Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

LinkedIn Lama-lama kok Malah Jadi Mirip Facebook, ya?

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
26 September 2020
A A
linkedin mirip facebook postingan aneh mojok

linkedin mirip facebook postingan aneh mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Di era disruptif seperti sekarang ini, ada banyak sekali platform yang bisa diandalkan untuk mencari sekaligus menemukan pekerjaan. LinkedIn menjadi salah satu yang paling banyak digunakan oleh pencari kerja dan para profesional yang ahli di bidangnya masing-masing. Jika dibandingkan dengan platform serupa, menurut saya, LinkedIn menjadi yang paling menarik.

Pada dasarnya, LinkedIn itu sama seperti media sosial pada umumnya. Bisa saling posting berupa teks, gambar, video, berbalas komentar pada postingan satu sama lain, juga bisa saling ngobrol pada fitur chat. Betul-betul mirip seperti Facebook. Hanya saja, LinkedIn bisa dikatakan sebagai Facebook khusus bagi para pencari kerja maupun para profesional dalam bidangnya masing-masing, seperti yang sudah saya sebutkan di awal.

Segala informasi tentang lowongan pekerjaan, pelatihan, dan pengetahuan lainnya tentang dunia kerja, akan mudah kalian temui pada linimasa LinkedIn. Hal ini juga tergantung dari siapa saja yang menjadi koneksi kalian.

Tapi, itu beberapa waktu yang sudah lewat.

Saat ini, LinkedIn dipenuhi hal-hal atau postingan yang, entah kenapa tidak ada kaitannya sama sekali dengan pekerjaan. Ada saja orang yang posting tidak pada tempatnya.

Mulai dari kisah sukses seseorang dengan menjual rasa iba, kisah seorang lulusan baru dengan gaji puluhan juta, sampai mempromosikan diri dengan cara yang terbilang nyeleneh. Berpotensi bikin risih siapa pun yang melihatnya.

Pada dasarnya, mempromosikan diri saat kita mencari atau membutuhkan pekerjaan sah-sah saja dilakukan. Tapi, nggak dengan menampilkan foto segede gaban dan ulasan tentang diri sendiri jadi tidak terlihat bahkan tertutupi, dong? Boleh kasih foto, tapi ukurannya yang wajar gitu.

Saat ini, LinkedIn pun menjadi sarangnya orang-orang curhat. Tidak sedikit juga pengguna memosting segala sesuatu yang berkaitan dengan politik. Serius, ini apa banget. Lambat laun, LinkedIn malah mirip seperti Facebook. Tinggal tunggu ada pengguna yang selfie atau posting foto liburan dengan background pantai, kemudian diberi caption, “Need vitamin sea.”

Baca Juga:

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

6 Usaha yang Semakin Redup karena Perkembangan Zaman

Maksud saya, ayolah. Mari gunakan LinkedIn sebagaimana fungsinya. Bukannya sok-sok ingin mengatur, tapi LinkedIn punya kegunaannya tersendiri. Kalau nggak percaya, kalian boleh cek langsung ke laman resminya. Oke, barangkali kalian malas mencari, akan saya kutip untuk kalian di sini.

Disebutkan bahwa, “LinkedIn adalah jaringan profesional terbesar di dunia di internet. Anda dapat menggunakan LinkedIn untuk menemukan pekerjaan yang tepat atau magang, menghubungkan dan memperkuat hubungan profesional, dan mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses.”

Nah. Gimana, gimana? LinkedIn pun sudah memberi klaim seperti itu mengenai platform bagi para pencari kerja dan profesional ini.

Soal ketidaktahuan, saya pikir, seharusnya bisa dipelajari. Bahkan, ketika buat akun, pada laman awal juga sudah jelas, bahwa ini adalah media sosial dalam dunia kerja, bukan untuk hura-hura atau sembarang curhat gitu. Memangnya, Facebook, Twitter, dan Instagram nggak cukup, sampai harus posting yang nggak-nggak di platform ini?

Saya nggak mendewakan dan sok-sokan jadi buzzer untuk platform ini. Sebagai recruiter, lama-lama saya merasa gedeg aja gitu lihat pemandangan LinkedIn malah seperti media sosial lainnya. FYI, saya juga HRD lainnya, login LinkedIn untuk mencari kandidat, bukan untuk melihat foto selfie dengan caption yang unyu.

Jika kalian sudah memiliki akun LinkedIn, saran saya, gunakan sebaik dan sebijak mungkin. Kalau mau posting foto, informasi yang rancu kebenarannya, atau mendeklarasikan dukungan terhadap tokoh politik tertentu, tolong, mohon sekali, lakukan di media sosial lainnya saja. Bangun koneksi profesional sebaik mungkin. Soalnya, profil kalian itu ibarat CV sekaligus portofolio digital kalian. Kalau digunakan sembarangan, ya gimana, ya.

Ada cara yang bisa saya atau kalian lakukan untuk meminimalisir postingan random. Mungkin ini bisa jadi satu-satunya cara paling ampuh dan jitu yang bisa kita lakukan: ignore atau unfollow koneksi yang posting hal-hal mengganggu. Mau bagaimanapun, pada akhirnya fungsi LinkedIn harus dimaksimalkan. Dan unfollow beberapa koneksi yang dirasa mengganggu kenyamanan menjadi hak masing-masing dari kita.

Terkesan kejam, sih. Tapi, memangnya ada cara lain? Karena saya yakin, tinggal kesadaran diri masing-masing aja, kok. Sudah pada dewasa, kan, Sob?

BACA JUGA Memperdebatkan Yoshinoya dan HokBen: Mana yang Lebih Unggul? dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 September 2020 oleh

Tags: FacebookHRDLinkedInMedia Sosialpekerjaan
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Kesal dengan Teman yang Jualan di Akun Instagram Pribadi. Norak Sumpah terminal mojok.co

Kesal dengan Teman yang Jualan di Akun Instagram Pribadinya. Norak Sumpah

17 Oktober 2020
Second Account, Tempat Paling Merdeka di Media Sosial

Second Account, Tempat Paling Merdeka di Media Sosial

13 November 2022
3 Ciri Giveaway Abal-abal yang Bikin Orang Tertipu terminal mojok.co

3 Ciri Giveaway Abal-abal yang Bikin Orang Tertipu

28 November 2020
menyimpan kenangan

Menyimpan Kenangan di Facebook, Buat Apa, Sih?

23 Agustus 2019
pelecehan seksual wanita berkumis motivasi kerja dengan perundungan bullying anak artis dihujat netizen ibu-ibu mojok.co

Ibu-ibu yang Suka Nge-bully Anak Artis di Media Sosial, Otaknya di Mana ya?

1 September 2020
Pengalaman Jadi Maskot: Walau Malu dan Gerah tapi Bikin Bahagia terminal mojok.co

Pengalaman Jadi Maskot: Walau Malu dan Gerah tapi Bikin Bahagia

9 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.