Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

3 Kuliner Jogja yang Gagal Menggoyang Lidah Orang Malang

Iqbal AR oleh Iqbal AR
1 Agustus 2024
A A
3 Kuliner Jogja yang Laris Manis di Daerah Asalnya, tapi Kurang Laku di Malang Mojok.co

3 Kuliner Jogja yang Laris Manis di Daerah Asalnya, tapi Kurang Laku di Malang (visitingjogja.jogjaprov.go.id)

Share on FacebookShare on Twitter

Ada sebuah pertanyaan yang nggak akan pernah ada jawaban pastinya, “Antara Malang dan Jogja, mana yang punya kuliner paling enak?” Tidak pernah ada kata sepakat atas pertanyaan tadi. Namun, satu hal yang pasti dan bisa disepakati, tidak semua kuliner Jogja bisa sukses dan laku di Malang. Pun sebaliknya, tidak semua kuliner Malang bisa sukses dan laku di Jogja.

Mas Moddie Alvianto benar dalam tulisannya yang berjudul 3 Kuliner Malang yang Gagal Total dan Tidak Laku di Jogja.  Tiga kuliner yang dibahas ada Cokelat Klasik, Mie Setan, dan Ayam Goreng Nelongso. Jangankan di Jogja, ketiga kuliner itu di Malang—yang notabene adalah tuan rumah—juga sudah nggak terlalu hype, kok.

Nah, biar enak dan adil, saya akan coba menulis balik, merespon tulisan Mas Moddie. Saya ingin menulis tentang kuliner Jogja yang lesu dan kurang laku—bahkan nggak laku—di Malang. Namun, saya harus jujur, sebenarnya saya agak kesulitan untuk menemukan kuliner Jogja—baik yang tradisional atau yang model franchise—yang kurang laku di Malang.

Kuliner Jogja cenderung lebih dicintai di Malang 

Saya kesulitan menemukan kuliner Jogja yang nggak laku di Malang karena harus diakui, makanan dari Kota Pelajar itu punya tempat tersendiri di hati orang Malang. Kuliner Jogja punya kekhasan cita rasa yang bikin orang-orang kangen dengan Jogja. Maka ketika ada kuliner Jogja yang dibawa ke Malang, biasanya akan cukup sukses. Misal,  gudeg, bakmi jowo, Lesehan Yogyakarta, Mie Jogja Pak Karso, bahkan Warung Preksu (Ayam Geprek dan Susu).

Akan tetapi, setelah saya kulik sana-sini, saya temukan juga beberapa kuliner yang gagal memikat hati orang Malang. Saya ngobrol dengan seorang kawan bernama Alfan Rahadi. Dia seorang pegiat/pemerhati kancah musik independen dan orang yang cukup paham dalam urusan kuliner di Malang. Meski banyak kuliner dari Jogja yang bisa sukses di Malang, tetap saja ada yang tidak se-booming gudeg, bakmi jowo, atau warung preksu. Bagaimanapun, Malang punya cita rasa sendiri dengan sentuhan asin-gurih yang susah ditembus oleh kuliner Jogja kalau tidak ada penyesuaian.

Kalau boleh meminjam kalimat dari Alfan Rahadi, “Supremasi cita rasa kuliner Jawa Timur (dalam hal ini adalah Malang), menghadapkan beberapa kuliner Jogja ke dua pilihan: adaptasi atau gulung tikar”. Setelah obrolan itu, saya—kami tepatnya—akhirnya bisa menyimpulkan bahwa ada setidaknya 3 kuliner Jogja yang kurang laku di Malang. 

#1 Kuliner Jogja bakpia basah, tunduk di hadapan pia kering khas Malang

Bakpia, mau itu bakpia pathok dan sejenisnya, pokoknya sebangsa bakpia basah Jogja, boleh saja sesumbar sebagai kudapan (oleh-oleh) nomor satu di Jogja. Banyak juga wisatawan asal Malang yang pulang berlibur di Jogja membawa bakpia. Namun, jika bakpia sudah masuk ke Malang sebagai sebuah bisnis kuliner, mereka harus tunduk dan mengakui keunggulan telak bakpia/pia kering khas Malang.

Pernah ada beberapa toko bakpia Jogja di Malang, dan toko-toko tersebut nggak bertahan lama. Paling yang bertahan sekarang ya bakpia basah industri kecil rumahan saja. Ya mau gimana, pia kering Malang—seperti Pia Cap Mangkok dan sebagainya—terlalu superior di Malang. Bahkan, secara rasa (di lidah saya), memang lebih enak pia kering. Pia lebih kaya tekstur dan lebih pas untuk teman ngeteh atau minum kopi.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

#2 Sate Klathak antara ada dan tiada

Awalnya saya mengira bahwa sata klathak ini akan jadi kuliner khas Jogja yang paling bisa diterima oleh lidah orang Malang. Secara rasa, sate klathak itu dominan asin-gurih. Cita rasa yang sama dengan kebanyakan kuliner Malang. Namun, entah mengapa, nggak pernah ada sate klathak yang berhasil di Malang. 

