ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Menebak Maksud Presiden Jokowi yang Nyuruh Kita “Berdamai dengan Corona”

Aliurridha oleh Aliurridha
10 Mei 2020
A A
Bung Jokowi, Saya Sangat Meragukan Komitmen Situ Tentang Demokrasi, berdamai dengan corona

Bung Jokowi, Saya Sangat Meragukan Komitmen Situ Tentang Demokrasi

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika mendengar kata “berdamai” yang pertama terlintas di kepala saya adalah aparat yang bertugas mangayomi dan menertibkan warga– aparat yang sering tiba-tiba, entah darimana muncul di perempatan ketika melihat seseorang melanggar lalu lintas–aparat yang tidak peduli hujan tetap berdiri tegak membantu melancarkan kembali jalan yang macet. Entah mengapa setiap mendengar kata “berdamai” imajinasi saya tentang aparat ini selalu muncul?

Ketika Presiden Jokowi mengajak kita semua – rakyatnya untuk berdamai dengan corona, apakah maksudnya berdamai dalam konsep yang sama dengan berdamai yang berhubungan dengan aparat di atas? Berdamai ketika seorang pengguna kendaraan bermotor melakukan kesalahan kemudian memilih berdamai dengan aparat penegak hukum jalanan agar tidak panjang lebar urusan dengan penegak hukum ruangan?

Ada beberapa konsep dari kata “damai” yang saya pahami dalam percakapan sehari-hari kita. Seseorang biasanya menggunakan kata ini saat dihadapkan pada kondisi (pasca) perang. Perang secara konseptual dimaknai dengan adanya musuh untuk dilawan, ada wilayah untuk dilindungi, ada tentara yang bertempur, dan ada hasil yang diharapkan. Presiden Jokowi sendiri sudah pernah mengucapkan perang terhadap virus corona.

Pak Jokowi menabuh genderang perang dengan berbagai pernyataan yang gagah dan meyakinkan warganya bahwa perang ini bisa dimenangkan. Saya apresiasi niatan itu karena kita butuh pemimpin yang siap terhadap situasi paling berbahaya sekalipun. Tidak seperti Trump yang sepertinya kurang serius dan sering bikin prank terkait virus corona. Jokowi berbeda, Presiden pilihan bangsa, idola warga, dan tidak suka bikin pernyataan blunder yang menimbulkan kontroversi.

Sayang sekali belum lama pernyataan perang (tidak) total terhadap corona, Pak Jokowi malah mengambil ancang-ancang berbeda. Ia meminta warganya untuk hidup “berdamai” dengan corona. “Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan COVID-19 untuk beberapa waktu ke depan,” ucap Presiden Jokowi dalam video yang diunggah oleh Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat negara, pada hari kamis (7/5).

Rasanya saya seperti kena prank–-meski tidak semenyakitkan prank Trump yang membuat beberapa warganya keracunan karena mengonsumsi desinfektan-–namun prank karena belum juga lama pernyataan perang (tidak) total untuk menurunkan kurva positif corona di Indonesia, Presiden sudah mengumumkan jalan damai.

Belum terlihat tanda-tanda kurva akan turun malah ngajak damai dengan corona. Saya yang sudah siap-siap dengan berbagai perlengkapan perang melawan corona, kini harus siap hidup dalam tirani corona–tiran yang memaksa saya ke mana-mana harus menggunakan masker, membawa sanitazer, sedikit-sedikit cuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain.

Ingin ku bertanya, sampai kapan pak?

Setahu saya vaksin tidak bisa ditemukan dalam waktu satu dua tahun. Dibutuhkan riset panjang seperti halnya obat-obatan. Setelah vaksin ditemukan pun harus dicoba pada binatang dulu, setelah dinyatakan aman pada binatang dicoba kepada manusia dalam sampel yang sedikit, dicoba dalam sampel banyak dan jika tidak ada reaksi kontra indikasi maka baru bisa dinyatakan aman. Itu setahu saya butuh waktu 10-20 tahun pak. Masak iya sebegitu lamanya kita berdamai?

Yang saya takutkan ya pak bahwa dalam beberapa bulan atau satu tahun vaksin jadi, itu kan ngeri pak. Bisa jadi omongan Bli Jerinx terbukti bahwa virus ini adalah konspirasi elit global untuk jualan vaksin. Amit-amit dah.

Tapi saya akui cerdas betul pilihan kata-kata Pak Jokowi, hm… berdamai dengan corona. Saya salut dengan pilihan kata ini karena dengan begini warga menjadi sadar bahwa corona adalah musuh yang terlalu kuat untuk dilawan dengan perang. Apalagi jika perang itu kurang niatan, setengah-setengah alias perang (tidak) total.

Jika terus memaksa berperang kita hanya akan menambah jumlah korban pada kedua, eh satu belah pihak, pihak kita saja ding. Corona sih tidak ada niatan untuk berperang melawan kita dia hanya makhluk yang ingin hidup-–jika bisa dikatakan makhluk. Cara mereka hidup itulah yang menyebalkan karena mereka hidup dengan membuat kita sakit, jika tidak mati.

Pernyataan presiden untuk berdamai dengan corona secara tidak langsung–-meski tidak dikatakan telah berhasil mengungkap bahwa kita telah kalah dan saat ini kita harus mematuhi perintah pemenang perang. Kita harus berdamai dengan hal itu dan mengikuti aturan main mereka. Karena jika memaksa terus berperang tanpa kesiapan bukan corona yang membunuh kita tapi logistik yang akan mengancam kita. Ekonomi yang kolaps juga tidak kalah berbahaya.

