Memborong Rumah untuk Investasi: Cuan bagi Pengusaha, Bencana bagi Rakyat Jelata – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Pojok Tubir

Memborong Rumah untuk Investasi: Cuan bagi Pengusaha, Bencana bagi Rakyat Jelata

Raynal Payuk oleh Raynal Payuk
9 Oktober 2021
0
A A
memborong rumah perumahan banguntapan mojok

Ilustrasi perumahan

Share on FacebookShare on Twitter

Jika saya membuat daftar hal yang paling saya benci di dunia ini, melihat rumah kosong di kota seperti Jakarta adalah salah satunya. Rumah-rumah kosong ini mungkin terlihat terbengkalai namun mereka semua ada pemiliknya. Pemilik yang nggak menggunakan rumah tersebut tapi tetap memilikinya dengan alasan untuk aset dan investasi. Yak, banyak orang memborong rumah dengan dalih aset dan investasi.

Contohnya perumahan orang tua saya di Kalimalang, Bekasi. Saat ortu saya membeli rumah di sana sekitar dua dekade lalu, perumahan tersebut masih masuk kategori untuk keluarga kelas menengah bawah. Namun, keberadaan dua jalan tol baru dan proyek LRT Jabodetabek membuat daerah tersebut sudah menjadi area strategis.

Walaupun lokasi sudah strategis, di perumahan ini banyak sekali rumah terbengkalai ditinggal pemiliknya. Luasnya kadang dua kali lipat lebih besar dari rumah ortu saya. Rumah ini tidak mau dijual, disewa, atau dipakai usaha. Cuma sekadar sebagai aset investasi yang dibiarkan terbengkalai saja. Bahkan usut punya usut, saya mendengar bahwa banyak rumah terbengkalai ini dimiliki satu orang saja yang tinggal di kompleks saya dan kebetulan terkenal cukup kaya. Alias, ada orang yang memborong rumah dalam jumlah banyak.

Bukan cuma rumah terbengkalai, hal ini juga terjadi bahkan di pasar properti lainnya seperti apartemen. Misalnya salah satu apartemen yang ada di tengah pusat kota Bekasi. Saya tahu bahwa apartemen itu sudah terjual semua. Cuma yang menggunakan apartemen tersebut untuk tinggal permanen hanya sedikit. Mayoritas kamar apartemen tersebut cuma dibiarkan untuk investasi, atau disewakan harian buat jadi kamar hotel. Bukan sewa buat tempat tinggal loh, tapi kamar hotel!


Tindakan menimbun rumah cuma buat kepentingan investasi semata, menurut saya adalah salah satu hal paling memuakkan. Bagaimana tidak, harga rumah setiap tahunnya selalu meningkat di kota-kota besar seperti Jakarta. Rumah yang dulu bisa dibeli dengan harga 200 juta di daerah Bekasi dekat perbatasan Jakarta, sekarang sudah meroket hampir lima kali lipat dalam dua dekade. Di tengah-tengah kondisi kaya gini, masih saja ada yang berpikir bahwa properti itu sekadar investasi belaka.

Tentunya yang bakal merasakan getah dari harga rumah ngeri-ngeri sedap ini bukanlah para kaum investor properti yang doyan memborong rumah. Tapi, kita generasi kelas menengah dan bawah selanjutnya yang bakal makin sulit membeli rumah . Gaji cuma sebatas UMR Jakarta dan ngidam mau punya rumah? Bisa kalau kamu beli rumah subsidi di Karawang sana yang jaraknya puluhan kilometer dari Jakarta. Selamat bermacet ria setiap pagi dan sore cuma buat kerja di Jakarta.

Ini pun bukan masalah unik di Jakarta saja, tapi di kota-kota besar dunia. Kota seperti San Fransisco atau Seoul kelihatannya makmur sentosa dari luar. Namun, ternyata mayoritas penduduknya nggak bisa beli rumah dan hidup di apartemen sewaan karena harga properti yang gila. Kalau nggak nyewa apartemen, berarti mereka tinggal di kota lain dan harus melakukan perjalanan komuter berjam-jam menuju pusat kota buat kerja. Biang keroknya tidak lain karena spekulasi properti untuk kepentingan investasi baik oleh perusahaan besar maupun individu.

Saking parahnya, beberapa penduduk kota besar dunia pun sudah setuju melakukan tindakan ekstrem untuk menyelesaikan permasalahan ini. Misalnya penduduk kota Berlin di Jerman yang baru saja mengadakan referendum. Sebanyak 53 persen penduduk Berlin setuju jika Pemerintah Kota menyita 240 ribu apartemen yang dimiliki perusahaan properti rental buat dijadikan perumahan sosial. Kebijakan ekstrem, tapi tepat sasaran untuk menyelesaikan permasalahan akut.

