Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kok Bisa Ada Negara yang Menggratiskan Vaksin? Contoh Indonesia, dong!

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
14 Desember 2020
A A
vaksinasi vaksin berbayar covid-19 Hoaks Vaksin Mengandung Virus Itu Wagunya Sampai Ubun-ubun terminal mojok.co

Hoaks Vaksin Mengandung Virus Itu Wagunya Sampai Ubun-ubun terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pergantian tahun tinggal menghitung hari. Pada saat ini, semua negara telah bersiap-siap menyambut juru selamat yang ditunggu-tunggu kedatangannya untuk mengendalikan keganasan covid-19, juru selamat tersebut adalah vaksin.

Ketersediaan vaksin ini benar-benar dinantikan oleh semua orang di dunia ini. Saking dinantinya, sampai-sampai ada rumah sakit yang sudah membuka preorder bagi yang mau beli. Tentunya yah dengan harga ratusan ribu lah yah.

Bicara soal harga, saya jadi teringat dengan Prof. Henry Subiakto. Pada acara ILC sebulan lalu, Profesor yang punya gelar kompresor ini mempertanyakan harga vaksin corona yang dibandrol kisaran dua dolar, alias seharga 30 ribuan rupiah. Kesangsian beliau ini menurut saya sangat berdasar, mosok vaksin yang dicari-cari oleh seluruh negara di dunia cuma dihargai 30 ribu, harga itu bahkan lebih murah dari obat Sanmol (penurun panas) yang diminum oleh teman saya waktu dia dirawat di rumah sakit.

Anehnya, ketika vaksin dinyatakan mulai tersedia dan akan segera disebarkan ke penjuru dunia, eeeh ada beberapa negara yang berani-beraninya menggratiskan untuk warga negaranya. Ini kan kalau mengacu pada sudut pandang Prof Henry Subiakto, sungguh tidak bisa diterima. lah dihargai dua dolar saja aneh, ini kok malah digratiskan. Apakah para pejabat negara-negara yang menggratiskan ini tidak paham teori supply and demand yah?

Beberapa negara yang saya ketahui menggratiskan vaksin adalah Belgia, Hongkong, Saudi Arabia, Bahrain, Jepang, Perancis, Amerika Serikat, Kanada, bahkan India. Iya India, negara yang notabenenya punya predikat sebagai negara overpopulasi seperti Indonesia.

Sebagai seorang warga negara yang menterinya sempat diundang oleh WHO karena dianggap berhasil mengatasi Covid-19, saya perlu menyarankan negara-negara tersebut untuk mencontoh Indonesia dalam urusan vaksin corona.

Di Indonesia, urusan vaksin yah harus bayar, paten itu. Vaksin merupakan barang langka, mendapatkannya juga butuh waktu tunggu yang tidak sebentar. Sebagaimana logika supply and demand yang dikemukakan oleh Prof. Henry Subiakto waktu di ILC dulu, maka harganya haruslah mahal. Oleh karena itu patokan harga yang dikalkulasikan oleh pemerintah di kisaran angka 400 ribu sampai 500 ribu rupiah. Kalkulasi semacam ini harusnya ditiru oleh negara-negara yang menggratiskan. Mereka harusnya paham, bahwa vaksin saat ini merupakan komoditas yang bernilai ekonomis.

Setelahnya, untuk membuat masyarakat mau beli, pemerintah Indonesia punya senjata yang bernama influencer. Setiap cuitan, postingan, serta suara yang mereka keluarkan bisa membuat masyarakat jadi tergerak untuk segera membeli vaksin, persoalan harganya yang agak sedikit mahal, bisa dikesampingkan, yang penting apa yang dikampanyekan oleh influencer pemerintah soal vaksin dan tetek bengek lainnya ini bukan hoax.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Jadi mau tidak mau masyarakat harus percaya, kalau tidak percaya dan tidak membeli, nanti dicap sebagai antipemerintah. Langkah ini harusnya dicontoh oleh pejabat-pejabat negara yang menggratiskan vaksin. Mereka harusnya sadar bahwa kekuasaan mereka mampu memaksa rakyat untuk membeli vaksin tersebut. Jadi harusnya tidak perlu digratiskan segala.

