Gudeg salah satu kuliner khas Jogja yang terkenal selain bakpia. Kadang wisatawan merasa kecewa sudah jauh-jauh ke Jogja dan tidak mencicipi makanan satu ini. Apalagi terlewat mencicipi gudeg-gudeg populer seperti Yu Djum atau Gudeg Sagan. Rasanya seperti sudah melakukan kesalahan besar.
Padahal, sebenarnya mereka tidak kecewa. Selain dua merek itu, ada banyak gudeg Jogja lain yang tidak kalah nikmat. Di bawah ini saya sarankan beberapa merek gudeg underrated yang tidak kalah dengan Yu Djum dan Gudeg Sagan.
Daftar Isi
#1 Yu Narni, pemain lama tapi banyak orang yang tidak tahu
Warung gudeg yang satu ini sebenarnya pemain lama di dunia gudeg Jogja, tapi tidak semua wisatawan tahu. Padahal, di Jogja, gudeg ini punya banyak pelanggan setia.
Warung gudeg ini pertama kali buka sekitar 1940-an dengan nama Gudeg Bu Wito dan berjualan di sekitar daerah Jogoyudan sebelum dilanjutkan kepada Yu Narni pada 1976. Kemudian, gudeg ini berganti menjadi Gudeg Yu Narni.
Gudeg Yu Narni menjual jenis gudeg kering. Selain itu, kita bisa membeli paket besek maupun versi kaleng yang siap dimakan, sangat cocok dijadikan sebagai oleh-oleh. Kalau penasaran, bisa datang ke cabang pusatnya di Jalan Kaliurang km 4,5 Gang Cokrowolo, Kocoran, Caturtunggal.
#2 Gudeg Basah Bu Ninik yang hanya buka pagi hari
Warung gudeg yang satu ini terletak di Jalan Monjali, Gang Jragem No.28. Warung ini menawarkan gudeg basah. Tersedia dua pilihan, nasi gudeg maupun bubur gudeg. Keduanya menawarkan citarasa gurih karena ditambah dengan kuah arehnya yang kental.
Selain itu, warung ini menggunakan ayam kampung asli yang disuwir maupun dalam bentuk potongan utuh. Kalau mau makan di Gudeg Basah Bu Ninik disarankan datang pada pagi hari karena warung gudeg ini hanya buka dari pukul 05.00 pagi hingga pukul 09.00 pagi. Warung buka dari hari Senin sampai Sabtu, sedangkan hari Minggu libur.
#3 Gudeg Mbak Pirang yang dilayani oleh penjual berambut pirang
Bukan hanya penjualnya yang berambut pirang, keunikan lain Gudeg Mbak Pirang adalah gudegnya memakai oseng mercon yang sangat pedas dan gurih. Tadinya Gudeg Mbak Pirang mangkal di daerah batas kota Jalan Magelang. Namun mulai tanggal 1 Juli 2025, Gudeg Mbak Pirang pindah ke alamat baru di Jalan Anggur, Klebengan, No. B09, Karang Gayam, Caturtunggal.
Warung gudeg satu ini lokasinya berada di gang kecil. Tepatnya di Jalan Jatirejo No.32, Jatirejo, Sendangadi. Walau lokasinya berada di gang, rasa gudeg Wijilan Bu Mur bisa diadu dengan merek-merek besar lain lho.
Daya tarik Gudeg Wijilan Bu Mur adalah kreceknya yang pedas dan teksturnya yang kenyal. Ada berbagai macam variasi nasi gudeg krecek maupun bubur gudeg krecek; mulai dari telur ayam suwir, paha atas atau bawah, dada, ati ampela dan lain-lain. Warung gudeg ini buka selama 24 jam loh. Jadi tidak usah khawatir kehabisan atau tutup.
Rekomendasi warung gudeg underrated terakhir adalah Gudeg Bu Hj. Amad. Warung gudeg ini terletak di Jalan Kaliurang km 4,5 Tepatnya di utara gedung pusat Universitas Gadjah Mada (UGM). Ciri khas gudeg satu ini cenderung asin meskipun masih terasa rasa manisnya.
Awalnya Bu Amad berjualan di atas selokan Mataram, tepatnya di lokasi pembangunan UGM pada 1950-an. Saat itu dia menyediakan berbagai menu seperti soto, nasi rames, dan gudeg. Rupanya menu gudeg merupakan menu terlaris di kalangan kuli proyek pembangunan UGM, sehingga ia memutuskan fokus berjualan gudeg.
Kini menu Gudeg dari Bu Hj. Amad yang semula merupakan menu favorit para kuli proyek diincar banyak orang. Bahkan, Gudeg Bu Hj. Amad menyediakan paket besek dan kendil untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Itulah lima rekomendasi gudeg underrated di Yogyakarta. Sebenarnya masih banyak lagi rekomendasi gudeg underrated lainnya. Namun setiap orang pasti punya selera masing-masing. Artikel ini bisa menjadi referensi bagi orang-orang yang ingin berburu kuliner gudeg Jogja.
Penulis: Ana Maria Dian Ayu Sekarsari
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.