Purwokerto memiliki beberapa kampus negeri yang namanya cukup terkenal di kalangan calon mahasiswa baru. Salah satu kampus yang saat ini menjadi tujuan utama para pelajar untuk melanjutkan studinya di Kota Satria adalah UIN SAIZU Purwokerto. Universitas satu ini terletak di pusat Kota Purwokerto. Malahan inilah satu-satunya kampus yang memiliki akses paling mudah ke pusat kota, sebab jarak dari kampus ke Alun-alun Purwokerto hanya berkisar 4 menit. Sementara untuk sampai di Stasiun Purwokerto butuh waktu 5 menit saja.
Universitas yang terkenal dengan julukan “Kampus Ijo” ini sudah mengalami perubahan yang signifikan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan masifnya pembangunan yang terus dilakukan guna menunjang kegiatan belajar mengajar di kampus. Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, gapura depan rektorat, hingga Fakultas Sains yang masih dalam proses pembangunan di Kabupaten Purbalingga adalah buktinya.
Setiap kampus pasti memiliki keunikan yang menjadi ciri khas dan hanya bisa ditemui di universitas tersebut. Begitu juga dengan UIN SAIZU Purwokerto ini. Lantas, apa saja keunikan kampus ini?
Mahasiswa wajib mondok jika tidak lulus ujian BTA/PPI
Setelah resmi diterima menjadi mahasiswa di kampus yang menggunakan nama menteri agama ini, maba akan mengikuti beberapa rangkaian ujian. Salah satu ujian yang wajib diikuti adalah ujian BTA/PPI. Ujian Baca Tulis Al-Qur’an dan Pengetahuan Pengamalan Ibadah ini terdiri dari dua sesi.
Sesi pertama adalah ujian tertulis yang terdiri dari soal sambung ayat, tajwid, dan fikih. Jumlah soalnya ada seratus ya, Gaes. Sedangkan sesi kedua adalah ujian lisan. Sistemnya seperti wawancara. Materi yang ditanyakan pun bermacam-macam. Mulai dari tajwid, imla (menulis lafal Arab dengan didikte), tahfid, PPI dan tahsin (membaca Al-Qur’an).
Bagi mahasiswa yang nilainya berada di bawah 75, wajib untuk mengikuti program mondok di pondok mitra selama satu tahun. Saya rasa program ini masih jarang diterapkan pada kampus-kampus di Indonesia. Padahal kegiatan ini bisa melatih skill siswa ketika terjun ke masyarakat, lho. Saya merasakan sendiri bahwa program ini membantu saya selama KKN di desa yang mayoritas masyarakatnya memegang teguh nilai-nilai Islam.
Mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto nggak hanya wajib menguasai bahasa Arab, bahasa Inggris juga harus jago
Mahasiswa UIN sering kali diidentikan dengan sikap religius dan pintar berbahasa Arab. Eits, nanti dulu. Sebenarnya anggapan religius bisa dikembalikan pada individu tiap mahasiswa. Kalau anggapan pintar bahasa Arab sih itu memang harus bisa berbahasa Arab.
Tapi, setiap mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto nggak hanya dituntut untuk bisa menguasai bahasa Arab, tapi juga bahasa Inggris. Bahkan mahasiswa wajib mengikuti kegiatan tes bahasa yang terdiri dari bahasa Arab dan bahasa Inggris, lho. Jika skornya kurang dari 450, mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan selama satu semester lamanya.
Jadi, buat mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto yang nggak mau bangun pagi atau berangkat ke kampus di hari Sabtu untuk mengikuti kuliah ini, tak ada kata lain selain harus lulus tes. Paham, ya?
Baca halaman selanjutnya: Larangan tak tertulis