Jasa laundry kiloan adalah penyelamat mahasiswa. Apalagi bagi mahasiswa lumayan sibuk seperti saya. Sehari-hari energi sudah habis untuk berbagai kegiatan, tidak sempat mencuci baju.
Memang, menggunakan jasa laundry kiloan merogoh kocek yang lumayan bagi kantong anak kos. Namun, itu lebih baik daripada punya pakaian menumpuk yang tidak kunjung dicuci. Sayangnya, baru saya sadari kalau tidak semua jasa cuci pakaian itu amanah. Kejadian-kejadian sepele berhubungan dengan jasa laundry bisa bikin frustrasi.
Jasa laundry kiloan yang harganya selangit
Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya. Kebanyakan jasa laundry kiloan itu harganya lumayan, tapi masih terjangkau untuk kantong mahasiswa. Sayangnya, ada beberapa laundry yang harganya selangit.
Pengalaman itu saya jumpai ketika laundry kiloan saya waktu itu sedang tutup. Terpaksa saya harus mencari tukan laundry lain yang jaraknya tidak jauh dari langganan. Dilihat dari harga per kilonya memang lebih mahal, tapi sebenarnya tidak berbeda jauh. Itu mengapa saya memutuskan menggunakan jasanya.
Ternyata saya salah. Harga per kilo memang tidak jauh berbeda, tapi jasa cuci ini menghitung jaket dan crewneck secara satuan. Pantas saja harganya melonjak. Kalau selimut atau sprei yang dihitung satuan, saya tidak begitu masalah ya. Persoalannya, ini jaket dan crewneck dan tidak diingatkan ketika memasukkan pakaian.
Nasi sudah menjadi bubur, mau tidak mau saya harus membayar dengan kesal. Saya merasa dibohongi oleh tukang laundry kiloan yang satu ini. Mana sedang akhir bulan lagi, tau sendiri anak kos saat akhir bulan harus irit minta ampun. Saya pun pergi dan berjanji tidak akan pernah pakai jasa laundry yang satu ini lagi.
Baju bermerek hilang
Saya punya kaus bermerek Uniqlo berwarna cokelat. Bagi beberapa orang mungkin merek satu ini nggak seberapa, tapi bagi saya, begitu berharga. Mana bahan kausnya nyaman lagi. Saya beli baju itu harus nunggu diskon akhir tahun sambil nabung seminggu baru bisa kebeli
Sayangnya, kaus ini tidak pernah kembali dari tempat laundry alias hilang. Saya sudah berkali-kali meminta pihak laundry untuk mencari lagi dan bertanggung jawab. Namun, mereka hanya menjawab, “Coba dicek lagi, mungkin ketuker.”
Mengecewakan.
Dapat pakaian dalam orang lain, menjijikan!
Mungkin pengalaman ini yang paling membuat kapok. Saya mendapati pakaian dalam orang lain di bungkusan pakaian bersih saya. Ketika saya buka pakaian bersih yang terbungkus plastik, saya menemukan sepotong pakaian dalam yang sudah tidak jelas bentuknya terselip di antara kaus. Jujur saja, saya merasa heran dan jijik.
Saya jadi berpikir yang tidak-tidak. Jangan-jangan, baju saya juga nyasar juga ke bungkusan laundry orang lain ya. Tapi, kalau itu benar, beruntung betul orang tersebut, mendapatkan kaus bermerek saya.
Sejak kejadian-kejadian menegcewakan itu. Saya akhirnya mencatat pakaian yang dimasukkan ke dalam jasa laundry. Iya, saya mencatat mulai dari warna baju, jenis celana, sampai label merek. Semua saya tulis rapi di notes ponsel. Bagi beberapa orang, upaya saya ini mungkin terdengar berlebihan. Tapi, itu lebih baik daripada kehilangan pakaian dan saya tidak bisa membuktikannya.
Selain mencatat pakaian yang masuk laundry, saya juga lebih selektif terhadap jasa cuci pakaian. Saya memprioritaskan jasa cuci yang terpercaya sekalipun harganya agak mahal. Dan, tidak kalah penting, bertanya diawal soal sistem harga.
Penulis: Ruslan Abdul Munir
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
