“Selalu berdiri bersama rakyat”
Ini adalah kalimat paling basi dari mahasiswa ormek dan menurut saya harus segera dibuang ke tong sampah. Kalimat ini sering membuat mahasiwa yang memiliki idealis tinggi terjerumus, salah satunya saya. Dengan embel-embel selalu di pihak rakyat, kadang para maba mudah tertipu. Padahal di lingkungan ormek, jilat-menjilat adalah hal biasa.
Kalian tentu ingat beberapa kasus yang membuat seluruh gerakan mahasiswa sakit hati. Ketika mahasiswa demo panas-panas menuntut kebijakan pemerintah dicabut, eh para pengurus pusat/besar (PB) ormek malah makan siang di istana presiden. Gila, kan?!
Ini tidak hanya terjadi di pengurus pusat. Pengurus ormek di tingkat provinsi dan kabupaten juga banyak yang lebih dekat dengan gubernur dan bupati daripada dengan rakyat. Makanya, jangan percaya sama mereka.
“Pengkaderannya lemah lembut”
Jangan percaya kalau ada orang yang mengatakan pangkaderan ormek itu lemah lembut. Kalian perlu tahu, perpeloncoan di lingkungan kampus itu masih dan terus ada, termasuk dalam pengkaderan ormek. Kalian tak percaya? Saya akan jelaskan dengan harapan kalian tak perlu mencobanya.
Setiap ormek memiliki program pelatihan untuk merekrut mahasiswa sebagai anggotanya secara resmi. Pelatihan ini biasanya dilakukan selama tiga hari. Nah, di pelatihan ini ada agenda perpeloncoan yang mereka sebut sebagai pelatihan mental. Pertanyaannya, kalian percaya mental kalian dilatih sama orang-orang ini?
Bayangin, kalian tidur jam satu pagi, lalu dibangunkan jam 2 dini hari hanya untuk dibentak-bentak. Benar-benar aneh manusia-manusia yang mengaku intelektual ini. Nah, setelah kalian ikut pelatihan ini, kalian tak akan bisa keluar dari kerangkeng mereka. Bahkan, jika kalian memilih pindah ormek, kalian dianggap murtad. Hadeh! Rumit sekali kondisi ormek di lingkungan kampus.
Ini bukan berarti saya menghasut kalian tidak boleh ikut ormek ya. Saya hanya menyarankan, kalau kalian ingin latihan berorganisasi, carilah ormek yang jelas bibit, bebet, bobotnya. Jangan sampai kalian menjadi manusia yang keras di luar, tapi aslinya melempem. Malu, Gaes!
Penulis: Abdur Rohman
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Siasat Menaklukan TOEFL: Tidak Hanya Jago Bahasa Inggris, Strategi Tes Juga Diperlukan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.