Kalau kita cari sate klathak di Malang, kita mungkin hanya nemu dua tempat. Pertama, sate klathak Mbak Rara yang mana tutup sementara entah sejak dan sampai kapan. Kedua, sate klathak Abah di daerah Tunggulwulung, Malang.

Padahal, kuliner yang kerap menyertai sate klathak semacam tengkleng atau gulai masih banyak yang laku. Nggak tahu kenapa sate klathak ini kok nasibnya beda, antara ada dan tiada. Padahal secara rasa masih cocok, dan secara harga juga nggak jauh beda dengan sate klathak di Jogja atau kuliner olahan kambing lainnya yang ada dan sukses di Malang.

#3 Mangut Lele, nggak ada apa-apanya dibanding Mangut Kutuk

Sejak populernya mangut lele Jogja (Mbah Marto atau siapapun), kuliner satu ini memang langsung menyebar di berbagai wilayah, termasuk Malang. Entah sudah beberapa usaha kuliner khusus mangut lele atau yang ada mangut lele di Malang yang coba membawa cita rasa itu. Sayang, tidak ada yang benar-benar berhasil, entah mengapa.

Mangut lele Jogja memang belum bisa bersaing dengan mangut kutuk (ikan gabus) khas Blitar yang sudah terlebih dahulu menempati hati dan lidah orang Malang. Menurut saya, lidah orang Malang itu sudah lebih dulu dan lebih lama dimanjakan dengan nikmatnya mangut kutuk khas Blitar yang cita rasanya lebih nikmat, kuahnya lebih sedap, lebih gurih, lebih segalanya daripada mangut lele Jogja. Jadi ketika mangut lele Jogja coba masuk ke Malang, ya jelas percuma, jelas kalah jauh.

Sedikit pernyataan yang mungkin agak di luar konteks: mangut lele di manapun, bagi saya, masih kalah jauh rasanya dibanding mangut kutuk khas Blitar. Terutama yang ada di warung budhe saya di daerah Brongkos, Kesamben, Blitar. Kalah jauh, telak, nggak ada apa-apanya. Sudah, itu aja.

Dari tulisan ini, saya—atau mungkin kita—jadi mengerti bahwa kuliner Jogja yang kurang laku di Malang justru kuliner yang secara spektrum rasa punya kemiripan dengan kuliner Malang. Kuliner semacam gudeg, tempe/tahu/ayam bacem, yang secara rasa nggak terlalu “nyambung” dengan lidah orang Malang atau lidah Jawa Timuran malah cukup laku di Malang. Yah, namanya juga hidup, kata orang sawang-sinawang.

Penulis: Iqbal AR
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 5 Kuliner Tegal yang Layak Dikenal Lebih Luas, Ayo Orang Tegal Jangan Buka Warteg Melulu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Agustus 2024 oleh

Tags: JogjaKulinerkuliner jogjaMalang
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Desa Panggungharjo Bantul, Desa Terbaik di Indonesia (Unsplash)

Mengenal Desa Panggungharjo di Bantul, Desa Terbaik di Indonesia yang Dipuji Mahfud MD Saat Debat Cawapres

22 Januari 2024
7 Jalur Paling Berbahaya bagi Orang Batu dan Malang, Pengendara Noob Minggir Dulu

7 Jalur Paling Berbahaya bagi Orang Batu dan Malang, Pengendara Noob Minggir Dulu

11 Oktober 2023
kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Jogja, meski Monarki, Tetap Butuh dan Harus Dikritik

12 Februari 2021
Jogja Kota yang Tega Menyingkirkan Rakyat Sendiri (Unsplash)

Klaim Warisan Budaya Pemerintah Jogja Itu Tidak Masuk Akal karena Malah Mengorbankan Ekonomi Rakyat

9 Juni 2025
5 Culture Shock Orang Jogja Datang Kondangan di Tegal. Ada Welcome Drink seperti di Hotel-hotel Mojok.co

Culture Shock Orang Jogja Datang Kondangan di Tegal. Ada Welcome Drink seperti di Hotel-hotel

16 Desember 2023
5 Rekomendasi Mi Ayam Jogja Selain Pakdhe Wonogiri dan Tumini mie ayam jogja terminal mojok.co

5 Rekomendasi Mi Ayam Jogja Selain Pakdhe Wonogiri dan Tumini

26 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.