• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Membela Turis Indonesia yang Gemar Belanja dan Berfoto Ria

Tiara Uci oleh Tiara Uci
10 Desember 2022
A A
Membela Turis Indonesia yang Gemar Belanja dan Berfoto Ria Terminal Mojok

Membela Turis Indonesia yang Gemar Belanja dan Berfoto Ria (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, saya membaca tulisan Mas Satiadi Juliarso yang membahas soal turis Indonesia yang lebih suka berbelanja dan berfoto alih-alih mendengarkan atau mencari tahu keunikan sebuah tempat wisata. Karakter tersebut katanya berbeda dengan turis Eropa yang lebih suka mengetahui sejarah atau hal unik terkait kota yang didatangi.

Jika boleh saya rangkum, Mas Satiadi megatakan jika hobi turis Indonesia belanja dan berfoto ria disebabkan karakter orang Indonesia yang mayoritas masih menggantungkan perasaan puas dan bahagia dari luar alias dari orang lain. Sederhananya, turis Indonesia berbelanja barang mewah, berfoto di berbagai objek wisata yang ada di Eropa guna mencari validasi dari orang lain kalau mereka kaya. Tulisan lengkapnya bisa dibaca di sini.

Sebenarnya nggak ada yang salah dengan tulisan Mas Satiadi. Namun, sebagai turis Indonesia yang suka foto dan jarang belanja karena memang uangnya yang nggak ada, izinkan saya sedikit memberi tanggapan, atau boleh juga kalau disebut pembelaan. Nggak apa-apa kan ya sesekali membela tingkah warga +62?

Pertama, saya kurang setuju kalau sikap turis Indonesia yang banyak belanja hanya dilihat dari sisi negatif. Bagi saya, nggak masalah sih ada turis Indonesia yang hobi belanja. Justru, karakter turis Indonesia yang suka belanja itu disukai para pedagang, lho.

Percaya atau nggak, orang Indonesia yang melakukan ibadah umrah di Arab Saudi sangat disukai oleh pedagang di sana lantaran jamaah Indonesia terkenal suka berbelanja. Kalau kita berjalan-jalan di deretan toko atau penjual kurma di Madinah dan Makkah, mereka banyak yang berteriak menyebut nama Jokowi, Prabowo, atau nama-nama tokoh lain di Indonesia yang mereka tahu, sekadar untuk menarik perhatian orang Indonesia agar mampir ke tokonya. Setahu saya, hanya orang Indonesia yang diperlakukan seperti itu. Para pedagang nggak berteriak Erdogan ketika ada orang Turki lewat, mereka juga nggak menyebut nama Anwar Ibrahim saat melihat orang Malaysia.

Hal ini memang menegaskan kalau orang Indonesia yang bepergian ke luar negeri suka belanja. Namun, sikap tersebut nggak memalukan dan bukanlah image buruk. Sebaliknya, malah berdampak positif bagi pelaku industri pariwisata. Harusnya turis Eropa belajar konsumtif dari turis Indonesia, kan? Bayangkan, betapa senangnya warga NTT kalau turis Eropa yang datang ke Pulau Komodo nggak hanya fokus melihat kadal purba, melainkan juga memborong produk lokal. Mantap sekali.

Kedua, orang Indonesia memiliki tradisi memberi oleh-oleh ketika sedang bepergian. Nggak peduli sedang berwisata di Eropa atau ke luar kota, buah tangan menjadi hal yang wajib dibeli. Itulah sebabnya banyak turis Indonesia yang ketika liburan kopernya ikutan beranak. Jadi, sebenarnya nggak semua turis Indonesia hobi belanja untuk dirinya sendiri kok, Gaes, beberapa di antaranya membeli untuk orang lain juga. Sebenarnya membeli barang untuk diri sendiri atau untuk orang lain nggak ada yang salah, asal uangnya bukan hasil korupsi atau mencuri. Ya, kan?

Ketiga, mohon maaf, jujur saja saya agak bingung kalau ada orang yang dianggap keliru atau dilihat secara negatif lantaran hobi posting foto di media sosial, misalnya sambil menenteng tas Gucci atau LV. Mereka kerap disebut pamer dan nggak self love, sebab kebahagiaannya bersumber dari orang lain. Lho, sek to, memangnya Instagram, dkk. dibuat untuk apa? Bukannya memang untuk pamer?

Ada yang pamer jalan ke luar negeri, pamer makanan, pamer mobil, pamer keluarga bahagia, dan pamer-pamer yang lainnya. Perbedaanya hanya satu, level norak setiap manusia untuk pamer foto itu berbeda-beda. Bisa jadi kita menganggap turis Indonesia yang berfoto di bawah Menara Eiffel sambil menenteng LV itu norak, pamer, dan lebay. Sebaliknya, bisa jadi foto turis Eropa di depan sumur yang ada di NTT sana juga norak bagi masyarakat kita. Ha wong sumur ae mbok foto, kan gitu?

Jadi, menurut saya nggak ada yang salah kok kalau ada turis Indonesia membawa banyak baju ganti hanya karena ingin tampil berbeda-beda ketika di foto. Asalkan nggak merepotkan tour guide-nya atau nggak mengganggu orang lain saja.

