Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Manfaat Terselubung dalam Hadapi Sopir Bus Malam yang Suka Ugal-ugalan

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
16 Maret 2020
A A
Manfaat Terselubung dalam Hadapi Sopir Bus Malam yang Suka Ugal-ugalan
Share on FacebookShare on Twitter

Bagi saya pribadi, penguasa jalanan itu ada dua. Pertama, adalah ibu-ibu pengendara motor dengan lampu seinnya yang sering berlawanan. Kedua, adalah sopir bus antarprovinsi yang kelewat kurang ajar kalau nglakson dan nyerebot jalan.

Khusus untuk ibu-ibu, saya tidak berani berargumen. Pasalnya, toh, ibu saya sendiri adalah golongan yang kadang melakukan hal yang serupa. Namun untuk sopir bus, saya merasa perlu menuliskan hal ini. Beberapa kali saya mengalami keapesan karena kelakuan sopir bus malam yang ugal-ugalan. Akan tetapi, meski begitu, saya malah berpikir bahwa keugalan-ugalan dan semprolnya para sopir bus di jalan raya itu memiliki manfaat tersendiri.

Baru-baru ini, dalam perjalanan saya menuju Kediri dari Semarang, saya mengalami kejadian cukup apes yang diakibatkan oleh sopir bus malam yang ugal-ugalan. Dalam perjalanan tersebut, saya bersama dengan motor tercinta hampir saja terjun bebas di sebuah persawahan. Lucunya, ada beberapa pengendara motor di belakang saya yang juga mengalami kejadian serupa. Hal ini disebabkan ada bus yang menyerobot jalur yang berlawanan, yang saya lewati.

Bus tersebut memaksa mengambil jalur berlawanan untuk menyalip truk yang ada di depannya. Melihat hal itu, demi menyelamatkan diri, tentu saja cara realistis yang dilakukan adalah merelakan jalan tersebut dan memaksa menceburkan diri ke pinggir jalan yang bersebelahan dengan perasawahan. Dari pada memaksa maju, tapi malah ketemunya malaikat maut? Kan, lebih baik mengalah? Meski akhirnya saya harus bersusah payah mengerem motor agar tidak terjun bebas di dalam kubangan sawah.

Sesaat setelah kejadian tersebut, terdengar suara di belakang saya berkata,“Oooh, w*asyyuu tenan, rak nduee uteeek!” Suara tersebut berasal dari seorang bapak-bapak yang tentu saja tidak terima diperlakukan seperti itu.

Kejadiaan tersebut memang menjengkelkan. Maju sedikit saja maka saya dan beberapa orang di belakang saya bermaskeran lumpur karena sopir bus yang ugal-ugalan tersebut. Selain itu, tanpa meminta maaf, bus tersebut dengan seenaknya  meluncur begitu saja tanpa ada rasa bersalah. Sungguh, uwuw syekali!

Tetapi, kemangkelan hati saya sedikit bisa teratasi. Saya teringat pada buku Filosofi Teras yang ditulis oleh Henry Manampiring tentang filosofi stoa. Dalam buku tersebut dijelaskan mengenai dikotomi kendali. Di mana banyak hal yang ada dalam hidup ini berada pada luar kendali diri sendiri, termasuk sopir bus yang ugal-ugalan. Maka respons wajar yang bisa saya berikan adalah tetap tenang, toh wajah saya masih aman-aman saja, terhindar dari ancaman lumpur sawah.

Bahkan, saya malah mendapatkan hikmah terselubung dari sopir bus yang ugal-ugalan tersebut. Bukankah setiap kejadian buruk atau musibah selalu terselip manfaat yang membersamai? Ada beberapa manfaat yang saya dapatkan dari kejadian semprol itu.

Baca Juga:

Desa Penundan, Surga Dunia bagi Sopir Truk dan Bus yang Melewati Jalan Alas Roban

Bus Pariwisata Adalah Bencana bagi Orang Jogja: Sopirnya Ugal-ugalan dan Nggak Tahu Diri

Pertama, saya mendapatkan manfaat berupa pelajaran penting tentang makna kerelaan. Tentu saja dengan kelakukan sopir bus yang seenak udele menyerobot jalan, membuat kita belajar merelakan. Ya, merelakan jalan kita diserobot.