Di lain pihak, masalah harga rumah yang terus meroket bukan cuma bakal membuat kaum milenial dan Gen Z susah punya rumah. Kalau generasi kita bakal kesulitan punya rumah, masalah turunan lainnya juga bakal menimpa suatu kota. Contohnya kemacetan dan polusi di Jakarta. Semakin banyak generasi kita yang tinggal di kota satelit seperti Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor, dan Karawang, maka semakin parah kemacetan di Jakarta. Bayangkan saja, jutaan orang melakukan perjalanan komuter puluhan kilometer setiap harus dan menghabiskan seperempat haris mereka di jalanan. Apalagi area di kota satelit Jakarta, punya sistem transportasi publik yang lebih buruk lagi.

Nggak usah ditanya juga kualitas infrastruktur di daerah kota satelit ini. Kalau kalian ingin merasakan jalan yang benar-benar rusak, sekali-kali berkunjung ke lokasi perumahan-perumahan baru di sekitaran Babelan, Kabupaten Bekasi. Dijamin asyik tinggal di sana, tapi kerjanya di tengah kota Jakarta. Itu pun belum termasuk masalah lainnya seperti penurunan muka tanah karena pembangunan perumahan di daerah yang belum ada infrastruktur pipa air minum. Hingga konversi lahan pertanian menjadi perumahan buat mereka yang kerja di kota.

Jika Jakarta tidak ingin mengulangi kesalahan seperti kota-kota besar dunia di mana harga properti sudah tidak terkendali, tindakan tegas harus dilakukan sekarang. Bukan hanya terkait pasokan perumahan murah, karena rumah murah yang dibangun jauh dari tempat kerja atau di daerah tanpa infrastruktur pendukung itu hanya akan menambah masalah lain. Luas tanah di suatu kota pun juga nggak bakal secara ajaib bertambah.

Tindakan tegas yang diperlukan adalah memajaki secara progresif, para pembeli properti yang menimbun tiga hingga lima rumah semuanya demi semata-mata investasi. Buat mereka ini mah, memborong rumah cuma sekadar permainan memperkaya diri. Tapi, buat kita, ini masalah berakhir jadi gelandangan atau nggak.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Oktober 2021 oleh

Tags: InvestasiKapitaliskrisis papanperumahanRumah
Raynal Payuk

Raynal Payuk

Mantan Pers Kampus Dalam Pencarian Jati Diri dan Pekerjaan

Artikel Lainnya

4 Hal yang Bikin Kamu Pikir-pikir Lagi untuk Tinggal di Pinggir Laut Terminal Mojok

4 Hal yang Bikin Kamu Pikir-pikir Lagi untuk Tinggal di Pinggir Laut

20 Mei 2022
Rasanya 18 Tahun Tinggal di Depan Sawah Terminal Mojok

Pengalaman Saya 18 Tahun Tinggal di Depan Sawah

16 Mei 2022
Kapan Punya Rumah Lebih Penting Ditanyakan ketimbang Kapan Nikah

Kapan Punya Rumah Lebih Penting Ditanyakan ketimbang Kapan Nikah

9 Mei 2022
5 Kesalahan Makeover Rumah yang Biasa Dilakukan Terminal Mojok

5 Kesalahan Makeover Rumah yang Biasa Dilakukan

8 Mei 2022
3 Tips Agar Rumah Tak Dibobol Maling

3 Tips Agar Rumah Tak Dibobol Maling

25 April 2022
4 Spesifikasi Rumah yang Wajib Diperhatikan Sebelum Menempatinya

4 Spesifikasi Rumah yang Wajib Diperhatikan Sebelum Menempatinya

22 April 2022
Pos Selanjutnya
Sebelum Mengkultuskan Jogja, Mampirlah dulu ke Malang

Sebelum Mengkultuskan Jogja, Mampirlah dulu ke Malang

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Syaeful Cahyadi: Menceritakan Makam Untuk Menggali Konteks Kesejarahan
    by Ali Ma'ruf on 20 Mei 2022
  • Konsep Transmigrasi Sudah Kuno, Kemendes Terapkan Transpolitan
    by Yvesta Ayu on 20 Mei 2022
  • Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali
    by Isidorus Rio Turangga Budi Satria on 19 Mei 2022
  • Nasirun, Santrinya, dan Lukisan-lukisan yang Pulang
    by Arif Hernawan on 19 Mei 2022
  • Cerita Simone Inzaghi yang Sering Dibandingkan dan Stefano Pioli yang Kerap Diremehkan
    by Ali Ma'ruf on 19 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In