Percayalah, turis yang rempong berfoto itu biasanya hanya di awal. Maklum, namanya juga belum pernah melihat indahnya Eropa, jadi bahagianya kebablasan. Saya yang hanya berlibur ke negara tetangga ketika pertama kali datang juga langsung foto di depan patung Merlion Park, kok. Namun setelahnya, sudah nggak pernah saya lakukan karena perasaan excited-nya sudah berbeda. Bisa jadi orang Eropa juga melakukan hal yang sama. Mereka kalau bepergian ke Bali atau ke Lombok ya suka foto-foto juga nggak kalah heboh dengan turis Indonesia. Kalau mau dicari buruknya, bule di Bali juga banyak yang akhlakless, yang mengencingi tempat ibadah sampai dideportasi juga banyak.

Keempat, kenapa turis Eropa terlihat nggak begitu suka belanja? Menurut saya karena dalam tulisan Mas Setiadi lokasi wisatanya di Eropa. Turis Eropa mau borong belanja apa di daerah wisata yang sama-sama benua Eropa? Mau beli tas keluaran Balenciaga, Dior, atau LV? Barang-barang tersebut kan memang sudah sering mereka temukan di negaranya masing-masing (masih berada di satu benua), harga barang tersebut juga relatif sama di negara-negara Eropa. Jadi ya wajar kalau turis Eropa nggak begitu tertarik membelinya.

Sementara kalau bagi turis Indonesia berbeda. Memang ada store Dior atau LV di Indonesia, namun jumlahnya terbatas dan harganya mahal. Kabarnya, selisih harganya bisa sampai 20% lho antara tas di Indonesia dan Eropa. Jadi, kalau ada orang kaya Indonesia yang kalap belanja ketika melihat produk-produk mewah di Eropa, ya wajar saja, sih. Meskipun kalau melihat banyaknya belanjaan turis Indonesia saya sendiri kadang suka iri. Kok mereka banyak duitnya? Pada kerja apa, sih?

Intinya, saya merasa kalau turis Indonesia yang suka belanja itu bukan hal buruk. Dan, membandingkan turis Indonesia dan turis Eropa kok rasanya agak kurang enak didengar lantaran turis Indonesia itu juga bermacam-macam latar belakangnya.

Bagi saya pribadi, kebiasaan turis Indonesia yang suka buang sampah sembarangan, nyerobot antrean, dan nekat mencuri uang di swalayan lah yang lebih menganggu lantaran berdampak buruk bagi turis Indonesia lain yang ingin berwisata ke luar negeri.

Akhir kata, selamat liburan Nataru warga Terminal Mojok. Silakan berfoto, berbelanja, dan tertawa. Hidup hanya sekali, sebaiknya dinikmati, syukur-syukur kalau bisa berbagi dengan orang lain.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kenapa Turis Indonesia Lebih Sibuk Berbelanja dan Berfoto Ria daripada Turis Eropa?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Desember 2022 oleh

Tags: belanjaberfotoIndonesiaTuris

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Tiara Uci

Tiara Uci

Lulusan Teknik Mesin. Buruh tower telekomunikasi.

ArtikelTerkait

4 Kesalahan Interior Minimarket yang Bikin Pembeli Nggak Nyaman Berbelanja

4 Kesalahan Interior Minimarket yang Bikin Pembeli Nggak Nyaman Berbelanja

7 Maret 2023
Honda Jazz Facelift Diluncurkan, Bakal Masuk Indonesia Nggak ya Terminal mojok

Honda Jazz Facelift Diluncurkan, Bakal Masuk Indonesia Nggak ya?

4 Februari 2023
5 Tempat Belanja di Jogja yang Lebih Murah ketimbang Transmart Terminal Mojok

5 Tempat Belanja di Jogja yang Lebih Murah ketimbang Transmart

26 Januari 2023
5 Alasan Saya Lebih Suka Belanja di Warung Kelontong daripada Minimarket Terminal Mojok

5 Alasan Saya Lebih Suka Belanja di Warung Kelontong daripada Minimarket

25 Januari 2023
6 Jutsu Naruto yang Mirip dengan Ajian yang Ada di Indonesia

6 Jutsu Naruto yang Mirip dengan Ajian yang Ada di Indonesia

19 Januari 2023
Harga Barang di Toko Online Lebih Murah daripada Toko Offline Terminal Mojok

Alasan Harga Barang di Toko Online Lebih Murah daripada Toko Offline

12 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Lulusan UIN Syarif Hidayatullah (Unsplash)

Nama Resmi UIN Memang Terlalu Sulit untuk Dihapal

7 Tips Berburu Promo Akhir Tahun

7 Tips Berburu Promo Akhir Tahun

Pentingkah Revisi KUHP karena Warisan Belanda?

Pentingkah Revisi KUHP karena Warisan Belanda?

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Surat Cinta untuk Walikota: Pak, Malang Macet, Jangan Urus MiChat Saja!
Pojok Tubir

Mati Tua di Jalanan Kota Malang

oleh Mohammad Faiz Attoriq
28 Maret 2023

Lama-lama, kelakar mati tua di jalanan Kota Malang itu nggak lagi jadi guyonan, tapi risiko yang menjelma jadi nyata.

Baca selengkapnya
Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

28 Maret 2023
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
Angkringan Memang Murah, tapi Bukan Pilihan Terbaik Buat yang Makannya Banyak Kayak Saya

Angkringan Memang Murah, tapi Bukan Pilihan Terbaik Buat yang Makannya Banyak Kayak Saya

28 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!