Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Kuliner Palembang yang Saya Harap Tidak akan Punah

Valen Permata Sari oleh Valen Permata Sari
11 Desember 2024
A A
5 Kuliner Palembang yang Saya Harap Tidak akan Punah Mojok.co

5 Kuliner Palembang yang Saya Harap Tidak akan Punah (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kuliner Palembang tidak pernah jauh dari kehidupan saya yang lahir dan tumbuh besar di Palembang. Saya merasa kuliner Palembang bukan sekadar makanan yang mengenyangkan, ia lebih seperti identitas yang tidak mungkin dipisahkan. Itu mengapa, ketika satu per satu kuliner Palembang itu tidak lagi muncul. Saya jadi merasa ada yang kurang, ada yang hilang dari identitas. 

Kehilangan itu saya rasakan dalam beberapa waktu terakhir. Ada banyak kuliner Palembang yang dahulu dapat dengan mudah ditemui, kini semakin sulit atau jarang. Jelas saya sedih, sebab bagi saya, setiap kuliner Palembang punya kenangan dan cerita sendiri. Saya berharap penganan khas Palembang ini akan selalu bertahan dan tidak akan punah. 

#1 Pindang tulang dengan cita rasa pedas-asam yang menggugah selera

Sewaktu kecil, saya sering menikmati pindang tulang bersama keluarga di rumah. Kuahnya yang segar, pedas, dan sedikit asam benar-benar menggugah selera. Apalagi kalau dimakan dengan nasi hangat, rasanya tidak ada yang bisa menyaingi kenikmatan itu. 

Akan tetapi, sekarang ini pindang tulang sudah jarang ditemui. Bahkan, beberapa restoran tradisional di Palembang lebih sering menyajikan pindang ikan daripada pindah tulang. Sedih rasanya melihat menu yang dulu selalu hadir kini mulai menghilang dari meja makan masyarakat.

#2 Kue delapan jam

Kue delapan jam selalu menjadi bintang di acara keluarga besar kami. Saya masih ingat, nenek saya dengan sabar membuat kue ini setiap ada hajatan atau pernikahan. Proses pembuatannya memang lama, tetapi hasilnya benar-benar sepadan. Rasanya legit, teksturnya lembut, dan selalu meninggalkan kesan istimewa di lidah. 

Sekarang ini rasanya hampir mustahil menemukan orang yang masih bersedia membuat kue ini. Orang-orang lebih memilih membuat kue modern yang proses pembuatanya relatif lebih singkat dan praktis. 

#3 Laksan dan burgo kuliner Palembang penuh kenangan

Bagi saya, laksan dan burgo adalah kuliner Palembang yang sarat dengan nostalgia. Ketika menatap penganan ini, saya selalu ingat ibu saya yang sering membuatnya untuk menu sarapan. Kuah santannya yang gurih dengan sedikit pedas benar-benar cocok untuk memulai hari.

Sementara itu, burgo yang punya tekstur unik selalu menjadi favorit saya saat makan malam. Sayangnya, kedua makanan ini sekarang mulai jarang terlihat. Apalagi melihatnya disantap oleh generasi muda. Mereka lebih sering memilih makanan cepat saji daripada menikmati kekayaan rasa makanan tradisional.

Baca Juga:

3 Alasan Maba Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian ke UIN Palembang, Takutnya Nanti Kecewa

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

#4 Asam pedas kuah Lempah kuning yang istimewa

Lempah kuning adalah salah satu makanan khas Palembang yang selalu mengingatkan saya pada makan siang bersama keluarga di rumah nenek. Ikan segar yang dimasak dengan kuah asam pedas membuat lempah kuning menjadi hidangan yang istimewa. Namun, sekarang semakin sulit menemukan restoran yang menyajikan menu ini. Bahkan, di rumah-rumah pun sudah jarang ada yang memasaknya.

#5 Kwetiau siram kuliner Palembang dengan cita ras aunik

Mungkin tidak banyak yang tahu kalau Palembang juga punya varian kwetiau yang khas. Saya pertama kali mencicipi kwetiau siram ini di warung kecil dekat rumah waktu masih sekolah. Kuahnya yang kental dengan campuran daging dan udang membuat rasanya begitu unik. Namun, kini, kwetiau siram seolah-olah sudah tergantikan oleh berbagai makanan modern yang lebih populer di kalangan anak muda.

Di atas beberapa kuliner Palembang yang mulai jarang saya lihat. Saya harap penganan di atas punah. Sebab, seperti yang sudah disinggung di awal, bagi saya kuliner ini bak identitas. Semakin sulit menemukannya di meja makan, rasanya ada juga yang hilang dari diri saya. 

Penulis: Valen Permata Sari
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Palembang Tanpa Pempek Cuma Kota Biasa, Nggak Ada Istimewanya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 Desember 2024 oleh

Tags: Kulinerkuliner palembangMakananpalembangpenganan
Valen Permata Sari

Valen Permata Sari

ArtikelTerkait

Mayones Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Makan Pakai Sambal

Mayones Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Makan Pakai Sambal

13 Februari 2024
Bandung Kota Kuliner, tapi Orang Asli Bandung Jarang Kulineran braga

Bandung Kota Kuliner, tapi Orang Asli Bandung Jarang Kulineran

21 Mei 2022
Nggak Semua Food Vlogger Jujur, Ada Juga yang Penuh Dusta. Jangan Mudah Percaya!

Nggak Semua Food Vlogger Jujur, Ada Juga yang Penuh Dusta. Jangan Mudah Percaya!

15 November 2023
Bersepakatlah Tape Singkong Itu Beda dengan Peuyeum dan Jauh Lebih Enak terminal mojok.co

Bersepakatlah Tape Singkong Itu Beda dengan Peuyeum dan Jauh Lebih Enak

18 Desember 2020
Tempe Kemul, Bukan Mendoan dan Tempe Tepung. Ini Tempe Aliran 'Keras' terminal mojok.co

Tempe Kemul, Bukan Mendoan dan Tempe Tepung. Ini Tempe Aliran ‘Keras’

1 Maret 2021
Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Pindah dari Jogja ke Semarang: Udah Panas, Makanannya Nggak Seenak di Jogja

Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Pindah dari Jogja ke Semarang: Udah Panas, Makanannya Nggak Seenak di Jogja

6 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.