Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) salah satu perguruan tinggi swasta favorit yang ada di Jogja. Perguruan tinggi yang berada di bawah naungan organisasi Islam Muhammadiyah itu masuk dalam radar QS WUR 2025. UMY berada di peringkat 561-580 dalam kategori Asia Rank dan posisi 94 di ASEAN University Rankings. Asal tahu saja, QS WUR adalah lembaga yang menyediakan publikasi atau informasi tahunan peringkat perguruan tinggi terbaik dunia yang dilakukan oleh Quacquarelli Symonds (QS).
Catatan prestasinya itu membuat UMY sudah tidak asing di telinga. Apalagi bagi mereka yang sepanjang hidupnya menempuh sekolah di lembaga pendidikan Muhammadiyah. Namun, bagi orang umum, masih banyak pertanyaan yang menyelimuti seputar perguruan tinggi ini. Pertanyaan-pertanyaan yang kadang membuat mahasiswa UMY muak saking sering ditanyakan.
Berdasar pengalaman teman saya 5 tahun kuliah di UMY, di bawah ini beberapa pertanyaan yang sering dia terima:
Daftar Isi
#1 “Orang NU boleh masuk UMY tidak?”
Pertanyaan di atas cukup sering teman saya terima, entah bercandaan atau orang-orang memang penasaran. Kenyataannya, mereka yang bergabung di organisasi keagamaan Islam Nahdlatul Ulama (NU) boleh berkuliah di UMY. Sebagai konteks, NU dan Muhammadiyah adalah dua organisasi Islam terbesar yang ada di Indonesia.
Sejauh pengalaman teman saya kuliah di sana, tidak ada batasan agama maupun embel-embel organisasi untuk belajar di UMY. Semuanya diterima dengan baik asal mengikuti aturan-aturan yang ada selama proses belajar.
#2 “Apakah masuk kawasan kampus harus pakai jilbab?”
Teman saya dengan yakin menjawab, tidak. Perempuan yang masuk kawasan UMY tidak diwajibkan menggunakan jilbab, apalagi mereka yang berstatus tamu atau pendatang. Tamu, baik laki-laki maupun perempuan, cukup berpakaian rapi dan sopan saja ketika masuk kawasan UMY. Ya seperti aturan-aturan di perguruan tinggi pada umumnya.
#4 “Apakah mahasiswa UMY harus bisa ngaji?”
Berdasar pengalaman kawan saya, mahasiswa UMY sebenarnya tidak diharuskan bisa mengaji. Ketika pendaftaran mahasiswa baru, calon mahasiswa pun tidak ditanya atau dicek kemampuan mengajinya. Di beberapa jurusan, kemampuan mengaji juga tidak mempengaruhi proses kuliah.
Hanya saja, sebelum dinyatakan lulus sebagai sarjana, mahasiswa UMY harus telebih dahulu lulus tes baca dan tulis Al-Qur.’an. Banyak yang bisa lulus dengan mudah, tapi tidak sedikit pula yang harus mengulang berkali-kali untuk lulus. Namun, jangan khawatir, kampus memfasilitasi mahasiswa yang ingin berlatih ujian baca dan tulis Al-Qur.’an kok. Latihan tersebut free alias tidak dipungut biaya sepeser pun. Selama ada niat mahasiswa dijamin lulus tes tersebut.
#3 “Kampusnya di mana sih?”
Pertanyaan ini biasanya muncul dari orang-orang yang baru tinggal di Jogja atau mereka yang mainnya kurang jauh. Tidak seperti universitas-universitas lain yang terletak dekat pusat kota, lokasi UMY memang agak di pinggir. Tepatnya, di Brawijaya, Geblagan, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
Bagi yang belum tahu, UMY ke pusat kota Jogja, Malioboro misalnya, berjarak sekitar 7 km atau kurang lebih 25 menit. Sebenarnya jarak itu wajar atau tidak begitu jauh. Hanya saja, dibanding jarak UGM dan UNY ke pusat kota, jarak tadi tergolong menguras waktu. Sebagai pembanding, UGM ke Malioboro hanya berjarak 3 km atau sekitar 12 menit saja. Sementara UNY ke Malioboro sekitar 4 km saja atau 13 menit saja.
Jarak UMY memang tergolong jauh dari pusat kota, tapi akses ke sana mudah kok. Apalagi, kampus yang berdiri pada 1981 ini terletak tepat di pinggir Jalan Ring Road Barat. Siapa saja yang melintas jalan tersebut pasti akan menyadari keberadaan kampus ini karena bangunannya yang megah. Bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi, UMY bisa dijangkau menggunakan transportasi publik Trans Jogja.
Di atas beberapa pertanyaan yang bikin muak mahasiswa UMY. Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu wajar sih, hanya saja kalau ditanyakan berkali-kali bikin kesal juga. Namun, bagi teman saya, semenyebalkan apa pun pertanyaannya, dia akan tetap menjawab dengan sabar supaya semakin banyak orang kuliah di kampus ini.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Pertanyaan yang Dibenci Mahasiswa Untidar Magelang
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.