Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Membuka Warung Makan Tak Cukup Modal Nekat Saja, Pahami Langkah-langkah Berikut

Suzan Lesmana oleh Suzan Lesmana
9 Juni 2021
A A
Pahami, Membuka Warung Makan Tak Cukup Modal Nekat Saja terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Sejak pandemi Covid-19 melanda negeri, di daerah saya banyak bermunculan warung makan baru atau bagian dari rumah yang disulap jadi warung makan dengan spesialisasi tertentu. Misalnya saja yang menjual soto, ayam goreng, sop, nasi goreng, dan lain-lain. Sebagai penikmat kuliner garis keras, rasa penasaran mencicipi tempat makan baru yang bermunculan itu menjadi wajib hukumnya.

Namun setelah satu demi satu dicoba, hampir semuanya tak memenuhi ekspektasi saya. Rerata warung makan tersebut tak mempunyai kelezatan yang akan diingat dan memicu hasrat ingin kembali makan di sana. Intinya, rasa masakannya nggak karu-karuan.

Padahal, cita rasa masakan adalah “kunci” diterima atau nggaknya eksistensi sebuah warung makan di suatu tempat. Dan memang beberapa bulan kemudian, tiga warung makan yang saya maksudkan di awal gulung tikar. Bahkan ada pula yang bermetamorfosis jadi pedagang alat-alat listrik. Jadi, modal nekat saja nggak cukup untuk bertahan di dunia kuliner ini, Sodaraku.

Saya akan mengabaikan ketentuan standar umum mendirikan sebuah warung makan seperti modal, strategis atau nggak lokasinya, survey konsumen, promosi, kenyamanan, dan sejenisnya. Karena beberapa tempat makan enak yang menjadi langganan saya nggak terlalu mengindahkan itu. Baik penjual dan pembeli, tetap baik-baik saja.

Saya contohkan sebuah warung makan sop kambing langganan di pinggir Jalan Kalimalang, Jakarta Timur. Sungguh, mencari parkir di sana untuk kendaraan roda empat saja sulitnya bukan main. Belum lagi panasnya di dalam warung dan berserakan bekas tisu pembeli. Tapi jangan ditanya kelezatan sop kaki yang dijual di tempat hanya berdinding dan beratap seng, makanya disebut sop kaki kambing “Gudang Seng”.

Promosi warung saya pikir dilakukan dengan sukarela oleh pembeli dengan metode “word of mouth” atau pemasaran dari mulut ke mulut. Karena apa? (((Cita rasa))).

Nggak jauh beda dengan sebuah warung makan di Banyuwangi, saat saya dan rombongan diajak makan Pak Bupati nan ramah. Berada di perkampungan penduduk dengan akses jalan tak cukup dua mobil lewat bersamaan, namun pembelinya tetap membludak. Lagi-lagi karena kelezatan masakannya alias cita rasa, Mylov.

Jadi, bagi newbie dalam dunia warung makan, perhatikan betul masalah cita rasa masakan ini sebelum “siap tempur” di jagat kuliner yang semakin kompetitif. Berikut saran saya jika ingin membuka jalan di bidang ini.

Baca Juga:

5 Rekomendasi Warung Makan Tanpa Tukang Parkir Dekat Unsoed Purwokerto, Semoga Tukang Parkir Nggak Baca Ini!

Cara Kotor Warung Makan Menarik Pembeli: Punya Banyak Menu, tapi Sering Kosong

Pertama, sebelum memutuskan membuka warung makan, sebaiknya uji coba rasa masakan dengan memberikannya pada anggota keluarga untuk dicicipi. Nah, yang jadi persoalan adalah anggota keluarga yang mencicipi harus jujur. Jika nggak enak, harus bilang nggak enak. Jangan sampai nyesel warung sepi di tengah jalan.

Selanjutnya, giliran tetangga sebagai reviewer dan tester masakan kita. Jangan lupa berpesan untuk mengomentari masakan. Komentar yang masuk diinventarisasi sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas kelezatan masakan. Jika ternyata tetangga merespons positif, maka kita melangkah ke step kedua.

Kedua, berdoa. Tak afdal rasanya jika memulai sesuatu yang baik tak diiringi dengan doa. Maka sudah menjadi kebiasaan umat Islam di Indonesia mengadakan pengajian yang diikuti banyak jamaah sebelum pemilik hajat memulai usahanya.

Jangan sepelekan doa berjamaah ini, Sodara. Banyak kita dengar di Indonesia, pemilik usaha—termasuk pemilik warung makan—yang kurang percaya diri hingga menggunakan penglaris supaya dagangannya laris manis. Padahal, cukuplah Allah sebagai penolong kita. Miris.

Ketiga, jaga silaturahmi. Setelah pembukaan warung makan secara resmi, maka langkah selanjutnya adalah menjaga relasi yang baik dengan pembeli baik saat melayani maupun di luar rumah makan. Dan percayalah, silaturahmi akan memperpanjang usia dan menambah rezeki. Jadi, rezeki itu dari Allah, ya, bukan dari babi ngepet atau kawan-kawannya.

Sodara, sungguh keberadaan warung makan sangat krusial di jagat makan besar manusia. Tak pandang pandemi atau non-pandemi. Warung makan memang potensial dikembangkan lebih besar meski modalnya sedikit. Namun, nggak berarti modal nekat saja ketika memulainya. Yang terpenting dari semua adalah cita rasa, bukan sekadar kenyang.

Sumber Gambar: YouTube Tahu Gejrot

BACA JUGA Hal-hal yang Dirindukan dari Warung Makan Zaman Dulu dan tulisan Suzan Lesmana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Desember 2021 oleh

Tags: bisnis kulinerKuliner Terminalmasakan nusantarawarung makan
Suzan Lesmana

Suzan Lesmana

Seorang MC yang suka menulis sejak pandemi

ArtikelTerkait

Rumah Makan Andalan: Terus Bertahan di Tengah "Keramatnya" Jalan Timoho Jogja

Rumah Makan Andalan: Terus Bertahan di Tengah “Keramatnya” Jalan Timoho Jogja

5 April 2024
lotek jogja kuliner inovasi kebablasan mojok

Lotek Jogja, Kuliner yang Terlampau Inovatif

5 Agustus 2021
Realita Kedai Kopi Jogja Persaingan Blok Utara vs Blok Selatan MOJOK.CO

3 Rekomendasi Kopi Saset untuk Teman Begadang Kaum Low Budget

2 Juni 2021
makanan pedas

Menanggapi Tulisan Kecap Manis yang Terdiskriminasi: Makanan Pedas Lebih Nikmat dengan Kemurnian Rasanya

4 Agustus 2019
Nasi Shirataki, Alternatif Baru Pengganti Nasi Putih terminal mojok.co

Nasi Shirataki, Alternatif Baru Pengganti Nasi Putih

4 Agustus 2021
Membandingkan Warteg dengan Warung Makan di Kota Solo

Membandingkan Warteg dengan Warung Makan di Kota Solo

28 Juli 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.