkat Dewa, Bahkan Naga pun Belajar Mengeluarkan Api dari Orang Indonesia

Masih ada beberapa masakan khas lain seperti sayur ares, ebatan, pelalah manuk, dan beberuk terong. Semua makanan khas Lombok tersebut tentunya didominasi rasa pedas, sehingga saya menyarankan apabila Anda akan berkunjung ke Pulau Lombok dan mempunyai toleransi rasa pedas yang rendah, jangan lupa untuk memesan makanan yang tidak pedas. Yah, lantaran “tidak pedas”-nya masyarakat di pulau ini akan tetap terasa pedas bagi masyarakat daerah lain.

Saya pernah iseng bertanya kepada salah seorang teman asli Pulau Lombok, “Kenapa masakan di Lombok selalu pedas?” dan blio menjawab, “Karena di sini Lombok.” Yaaa, benar juga~

Sumber Gambar: YouTube Mark Wiens Vlogs

BACA JUGA Tips Wisata ke Lombok Budget Kere Hore Bagi Sobat Dompet Tipis dan tulisan Salsabila Zera Pharresia lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: Kuliner TerminalLombokmakanan khas daerahmakanan pedas
Salsabila Zera Pharresia

Salsabila Zera Pharresia

Tidak bisa menyanyi dan menari, jadi harus bisa menulis.

ArtikelTerkait

Sejarah Singkat Kemunculan Sate Rembiga yang Fenomenal Terminal Mojok

Sejarah Singkat Kemunculan Sate Rembiga, Sate Khas Lombok yang Fenomenal

6 April 2022
Sebuah Memoar Anak Generasi 90-an Terhadap Jamu Legend Buyung Upik terminal mojok

Sebuah Memoar Anak Generasi 90-an Terhadap Jamu Legend Buyung Upik

31 Juli 2021
Rawon Labu Siam Adalah Alternatif Makanan Saat Harga Daging Mahal terminal mojok

Rawon Labu Siam Adalah Alternatif Cerdas Saat Harga Daging Mahal

8 Juni 2021
lingsir wengi ponggol setan hantu tuselak mojok

‘Tuselak’, Hantu Asal Lombok yang Hampir Punah

23 Juli 2020
menu masakan indonesia kalis mardiasih mojok

Perkara Menu Mbak Kalis Mardiasih: kalau Menu kayak Gitu Dibilang Kurang Gizi, Terus Kita Suruh Makan Apa?

6 Juli 2021
Merindukan Tini Wini Biti, Jajanan yang Jadi Primadona Saat Kecil terminal mojok.co

Merindukan Tini Wini Biti, Jajanan yang Jadi Primadona Saat Kecil

22 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.