Kuliah di UT Adalah Bentuk Bertahan Paling Tangguh, Kok Bisa?

Kuliah di UT Adalah Bentuk Bertahan Paling Tangguh, Kok Bisa? Mojok.co

Kuliah di UT Adalah Bentuk Bertahan Paling Tangguh, Kok Bisa? (Dok: UT)

Tidak semua orang bisa meromantisasi masa kuliah. Boro-boro meromantisasinya, banyak orang bahkan tidak memiliki kesempatan itu. Mereka tidak bisa merasakan asyiknya aktif UKM atau organisasi hingga diskusi yang menggebu. 

Bagi sebagian orang lain, yang tidak sempat kuliah secara konvensional dan memilih kuliah online, mengejar gelar pun jadi suatu proses yang terasa “sunyi”. Tanggung jawab kuliah lebih individual karena pembelajaran dilakukan secara mandiri. Mereka  juga harus pandai membagi waktu dan energi untuk kuliah dan tanggung jawab lain yang tidak kenal kompromi. Misal, deadline pekerjaan hingga mengurus keluarga. 

Pengalaman kuliah online jelas akan berbeda jauh dengan kuliah konvensional. Apakah itu buruk? Tentu tidak, kuliah konvensional dan online sama baiknya, itu semua sekadar menyesuaikan kebutuhan hidup masing-masing. Hanya saja, kuliah online menyadarkan saya akan terus bertahan di tengah kehidupan yang serba tidak ideal. 

Bagi mereka yang hidupnya tidak selalu mulus, kuliah online bak kesempatan kedua

Banyak orang yang tumbuh dalam kondisi ideal mengira bahwa hidup itu serba linear dan tertata. Setelah tamat wajib pendidikan 9 tahun (SD-SMA), seseorang bisa langsung lanjut kuliah. Saat kuliah pun jadi mahasiswa sepenuhnya yang tidak harus ambil kerja sambilan sehingga sehingga bisa aktif di kampus. Bisa ikut berbagai UKM, organisasi, hingga diskusi menggebu. Setelah lulus kuliah barulah bekerja, menikah, membangun karier, dan capaian-capaian lainnya.  

Sayangnya, bagi banyak orang lain, hidup itu penuh kejutan. Penuh hal tidak terduga yang membuat hidup tidak berjalan mulus, apalagi linear dan tertata. Ada yang harus menunda kuliah karena kondisi ekonomi. Tidak sedikit juga yang berhenti kuliah karena alasan keluarga. Ada pula yang baru berani memulai kuliah  ketika usia dan waktu tak lagi muda. 

Di tengah situasi serba tidak ideal itu, kuliah online bak memberi kesempatan kedua bagi seseorang. Mereka bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya di tengah tanggung jawab kehidupan lain yang tidak bisa menunggu. Dan, seperti yang kita tahu, pendidikan bisa membawa seseorang ke kehidupan yang lebih baik. Tidak selalu memang, tapi kesempatan hidup sejahtera jadi lebih besar. 

Bagi orang-orang yang hidupnya nggak linear dan tertata,  Universitas Terbuka menawarkan sistem pembelajaran yang dibutuhkan: Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau yang kini lebih dikenal dengan istilah kuliah online. Sistem pembelajaran yang lebih mandiri, sehingga tiap mahasiswa bisa menyesuaikan waktu kuliah dengan ritme kehidupannya masing-masing. 

Mereka ingin kuliah mandiri sebelum berangkat ke kantor? Bisa. Ingin belajar di sela-sela istirahat makan siang? Memungkinkan. Ingin kuliah di malam hari ketika tanggung jawab rumah tangga sudah diselesaikan? Bisa banget. 

Universitas Terbuka (UT) simbol bertahan

Sistem pembelajaran mandiri semacam itu memungkinkan mahasiswa kuliah tanpa perlu menunggu hidup sepenuhnya rapi atau tertata. Di UT, keterbatasan waktu, jarak, dan kondisi hidup tidak serta-merta menjadi alasan untuk berhenti menempuh pendidikan. Tulisan Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Sudah memotret dengan jelas perjuangan mahasiswa “anomali” yang tetap gigih untuk kuliah itu.  

Di Universitas Terbuka, banyak mahasiswa tidak datang dengan cerita yang melulu mulus. Bahkan, beberapa di antaranya pahit. Mahasiswa UT seolah ingin menunjukkan apa itu bertahan di tengah kondisi yang serba tidak ideal. 

Makna menempuh pendidikan tinggi atau kuliah jadi lebih dalam. Bukan sekadar berada di kampus favorit atau di mana seseorang menempuh pendidikan. Tapi, soal bagaimana seseorang memilih untuk bertahan, meski langkahnya pelan dan sering tertatih. Tentang keputusan-keputusan kecil yang diambil berulang kali, bahkan ketika tak ada yang melihat atau memberi pengakuan.

Mungkin di situlah pendidikan menemukan maknanya yang paling dalam. Bukan sebagai simbol keberhasilan yang cepat dan gemerlap, melainkan proses bertahan paling tangguh. Sebuah proses panjang untuk tetap hidup, tetap belajar. Mahasiswa yang hidup serba tidak ideal dan memilih kuliah di UT seolah mengingatkan kembali untuk percaya bahwa usaha hari ini, sekecil apa pun masih layak untuk selalu diperjuangkan.

Penulis: Nur Anisa Budi Utami
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version