Dalam hidup ini, sering kali kita bertemu dengan orang yang suka menyerobot dan mengambil hak orang lain. Sering kita temui sebuah kisah tentang kekasih yang sudah dijaga selama ini malah ditikung dan dilamar teman sendiri. Kejadian-kejadian semacam ini tentu saja membuat kita harus merelakan hal tersebut. Nah, dengan menghadapi bus yang ugal-ugalan, kita telah memulai untuk mempelajari prinsip sederhana dari konsep kerelaan.

Kedua, kita belajar untuk terus berpikir. Menghadapi sopir bus yang ugal-ugalan membuat otak kita yang setiap harinya menikmati indahnya rebahan, dituntut untuk bekerja keras dengan mencari solusi jitu menghindari mereka di jalan. Pada konteks yang saya hadapi, kejadian ini membuat saya mikir gimana caranya agar tidak jatuh ke kubangan sawah yang penuh dengan lumpur.

Hal ini juga berlaku dalam kehidupan kita. Dengan kesulitan yang sering kali datang dengan tiba-tiba, otak kita dituntut untuk berpikir mencari solusi ketimbang fokus pada masalah. Tentu dengan sering menghadapi sopir bus yang ugal–ugalan, kita bisa menjadi pribadi yang punya pikiran yang futuristik (weleeeeh).

Ketiga, membuat kita harus belajar berpikir negatif. Loh, kok negatif? Yah, mudahnya begini. Dalam buku Filosofi Teras, dijelaskan bahwa hal-hal yang ada di luar kendali kita harus kita pikirkan kemungkinan terburuknya. Sehingga ketika kemungkinan buruk itu benar-benar terjadi, hati dan otak kita menjadi siap dan tidak misuh-misuh!

Pelajaran terakhir ini memang agak rumit dan susah. Masak yah kita disuruh negative thinking muluk? Tapi ketahuilah bahwa negative thinking akibat persepsi buruk pada diri sendiri atau pada sesuatu yang bisa kita kendalikan, itu memang buruk. Namun, negative thinking pada sesuatu yang tidak bisa kendalikan adalah hal yang baik.

Misalnya pada kasus saya yang menghadapi sopir bus yang ugal-ugalan. Sisi sembrono dan ugal-ugalan dari sopir bus adalah hal yang tidak bisa saya kendalikan. Dengan berpikir bahwa di jalanan nanti saya akan menemui sopir-sopir bus yang se-spesies, membuat saya lebih berhati-hati dan lebih fokus dalam berkendara.

Dalam hidup sering juga kita alami peristiwa, musibah yang sesungguhnya tidak pernah kita harapkan. Banyak hal di luar kendali kita yang ujungnya masih menjadi misteri. Dengan sering berhadapan dengan mereka, membuat kita siap menjadi pribadi yang lebih antisipatif, dan tidak mengendepankan misuh-misuh yang tak berfaedah.

BACA JUGA Review Bus Bumel Jogja-Solo Sebagai Solusi Jika Kehabisan Tiket Prameks atau tulisan Muhamad Iqbal Haqiqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Maret 2020 oleh

Tags: bus malamsopir busugal-ugalan
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Pekerja Teks Komersial. Kosong adalah isi, isi adalah kosong.

