Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Mencintai dan Membenci Kebijakan Plastik Berbayar

Bayu Susanto oleh Bayu Susanto
23 Juni 2019
A A
plastik berbayar

plastik berbayar

Share on FacebookShare on Twitter

Kebijakan untuk menerapkan plastik berbayar di semua pusat perbelanjaan ini memang sudah diterapkan. Kebijakan ini mengharuskan konsumen untuk membayar lebih sejumlah rupiah untuk membeli kantong plastik—setelah sebelumnya free alias gratis.

Plastik—well—memang jadi sumber polutan yang paling mengerikan. Ia tidak dapat didaur ulang dengan mudah dan memakan waktu yang sangat lama untuk terurai di alam. Membaca dari berbagai sumber, kantong plastik membutuhkan waktu 12-20 tahun buat terurai jadi tanah. Ada yang mau coba buat mempraktekkan? Plastik dikubur depan rumah, terus buka lagi di 20 tahun mendatang—itu juga kalo ingat.

Saat ini di berbagai pasar supermarket dan minimarket sudah menerapkan kebijakan plastik berbayar ini. Harganya bervariasi—mulai dari 200 rupiah hingga yang paling mahal gue temui adalah 6000 rupiah. Dan memang ada yang menjual plastiknya dengan harga, yang menurut gue, cukup wow untuk harga sebuah plastik.

Gue biasa belanja bulanan di supermarket yang ada di kota gue—Karawang. Dan yang menerapkan kebijakan plastik berbayar 6000 itu adalah pusat perbelanjaan yang cukup besar disini. Tapi ya nggak masalah soalnya memang gede banget itu plastiknya dan nggak keliatan murahan. Dijamin sangat cukup sekali untuk menampung nafsu belanjaan emak-emak yang sekali belanja bulanan buanyak banget. Jenis plastiknya mirip-mirip plastiknya toko sepatu original lah cuma lebih tebal.

Btw, di sana harga plastiknya 500 rupiah aja kalo belum tahu. Gue juga baru tau karena baru beli sepatu di sana. hehehe

Sebagai pasutri baru, hasrat belanja istri sungguh tinggi. Apalagi ketika akhir pekan dan ketika saya gajian. Istri sudah merencanakan ingin beli apa saja yang dibutuhkan. Sampai ditulis di kertas catatan dia. Lengkap sampai perkiraan harga yang harus dibayarkan dengan belanjaan sebanyak itu dengan tujuan memaksimalkan uang yang ada—walau seringnya lebih banyak dari perkiraan sih.

Nggak masalah. Gue mengerti kalau seorang istri perlu banyak kebutuhan. Apalagi ketika berumah tangga, istri rasanya jadi yang paling hafal apa saja yang dibutuhkan oleh rumah dan dapur yang gue sendiri nggak kepikiran kalo itu butuh. Gue ya manut-manut saja sambil iseng ngecek sisa ATM di handphone.

Buat gue plastik berbayar itu hal yang bagus. Berarti ada inisiasi dari Pemerintah untuk mengurangi sampah plastik yang sulit diurai itu. Dengan adanya charge pada plastik, mungkin diharapkan orang jadi mikir dua kali kalo mau belanja dengan kantong plastik terus beralih menggunakan kantong yang reusable sehingga plastik bisa berkurang. Tapi kok gue rasa itu jadi ladang tambahan bagi pelaku bisnis ya?

Baca Juga:

Ketika Ibu Rumah Tangga Bisa Membeli Rumah dari Mengumpulkan Sampah

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

Memang plastik itu murah—dibandingkan gaji kalian mungkin jauh lebih besar gaji kalian. Tapi justru ini jadi tambahan pemasukan lain dari produsen—yang dulunya gratis jadi bayar sehingga pemasukan produsen tambah banyak. Ambilah 200 rupiah dikalikan 2000 orang yang belanja ya lumayan juga. Apalagi kalau harga plastiknya 500. Atau bahkan 6000.

Kalau gue sih sebenernya nggak keberatan. Dengan adanya kebijakan plastik berbayar ini, mungkin ada beberapa orang yang nggak mau rugi dan akhirnya pake totebag atau bawa plastik sendiri kalo mau belanja. Dengan ini aja udah lumayan tuh berapa orang yang nggak buang sampah plastik.

Tapi gue juga kadang ribet ngurus plastik di rumah hasil jajan ganteng di minimarket. Rata-rata gue kumpulin atau dijadiin alas buat tempat sampah. Gue juga males kalo bawa totebag buat belanja. Apalagi belanja bulanan yang pasti berlu banyak totebag atau totebag yang ukurannya besar. Mending gue beli plastik aja yang gede meskipun kudu bayar 6000. Kalo jajan di minimarket biasanya gue minta buat nggak pake plastik kalo cuma jajan minuman aja karena bisa gue masukan di tas.

Namun istri gue yang terkenal perhitungan ini orangnya nggak mau rugi. Kadang-kadang ketika belanja bulanan, istri bawa plastik sendiri dari rumah. Lumayan katanya biar cuma hemat 6000 doang. Namanya juga ibu-ibu—selisih sedikit apapun pasti dikejar.

Fyi, 6000 rupiah adalah nominal besar bagi ibu-ibu. Promo minyak goreng yang selisihnya 400 rupiah juga masih dikejar kok. Percaya deh sama gue.

Terus siapa yang diuntungkan? Dua-duanya diuntungkan. Pelaku bisnis dapat tambahan penghasilan, meskipun ada potensi berkurang kedepannya karena masyarakat lebih memilih bawa kantong plastik sendiri. Alam pun riang karena manusianya mengurangi sampah plastiknya. Lebih riang lagi kalau harga satu plastik harganya 50.000 rupiah.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2022 oleh

Tags: cinta lingkunganHidup Hematplastik berbayarRumah TanggaSampah PlastikSJW
Bayu Susanto

Bayu Susanto

ArtikelTerkait

Ningsih Tinampi dan Lingkaran Setan Patriarki

Ningsih Tinampi dan Lingkaran Setan Patriarki

26 November 2019
Pekerjaan Rumah Tangga Mengubah Pandangan Saya terhadap Perempuan terminal mojok.co

Pekerjaan Rumah Tangga Mengubah Pandangan Saya terhadap Perempuan

19 Februari 2021
dulu saya

Sebuah Curhatan Mahasiswi : Perilaku yang Saya Benci Dulu Adalah Perilaku Saya Sekarang

11 Juni 2019
perempuan

Hanya Karena Saya Perempuan?

7 Juni 2019
baja perkakas cara membuat pisau teknik pembuatan pisau dapur material pisau bahan pisau yang bagus pisau dapur terbaikmojok.co

Mengenal Baja Perkakas, Material Hebat untuk Bikin Pisau Dapur Terbaik

10 Februari 2021
Dengan atau Tanpa Asisten Rumah Tangga, Tak Satu pun Membuatmu Lebih Mulia terminal mojok.co

Dengan atau Tanpa Asisten Rumah Tangga, Tak Satu pun Membuatmu Lebih Mulia

9 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Ilustrasi Banjir Malang Naik 500% di 2025 Bukti Busuknya Pemerintah (Unsplash)

Kejadian Banjir Malang Naik 500% di 2025, Bukti Pemerintah Memang Nggak Becus Bekerja

6 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.