Orang asli Jogja atau mereka yang kerap melewati Jalan Colombo pasti tidak asing dengan lampu merah simpang 5 UNY Samirono. Lampu merah itu mengatur lalu lintas kendaraan dari Jalan Samirono, Colombo, dan Bougenville. Kehadiran lampu merah ini seharusnya membuat arus lalu lintas semakin tertata, tapi kenyataan tidak demikian. Tetap sama saja.
Bagi yang belum tahu, lampu merah di simpang 5 Samirono tergolong baru. Melansir berbagai berita, lampu merah itu baru berfungsi pada Januari 2020. Sebanyak 3 lampu APILL difungsikan untuk mengatur kendaraan yang datang dari arah UNY, UGM, dan pertigaan Colombo-Gejayan. Sementara 2 lampu lainnya mengatur kendaraan dari arah Samirono.
Lampu lalu lintas dipasang mengingat volume kendaraan di titik itu begitu padat. Diharapkan, penambahan lalu lintas bisa meningkatkan keselamatan, kelancaran, ketertiban, dan mengurangi kecelakaan. Asal tahu saja, simpang 5 UNY Samirono Jogja tidak ada lampu lalu lintasnya. Itu mengapa, titik pertemuan lima jalan itu begitu ruwet, terutama di jam-jam padat.
Lampu lalu lintas menyala dari 2 arah jalan sekaligus
Sebenarnya niat pemasangan lampu lalu lintas ini baik. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, lampu merah simpang 5 UNY Samirono terasa sia-sia. Sebab, volume kendaraan yang melewati titik itu semakin padat. Selain itu, 2 lampu lalu lintas simpang 5 UNY Samirono menyala sekaligus.
Iya kalian tidak salah baca. Di simpang 5 UNY Samirono, dua lampu merah yang terletak berhadapan memberi tanda lampu merah dan lampu hijau secara bersamaan. Misal lampu lalu lintas di sisi utara jalan memberi tanda hijau, lampu lalu lintas sisi selatan juga memberi tanda yang sama. Itu mengapa, lalu lintas masih saja semrawut, terutama di jam-jam padat.
Sebenarnya konsep 2 lampu merah yang nyala hijaunya bersamaan itu bukan hal baru. Kondisi seperti ini biasanya diterapkan pada persimpangan yang salah satu jalannya bukan termasuk jalan raya dan hanya berupa gang kecil yang jarang dilewati kendaraan. Untuk kasus di lampu merah simpang 5 Samirono pun juga demikian. Di sisi selatan persimpangan, di situ merupakan area Gang Samirono yang termasuk gang kecil.
Akan tetapi, menurut saya, pemerintah atau pihak yang mengelola lampu lalu lintas ini perlu mengkaji sistem ini lagi. Mungkin lampu merah dan hijau yang menyala bersamaan bisa mengatasi kepadatan pada 2020. Namun, hal itu perlu dilihat lagi saat ini.
Lampu merah simpang 5 UNY Samirono Jogja tidak 24 jam
Lampu lalu lintas di simpang 5 UNY-Samirono nggak aktif 24 jam. Ketika sudah pukul 10 malam, semua lampu lalin di berbagai sisi akan berhenti beroperasi. Setelah itu, warna lampu akan otomatis mengeluarkan nyala kuning yang berkedip sebagai simbol “hati-hati” bagi pengendara yang lewat.
Saya cukup heran aslinya kenapa lampu merah di sini tidak beroperasi 24 jam. Kalau alasannya karena volume kendaraan yang sepi itu buat saya salah besar. Saya berkali-kali melewati persimpangan ini ketika hampir dini hari dan nggak ada sepi-sepinya sama sekali. Arus lalu lintas tetap ramai meskipun tidak seramai saat pagi atau siang.
Ya wajar aja, soalnya lokasi persimpangan ini kan dekat dengan kampus UNY dan melintasi Jalan Colombo yang merupakan jalan ramai, jadi mustahil kalau sepi. Malah kadang simpang 5 UNY Samirono ini bisa jadi macet parah dengan kendaraan meskipun sudah lewat pukul 10 malam.
Contohnya saat turnamen DBL digelar di GOR UNY. Acara ini pasti selalu selesai di malam hari. Itu mengapa, bakal banyak kendaraan keluar dari GOR sehingga bikin macet. Nah, yang lebih parah macetnya itu bisa hingga larut malam sekitar jam 11. Dengan macet yang parah ditambah lampu lalu lintasnya malah off duluan, otomatis arus lalu lintas akan selalu kacau balau.
Intinya, siap-siap mental kalau lewat simpang 5 UNY-Samirono. Saran saya sih lebih baik jangan lewat sini di situasi yang saya sebutkan tadi kalau nggak mau kena apes atau emosi. Tapi, kalau kalian tetap keukeuh ingin merasakan anomali lampu merah Samirono juga boleh saja kok.
Penulis: Georgius Cokky Galang Sarendra
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