ArtikelTerkait

Tipe-tipe Orang Nyumbang Lagu di Acara Pernikahan terminal mojok.co

Bus Handoyo Mengajari Saya untuk Mengenal Aliran Musik Koplo

26 Agustus 2020
Desa Penundan, Surga Dunia bagi Sopir Truk dan Bus yang Melewati Jalan Alas Roban Mojok.co

Desa Penundan, Surga Dunia bagi Sopir Truk dan Bus yang Melewati Jalan Alas Roban

27 Oktober 2024
Bus Pariwisata Adalah Bencana bagi Orang Jogja: Sopirnya Ugal-ugalan dan Nggak Tahu Diri

Bus Pariwisata Adalah Bencana bagi Orang Jogja: Sopirnya Ugal-ugalan dan Nggak Tahu Diri

16 September 2024
Bus Rela dan Batik Solo Trans, Penguasa Jalur Solo-Purwodadi yang Bikin Ngeri Pengendara Lain

Bus Rela dan Batik Solo Trans, Penguasa Jalur Solo-Purwodadi yang Bikin Ngeri Pengendara Lain

25 Januari 2024
Sudah Saatnya Sopir Bus Ugal-Ugalan Itu Ditertibkan, Nyawa Orang Lain Jelas Lebih Berharga ketimbang Harga Diri dan Setoran!

Sudah Saatnya Sopir Bus Ugal-Ugalan Itu Ditertibkan, Nyawa Orang Lain Jelas Lebih Berharga ketimbang Harga Diri dan Setoran!

3 Desember 2023
7 Hal Positif yang Hanya Akan Kamu Temukan di Bus Ponorogo-Trenggalek telolet bus

Ironi Telolet Bus: Bikin Bahagia, tapi Kadang Malah Berakhir Bencana, Saatnya Bikin Aturan yang Tegas!

25 Maret 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Ambil S2 UGM setelah Lulus S1 dari Kampus yang Sama, Alasan Saya Tidak Bosan Kuliah di Gadjah Mada Mojok.co

Ambil S2 UGM setelah Lulus S1 dari Tempat yang Sama, Alasan Saya Tidak Bosan Kuliah di Gadjah Mada

6 November 2025
Derita Jadi Orang Jakarta Selatan di Perantauan: Dicap Anak Gaul, padahal Aslinya Biasa Aja Mojok.co

Cerita Orang Jakarta Selatan di Perantauan: Dicap Anak Gaul, padahal Aslinya Biasa Aja

5 November 2025
Goa Terawang, Wisata Alam Blora yang Tidak Mengecewakan

Goa Terawang, Wisata Alam Blora yang Tidak Mengecewakan

3 November 2025
4 Ide Bisnis Mahasiswa yang Kelihatan Sepele padahal Cuannya Nggak Bisa Dianggap Remeh

4 Ide Bisnis Mahasiswa yang Kelihatan Sepele padahal Cuannya Nggak Bisa Dianggap Remeh

5 November 2025
4 Alasan Kloset Jongkok Lebih Cocok buat Toilet Umum ketimbang Kloset Duduk, Lebih Natural!

4 Alasan Kloset Jongkok Lebih Cocok buat Toilet Umum ketimbang Kloset Duduk, Lebih Natural!

3 November 2025
Pengalaman Mendaki Pertama Kalinya dan Nekat Langsung ke Lawu: Sebuah Kesalahan yang Nggak Bikin Saya Menyesal

Pengalaman Mendaki Pertama Kalinya dan Nekat Langsung ke Lawu: Sebuah Kesalahan yang Nggak Bikin Saya Menyesal

9 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=rrP1NPUFHS0

DARI MOJOK

  • Pameran “Petak Umpet Sastra Anak” Mengumpulkan Orang Dewasa yang Rindu dengan Novel Anak Karya Penulis Indonesia
  • Di Balik Tangkapan Jitu Kiper Futsal UGM: Cedera di Jari Tangan hingga Doa Orang Tua yang Selalu Mengiringi
  • El Capitano dan Sepasang Decker yang Menjaga Irama Permainan Tim Futsal Putri UGM
  • Simbol Semarang “Kota Pelestari Budaya”: Festival Wayang, Patung Bima Srikandi, hingga Akademi Wayang
  • Guru Tak Pernah Benar-benar Merasa Pulang, Raga di Rumah tapi Pikiran dan Hati Tertinggal di Sekolah
  • Starcross Membuktikan bahwa Nilai Kreativitas dan Komunitas Lebih Kuat dari Tren yang Datang dan Pergi

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.