Kali ini yang bakal kita bahas bukan Mandra di dunia nyata ya, karena kehidupan Haji Mandra saat ini tentu saja sudah punya keluarga yang bahagia. Yang bakal kita bahas saat ini adalah sosok Mandra dalam sinetron legendaris Si Doel Anak Sekolahan. Karakternya yang penting bahkan disebut-sebut sebagai nyawa dalam sinetron besutan Rano Karno ini selain Babe Sabeni. Ya nggak salah, Si Doel Anak Sekolahan memang bakalan hambar dan kurang menarik kalau nggak ada karakter Mandra.
Setiap tokoh dalam Si Doel Anak Sekolahan punya karakter yang kuat dan ciri khas masing-masing sehingga tidak ada yang sifatnya sama. Mandra adalah salah satu tokoh yang melekat kuat di hati para penggemar sinetron ini. Pemirsa melihatnya sebagai tokoh yang kocak dengan logat Betawi khas. Tapi sebenarnya kalau dilihat lebih dalam lagi, dia adalah tokoh yang paling malang dalam berbagai hal termasuk pendidikan, karier, dan jodoh.
Tidak tamat sekolah, tak punya jenjang karier
Mandra adalah antitesis dari Doel yang disekolahkan oleh babenya sampai perguruan tinggi. Babe Sabeni berusaha keras agar Doel bisa jadi sarjana. Sedangkan Mandra yang merupakan anak Kong Ali (Haji Tile) tidak disekolahkan sama sekali bahkan sampai sekolah dasar sekalipun. Kong Ali adalah tokoh antagonis bagi Mandra yang bukan hanya tidak menyekolahkannya, tapi juga pelit dan pilih kasih.
Lantaran tidak disekolahkan, Mandra tidak bisa bekerja dengan jenjang karier yang lebih tinggi dan hanya bisa meminta bantuan Babe Sabeni untuk ikut narik oplet. Jelas dia tidak akan bisa melamar pekerjaan di luaran karena ijazah SD saja tidak punya.
Secara tidak langsung, Rano Karno selaku penulis dan sutradara Si Doel Anak Sekolahan ingin menunjukkan kalau orang-orang seperti Mandra saat itu ada dan bahkan banyak di dunia nyata. Orang-orang yang tidak bisa mengenyam pendidikan karena keadaan atau karena ketidaktahuan orang tuanya tentang pentingnya pendidikan.
Hubungan cinta Mandra selalu kandas
Gara-gara tak pernah mendapatkan pendidikan yang layak dan pekerjaan atau keahliannya itu-itu saja, membuat hal ini berimbas pada asmara Mandra. Ya, asmara dan pencarian jodoh tokoh satu ini kerap berakhir dengan kegagalan. Hubungannya yang rumit dengan Munaroh pada intinya karena kondisi Mandra yang memprihatinkan, ditambah dengan Kong Ali yang tak peduli dengan hubungan anaknya tersebut.
Pada akhirnya Munaroh lebih memilih untuk menikah dengan laki-laki yang menurutnya lebih baik dari Mandra. Kasihan sekali, bukan?
Mandra lalu mendekati cewek remaja bersepeda yang bernama Lala, tapi sialnya malah ditikung oleh Kong Ali yang merupakan bapaknya sendiri. Saat itu dia kesal bukan main dan mengeluarkan sumpah serapah karena Kong Ali juga lebih peduli pada Atun. Kekesalannya diluapkan dengan membanting ember ke opelet.
Perjuangan Mandra belum berakhir sampai di situ. Kedatangan Nunung yang merupakan adik ipar dari Mas Karyo membuatnya memiliki secercah harapan. Pendekatan dilakukannya, tapi lagi-lagi harus mendapatkan halangan. Mas Karyo berusaha keras agar Nunung tidak berhubungan dengan paman dari si Doel itu. Alhasil, dia gagal lagi dalam urusan percintaan. Sampai sinetron Si Doel Anak Sekolahan berakhir, Mandra tidak menikah.
Tentu saja ini berbanding terbalik dengan Doel yang dalam kisah hidupnya dihiasi oleh dua wanita yang mencintainya. Selain karena Doel yang punya tampang lumayan, dia juga berpendidikan tinggi.
Mandra adalah gambaran pemuda yang terlahir “sial” karena lahir di keluarga yang tidak tahu betapa pentingnya pendidikan. Dia adalah sadboy sesungguhnya yang sampai tua tak kunjung mendapatkan cinta sejati. Memang sih pada kelanjutan cerita Si Doel Anak Sekolahan, dikisahkan kalau Munaroh cerai dengan suaminya dan kembali berhubungan dengan paman si Doel ini. Tapi rasanya itu dilakukan oleh Rano Karno selaku penulis skenario semata-mata karena kasihan pada tokoh Mandra yang menderita terus menerus.
Penulis: Hilman Azis
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Nyawa Sebenarnya Si Doel Anak Sekolahan Bukan Ada Pada Sosok Doel, Melainkan Babe Sabeni dan Mandra.