Mungkin memang sudah saat kejumawaan kita sebagai homo sapiens yang selama ini hidup dalam puncak rantai makanan agar sadar bahwa tidak selamanya aturan kita bisa diikuti orang lain–-tidak selamanya aturan kita yang harus diberlakukan. Sesekali kita harus sadar bahwa berdamai setelah kalah adalah pilihan yang realistis dan cerdas. Meski kadang saya gatel juga untuk bertanya, apa tidak ada cara damai yang lain pak?

Maksudnya menggunakan prosedur berdamai seperti berdamai dengan aparat yang saya sebutkan pada pembukaan tulisan. Apa tidak bisa kita berdamai dengan memberikan pelicin, lewat belakang, kemudian kita bisa berjalan lagi tanpa harus takut tiba-tiba dipanggil sidang?

Bisa tidak pak?

Karena kami semua sudah terbiasa berdamai dengan cara seperti itu.

BACA JUGA Pertanyaan Retoris Jokowi dan Cara Ngeles Elegan yang Sering Terjadi dan tulisan Aliurridha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Mei 2020 oleh

Tags: berdamai dengan coronapresiden jokowivirus corona
Aliurridha

Aliurridha

Pekerja teks komersial yang sedang berusaha menjadi buruh kebudayaan

ArtikelTerkait

Sudah Saatnya Kita Mengapresiasi Konten JKWKULINER dari YouTube Presiden Jokowi terminal mojok

Sudah Saatnya Kita Mengapresiasi Konten JKWKULINER Milik Presiden Jokowi

28 November 2021
3 Hal yang Bisa Ditangisi Bu Mega selain Badan Kurus Presiden Jokowi terminal mojok

3 Hal yang Bisa Ditangisi Bu Mega selain Badan Kurus Presiden Jokowi

21 Agustus 2021
gimmick sidak blusukan presiden jokowi mojok

Sidak, Blusukan, dan Gimik Insignifikan Pejabat

30 Juli 2021
Memang Apa Salahnya Jokowi Hadir di Pernikahan Atta dan Aurel_ terminal mojok

Memang Apa Salahnya Jokowi Hadir di Pernikahan Atta dan Aurel?

6 April 2021
Menerka Pesan Misterius Presiden Jokowi Saat Hadiri Pernikahan Atta dan Aurel terminal mojok.co

Menerka Pesan Misterius Presiden Jokowi Saat Hadiri Pernikahan Atta dan Aurel

5 April 2021
Susahnya Punya Dosen yang Pro Presiden, tapi Selalu Merasa Netral mojok.co/terminal

Susahnya Punya Dosen yang Pro Presiden, tapi Selalu Merasa Netral

10 Maret 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
mahasiswa ilmu falaq uin bintang teleskop langit bintang bulan mojok

Sisi Nggak Enak selama Menjadi Mahasiswa Ilmu Falak

indra keenam pengalaman enak nggak enak anak indigo penjelasan psikologi mojok.co, roy kiyoshi

Mempertimbangkan Percaya Pada Roy Kiyoshi Setelah 4 Ramalannya Betulan Kejadian

Menghitung Besaran UMR di Desa Konoha Saya Anak Desa Konoha dan Beginilah Enaknya Masuk Sekolah Ninja

Sebagai Hokage, Naruto Perlu Kartu Pra-Ninja dan Stafsusnya



Terpopuler Sepekan

Purwokerto Membuat Orang Purbalingga Cemburu dan Iri Hati (Unsplash) kemacetan

3 Pusat Kemacetan di Purwokerto yang Hanya Bisa Diatasi dengan Baling-baling Bambu

oleh Yanuar Abdillah Setiadi
22 September 2023

UIN Solo, Kampus yang "Nasibnya" Mengenaskan, Nggak kayak UMS dan UNS

UIN Solo, Kampus yang “Nasibnya” Mengenaskan, Nggak kayak UMS dan UNS

oleh Fajar Novianto Alfitroh
25 September 2023

UIN Walisongo PTKIN Terbaik (Unsplash)

UIN Walisongo, Kampus PTKIN dengan Nama Terbaik

oleh Ahmad Arief Widodo
19 September 2023

5 Drama Korea yang Cocok Ditonton Orang dengan Kepribadian INFJ

5 Drama Korea yang Cocok Ditonton Orang dengan Kepribadian INFJ

oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
26 September 2023

3 Rekomendasi Supermarket di Kota Magelang, Cocok buat Belanja Anak Kos

3 Rekomendasi Supermarket di Kota Magelang, Cocok buat Belanja Anak Kos

oleh Fitrotin Nisak
26 September 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=UYaA2xiqS2A

DARI MOJOK

  • Monumen Sanapati Kotabaru dan Kisah Persandian Menyelamatkan Kemerdekaan Indonesia
  • Universitas Bhakti Kencana: Profil, Jurusan, dan Informasi Lengkap Lainnya
  • Hotel Tugu, Bekas Hotel Tertua di Jogja yang Diterlantarkan Keluarga Soeharto
  • Safari Dharma Raya, Bus “Gajah” Kebanggaan Warga Temanggung yang Melegenda Sejak 1951
  • Menelusuri Jejak UNRA Mataram, Kampus PKI yang Berada di Lingkungan Keraton Yogyakarta
  • Sejarah IPB Bogor yang Dulunya Fakultas di Kampus UI
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!