Tangkapan layar, “Selamat, Anda dinyatakan Lulus SNMPTN… dst, dst” memenuhi laman media sosial saya dalam beberapa jam terakhir. Selayaknya ajang persaingan yang besar dan ketat lainnya, tentu banyak juga ungkapan kesedihan atas kegagalan.
Menariknya, saya melihat bahwa format ungkapan kesedihan makin ke sini makin canggih saja. Padahal untuk tahun ini, siswa yang lulus seleksi tidak hanya dinyatakan lulus masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tapi juga jadi duta pencegahan corona. Bisa dibayangkan ya, betapa sedihnya mereka yang sekali seleksi langsung terasa gagal dua kali.
Walaupun begitu, orang-orang ini bisa mengeluhkan kegagalannya dengan tetap terlihat mbois dan mengagumkan. Setidaknya ada empat template yang sering muncul dan membuat saya menyesal mengapa dulu saat mengalami kegagalan, saya tidak kepikiran menggunakan template tersebut.
Alih-alih mengucap, “Yo wis nggak apa-apa,” dalam hati kemudian menangis sepanjang hari, banyak orang yang lebih suka membagikan cerita kegagalannya kepada netizen yang haus melihat penderitaan. Berikut beberapa template yang saya bilang tadi.
#1 Memperlihatkan Nilai Rapor dan Piagam Penghargaan
Seharusnya ini kamu lakukan di laman yang disediakan tim penyelenggara SNMPTN sih, tapi karena sudah pernah dan malah gagal, nggak ada salahnya juga diunggah ke media sosial. Awalnya saya juga heran kok bisa nemu trik yang begini simpel dan menakjubkan?
Tanpa kebanyakan fafifu, mata para netizen akan terbuka dan melihat betapa meruginya PTN yang tidak menerima dirimu. Nilai rata-rata bagus bahkan naik setiap semester, kamu juga berprestasi, lalu mengapa mesti gagal juga?
Emang dasar kebanyakan kriteria sih SNMPTN-nya, harusnya kan bermodalkan itu saja kamu sudah bisa diterima. Nggak perlu mempertimbangkan kesesuaian jurusan, peluang masuk, apalagi pesaing yang lebih hebat dari kamu. Pokoknya dengan nilai tinggi dan piagam penghargaan itu sudah sangat cukup untuk kamu diterima, ya, kan?
Sabar ya! Udah, itu nilai dan piagam cepet diunggah aja biar netizen yang menilai betapa mbois dirimu yang nggak lulus SNMPTN itu. Dan jangan lupa, tetap semangat untuk seleksi berikutnya!
#2 Pengalamanku Gagal 99++ Kali –A THREAD–
Ya, membuat thread atau utas di Twitter merupakan cara primadona untuk menaikkan engagement. Aduh maksud saya, kadar mbois pada diri yang gagal ini. Hal pertama yang perlu kamu lakukan yaitu, mengungkapkan kegagalanmu saat tidak lolos SNMPTN. Selanjutnya, keluarkan cerita kegagalan lain di masa lalu.
Mulai dari kegagalan kecil hingga besar. Kegagalan meraih cita-cita, perjuangan hidupmu yang mungkin keras dan menguras air mata walau akhirnya gagal, juga perlu kamu sertakan. Pokoknya, semakin gagal kamu, akan semakin dekat dengan level mbois seseorang yang tak pernah lelah dan pantang menyerah.
Dengan begitu, selamat! Walaupun gagal, kamu justru akan mendapat simpati melalui komentar yang bernada menyemangatimu. Pastikan kamu sudah siap terharu karena komentar itu akan terdengar seperti kawan seperjalanan yang bersedia bahu-membahu saling memberi pertolongan. Padahal, mereka mengetik komentar, me-retweet, atau menyukainya sambil bersyukur karena ternyata ada orang yang sama atau lebih gagal dari dirinya.
#3 Kampanye, “Jangan Merendahkan Orang yang Gagal”
Selain keluhan kegagalan dan syukuran keberhasilan, imbauan untuk tidak merendahkan orang yang gagal SNMPTN juga berlalu-lalang. Apa pun hasilnya, orang-orang gagal itu sudah berusaha sekuat tenaga dan pantas diberikan apresiasi juga!
Ungkapan untuk mengapresiasi tersebut biasanya diikuti dengan kalimat, “Lulus SNMPTN juga belum jelas masa depannya.” Kalimat tersebut lumayan terdengar menentramkan, kan? Lulus nggak lulus itu sama saja derajatnya di hadapan Tuhan. Akan tetapi, wahai para calon mahasiswa, memangnya siapa yang tahu akan bagaimana masa depan nantinya???
Ya nggak peduli, yang penting lulus SNMPTN itu juga belum jelas masa depannya. Yang penting nggak merendahkan orang yang gagal, tapi bolehlah merendahkan orang yang berhasil lulus. Masa udah gagal, direndahin, dan nggak boleh ngerendahin balik? Toh, ini semua dilakukan demi tampak mbois dan menjujung tinggi solidaritas orang gagal.
#4 Belum Ngerasain Kehidupan Kampus, sih!
Nah, ini nih kalimat andalan koboi kampus yang sudah ditempa banyak kasus. Biasanya, mereka akan bercerita tentang perjuangan menuju bangku kuliah. Perjuangan yang dimaksud ya tentu saja kegagalan demi kegagalan yang mereka alami untuk menjadi seorang mahasiswa. Sayangnya, kenyataan kehidupan kampus tak seindah harapan mereka.
Hal itu membuat mereka terkesan seperti kuliah segan, DO tak mau. Jika memang begitu adanya, mengapa mereka tidak menulis surat pengunduran diri sebagai mahasiswa saja daripada nulis komentar buat ngrecokin calon mahasiswa baru begitu? Ya, karena demi menjaga eksistensi sebagai mahasiswa yang pernah gagal dan masih sering gagal agar tetap bisa tampak mbois dan berpengalaman di mata adik-adik baru.
Oke, itu tadi template yang bisa kamu gunakan saat mengalami kegagalan. Selain itu, alangkah lebih baik jika kita mengingat kembali pepatah terkenal itu bahwa kegagalan merupakan kesuksesan yang gagal alias… sudahlah terima saja dan tetap stay mbois, ya!
BACA JUGA Nasib Anak SNMPTN yang Dibilang Keberuntungan Semata tulisan Anik Setiyaningrum lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.