Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Culture Shock Orang Indonesia yang Kuliah di Thailand

Ibnu Fikri Ghozali oleh Ibnu Fikri Ghozali
31 Desember 2024
A A
Culture Shock Orang Indonesia yang Kuliah di Thailand Mojok.co

Culture Shock Orang Indonesia yang Kuliah di Thailand (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya saat ini kuliah di salah satu universitas di Thailand. Saya akui, pengalaman studi di negara orang bak naik roller coaster. Banyak bagian yang bikin nyaman, tidak sedikit yang bikin jantung deg-degan. Semua dilalui sambil beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 

Satu hal yang paling mencuri perhatian saya sejauh ini adalah gaya para dosen di Thailand. Mereka santai dan ramah, bahkan terasa seperti teman sendiri. Namun, jangan salah, di balik senyum ramah dan gaya santau itu, mereka punya “senjata mematikan” bagi para mahasiswa : deadline tugas yang datang seperti tamu tak diundang. Mendadak, brutal, dan tak kenal kompromi.

Kesan pertama kuliah di Thailand

Jujur saja, saya merasa sangat nyaman ketika awal masa kuliah. Apalagi dosen-dosennya yang tidak terlihat galak dan tidak terlalu formal. Tiap kali masuk kelas, suasananya seperti obrolan di kedai kopi, sangat santai dan nyaman. Tidak ada kewajiban hadir di setiap kelas, tidak ada peraturan ketat soal pakaian, dan bahkan ada dosen yang membebaskan kami mengirim tugas kapan saja, selama itu masih di semester yang sama.

Sebagian besar dosen bahkan meminta mahasiswa memanggil mereka dengan nama depan tanpa embel-embel “Profesor” atau “Doktor”, bahkan mereka lebih senang kalau dipanggil “Ajarn”. (Panggilan khusus untuk dosen, meskipun sudah Profesor sama saja). Kesan egaliter ini langsung membuat saya berpikir, “Wah, kuliah di sini pasti santai banget.”

Akan tetapi, kesan pertama itu hanya bertahan seminggu pertama. Lama kelamaan para mahasiswa tahu bahwa mereka punya senjata pamungkas yang sulit ditolak para mahasiswanya: “Final submission due next week”. Tugas yang kelihatannya sepele tiba-tiba berubah menjadi monster dengan tenggat waktu yang tidak manusiawi. Pernah suatu kali, saya diberi tugas presentasi, diumumkan di hari Rabu, dan harus dikumpulkan hari itu juga. Saat itu rasanya saya ingin berteriak, “Ini seriusan Ajarn?”

Sikap dosen yang terlalu santai ini juga sering membuat mahasiswa, termasuk saya, terlena. Kita terlalu nyaman dengan suasana kuliah yang bebas sehingga lupa bahwa deadline tetaplah deadline. Teman-teman saya dari Indonesia, sebut saja Mawar, bahkan punya istilah baru: santuy, tapi ngenes. Santai di awal, ngenes di akhir.

Filosofi di balik deadline tugas yang mepet

Di tengah gaya dosen yang santai dan deadline yang mepet, ada hal menarik yang saya pelajari. Ternyata mereka punya filosofi bahwa mahasiswa adalah individu yang harus belajar mengatur hidupnya sendiri. Tidak ada peraturan yang dibuat untuk mengekang, tapi mereka juga tidak akan memegang tanganmu sepanjang perjalanan. Kalian diberi kebebasan penuh untuk memilih: apakah ingin jadi mahasiswa yang produktif, atau mahasiswa yang baru sadar tugas di malam sebelum deadline.

Itu mengapa, bagi saya, kuliah di Thailand adalah pengalaman yang mengajarkan keseimbangan. Di satu sisi, ada kebebasan yang membuat kita merasa dihargai sebagai individu dewasa. Di sisi lain, ada tantangan untuk tidak terlalu terlena dengan kebebasan tersebut. Ini seperti berjalan di atas tali: jika terlalu santai, kamu akan jatuh; jika terlalu tegang, kamu tidak akan menikmati perjalanan.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Jadi, kalau kamu sedang mempertimbangkan untuk kuliah di luar negeri dan ingin pengalaman yang beda dari biasanya, Thailand adalah pilihan yang menarik. Tapi ingat, di balik senyum ramah dosen dan gaya hidup yang santai, selalu ada jebakan deadline yang siap menyambut. Jadi, pastikan kamu tidak hanya membawa koper dan semangat belajar, tapi juga manajemen waktu yang solid.

Kalau boleh merangkum kehidupan saya selama belajar di Negara Gajah Putih sebenarnya hanya dosen chill, deadline ngegas, dan mahasiswa selalu berada di tengah-tengahnya berusaha mencari keseimbangan. Kalau tidak segera menyesuaikan diri dengan ritme tersebut, siap-siap saja terjebak di zona “santuy tapi ngenes” yang tak ada habisnya.

Penulis: Ibnu Fikri Ghozali
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Buku Sistem Pendidikan Finlandia; Belajar Cara Belajar, Menyadarkan Saya Betapa Bobrok dan Tertinggal Sistem Pendidikan Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 31 Desember 2024 oleh

Tags: Kuliahkuliah di thailandMahasiswathailand
Ibnu Fikri Ghozali

Ibnu Fikri Ghozali

ArtikelTerkait

10 Istilah Unik yang Cuma Diketahui Mahasiswa UNS, Apa Saja Terminal Mojok

10 Istilah Unik yang Cuma Diketahui Mahasiswa UNS, Apa Saja?

19 November 2022
4 Hal yang Mahasiswa Baru Harus Tahu supaya Tidak Repot di Perkuliahan Mojok.co

4 Hal yang Mahasiswa Baru Harus Tahu supaya Tidak Repot di Perkuliahan

27 April 2025
Jangan Lakukan 4 Hal Ini Saat Kuliah S2, Sudah Bukan Waktunya Lagi

Jangan Lakukan 4 Hal Ini Saat Kuliah S2, Sudah Bukan Waktunya Lagi

13 Oktober 2025
4 Mahasiswa yang Sebaiknya Nggak Kuliah di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

4 Mahasiswa yang Sebaiknya Nggak Kuliah di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

8 Mei 2024
Ada yang Salah dengan Anggapan Lulus SMA Harus Kuliah, Lalu Kerja

Ada yang Salah dengan Anggapan Lulus SMA Harus Kuliah atau Kerja

6 Mei 2022
jurnal ilmiah kemendikbud mojok

Kok Bisa Kemendikbud Nggak Masukin Situs Jurnal Ilmiah dalam Daftar?

1 November 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.