Kenapa nggak bikin sistem transportasi publik yang proper sih?
Alih-alih membuat sistem transportasi publik yang baik atau menyelesaikan masalah dengan sopir angkot di atas, Pemerintah Jawa Barat malah membangun Masjid dan Patung Sukarno dengan nilai yang amat fantastis. Saya yakin yang geleng-geleng kepala akan hal tersebut bukan cuma saya aja. ~wqwqwq
Sebagai orang yang sejak lulus kuliah bolak-balik Jakarta untuk bekerja, saya menilai, semacet-macetnya Jakarta, masyarakat DKI Jakarta masih punya alternatif transportasi publik dibandingkan dengan masyarakat Bandung Raya. Ada KRL, MRT, LRT, Bus Transjakarta, hingga Jak Lingko. Setidaknya, masyarakat DKI Jakarta bisa duduk tenang di kendaraan umum alih-alih macet-macetan di jalan raya kayak masyarakat Bandung Raya.
Masyarakat Bandung Raya nggak punya pilihan sama sekali selain menggunakan kendaraan pribadi. Sistem transportasi umumnya masih jelek. Maksain naik ojek online atau taksi online harganya mahal sehingga menggunakan kendaraan pribadi jauh lebih masuk akal meski capek banget.
Bukan nggak bersyukur, tapi saya sayang banget dengan Bandung!
Bandung memiliki Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran serta berbagai kampus PTN dan PTS lainnya. Di universitas tersebut, Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota, Ilmu Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan rumpun Ilmu Sosial berkumpul.
Kenapa Pemerintah Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung nggak minta saran dari mereka saja untuk kemudian dipraktikkan? Jadi kepo, kendalanya apa sih? Apa anggarannya nggak cukup? Kan bisa bikin masjid dan Patung Sukarno dengan nilai fantastis. Kenapa yang esensial gini nggak bisa?
Saya ngeluh kayak gini juga bukan berarti saya benci dengan Bandung. Saya juga nggak benci dengan masyarakatnya atau Pemerintahnya. Justru saya sayang banget dengan Bandung. Saya pengin Bandung kayak dulu lagi. Nggak macet dan nggak panas. Nggak usah muluk-muluk seindah zaman Kolonial Belanda sampai-sampai dijuluki Paris van Java, minimal seadem kayak zaman Dilan 1990 gitu deh.
Biar bagaimanapun, Kota Bandung adalah tempat kelahiran saya. Kota Bandung adalah kota tempat saya tumbuh dan berkembang. Kota Bandung juga barangkali akan jadi tempat saya dikebumikan kelak.
Dulu saya selalu bangga dengan Kota Bandung karena kotanya nggak semacet Jakarta dan nggak sepanas Jakarta sehingga banyak orang Jakarta merantau untuk kuliah atau bekerja di sini. Setelah dapat predikat jadi kota termacet di Indonesia, saya mau ngasih saran untuk orang Jakarta yang berencana kuliah atau bekerja di sini: putar balik. Udah, nggak usah ngeyel.
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kota Bandung yang Semakin Terasa Asing