Kemudian, yang unik dari pejabat pemerintah Indonesia adalah pungli. Bukan pungutan liar, tapi pungutan mulia. Ini sungguh patut diperhatikan dan ditiru oleh negara-negara yang menggratiskan vaksin itu.

Di Indonesia, pejabat pemerintahannya itu butuh pungli untuk mensejahterakan hidup mereka. Gaji mereka ini sedikit loh, lebih sedikit dari gaji TKI di Korea atau Jepang yang menembus angka 25 jutaan.

Contohnya nyatanya kita bisa lihat dua menteri di Indonesia yaitu Pak Edhy Prabowo dan Pak Juliari Batubara. Mereka berdua memang diciduk oleh KPK karena dianggap korupsi dan menerima suap, tapi padahal, mereka sebenarnya sedang menerapkan praktik pungli, yaitu pungutan mulia.

Mereka hanya berusaha mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi gaya hidup mereka yang tidak cukup bila hanya bersandarkan dari gaji seorang menteri. Kebetulan mereka sedang apes saja sehingga ketahuan KPK.

Lah Mahkamah Agung saja dalam perkara Fahmi Darmansyah yang memberikan suap berupa mobil mewah kepada Kepala Lapas Sukamiskin disebut aksi kedermawanan. Lembaga negara setingkat MA saja bisa berstatemen seperti itu. Artinya para pejabat di Indonesia ini memang butuh dikasihani.

Melihat hal tersebut, maka akan sangat aneh jika urusan vaksin yang dananya pasti gede, oleh negara lain akan diberikan gratis kepada rakyatnya. Nanti punglinya jadi susah, skema cashback sepuluh ribu seperti bansos jadi sulit dipraktikkan. Jadi wajar jika di Indonesia vaksin itu harus bayar, karena kalau tidak nanti pejabatnya tidak ada pemasukan tambahan.

Maka dari itu, negara-negara yang menggratiskan vaksin harus mengubah kebijakan mereka menjadi vaksin berbayar. Kasihan loh pejabat-pejabat negaranya, nanti tidak bisa sesejahtera pejabat negara di Indonesia.

BACA JUGA Pengalaman Jadi Buzzer Produk Sukses di Twitter dan tulisan Muhammad Iqbal Haqiqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Desember 2020 oleh

Tags: IndonesiaKorupsivaksin gratis
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Beasiswa KIP Dipotong Massal Tanpa Transparansi yang Jelas dengan Kedok "Berbagi Rezeki", Kelakuan Bejat yang Bikin Setan Aja Minder

Beasiswa KIP Dipotong Massal Tanpa Transparansi yang Jelas dengan Kedok “Berbagi Rezeki”, Kelakuan Bejat yang Bikin Setan Aja Minder

28 Mei 2025
3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini Mojok.co

3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini

3 September 2025
vaksinasi vaksin berbayar covid-19 Hoaks Vaksin Mengandung Virus Itu Wagunya Sampai Ubun-ubun terminal mojok.co

Pihak yang Jelas-jelas Bahagia atas Vaksin Berbayar Adalah Orang-orang yang Nggak Percaya Covid-19

12 Juli 2021
Dana Desa 10 M buat Apa? Buat Dikorupsi?

Dana Desa 10 M buat Apa? Buat Dikorupsi?

2 Februari 2023
5 Komik Lokal yang Seru untuk Dibaca terminal mojok.co

5 Komik Lokal yang Seru untuk Dibaca

8 Februari 2022
warna pasir pantai

Ini Loh, 8 Warna Pasir Pantai Serta Asal Muasalnya

29 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.