• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Home Nusantara

Alun-alun Purwokerto Adalah Bukti Pembangunan yang Konsisten dan Berkelanjutan

Rusmanto oleh Rusmanto
29 Juli 2021
0
A A
Alun-alun Purwokerto Adalah Bukti Pembangunan yang Konsisten dan Berkelanjutan terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Waktu saya kecil, Purwokerto adalah kota yang adem dan tenang tanpa gejolak. Karena setiap mau ada gejolak selalu beredar isu: nanti bakal ada orang dikarungi, dibanduli (dikasih tambahan beban) batu, terus dibuang ke Kali Serayu. Jangankan anak kecil, orang dewasa saja takut.

Tapi itu dulu, zaman penjajahan Orde Baru. Saat di mana kakek saya emosi terus membabat semua pohon cengkeh miliknya. Setelah reformasi, tentu saja semua hal berubah. Yang masih sama adalah Purwokerto tetap menjadi kota yang adem dengan nuansa yang berbeda.

Pasca-reformasi, pembangunan begitu menggelora sampai bingung mau dibangun apa lagi. Contoh paling konsisten dalam pembangunan berkelanjutan adalah penataan alun-alun Purwokerto. Sumpah!!! Itu adalah pembangunan paling amit-amit yang selama ini sampai jeleh dilakukan.

Dari tahun 2008 hingga saat ini 2021, alun-alun Purwokerto dipugar tiada henti. Meski sudah ganti bupati, programnya tetap berkelanjutan membangun alun-alun. Itu adalah pembangunan yang paling nyata dan bisa dilihat.


Dengan syarat: jangan dibandingkan alun-alun sebelum dan setelah dipugar, nanti malah pada bingung. Anggaran miliaran dari mulai pertama dipugar, kok alun-alunnya masih di situ saja? Apalagi kalau ketemu orang desa, pertanyaannya lebih aneh lagi, “Alun-alune udah di tingkat apa?”

Pertama-tama dipugar pas zaman Bupati Mardjoko, hal yang paling monumental adalah penghilangan paksa 2 pohon beringin di tengah alun-alun. Dan tentu saja jalan di tengah alun-alun yang langsung menuju gerbang kabupaten turut menghilang tanpa jejak.

Nggak penting banget ya cuma kehilangan pohon beringin sama jalan saja rewel? Nah, di sini saya mau rewel, meski tentu akan tetap adem saja. Namanya juga Purwokerto. Sudah terkenal dari dulu sebagai kota yang adem.

Konon, alun-alun sebuah kota adalah salah satu simbol kebudayaan. Termasuk desain dan detail yang ada pada alun-alun itu sendiri. Zaman dulu, ada jalan di tengah alun-alun yang menuju kantor kabupaten langsung. Hal itu melambangkan kalau untuk mengadu (pada pemimpin) nggak perlu lewat jalur kanan, kiri atau belakang, tapi bisa menghadap langsung nggak perlu takut dipersekusi.

Lha, terus gunanya dua pohon beringin di tengah alun-alun itu buat apa? Nah, selama “menghadap”, masyarakat nggak perlu takut kepanasan karena akan dilindungi oleh pohon besar dari sisi barat maupun timur. Nah, itulah kira-kira nilai luhur alun-alun Purwokerto zaman dulu.

Meskipun boleh, di Purwokerto nggak perlu ada aksi tapa pepe (aksi berjemur untuk menghadap penguasa). Karena saat menunggu bisa ngiub (berteduh) di bawah pohon beringin. Sambil bawa tikar, terus pacaran juga boleh.

Apakah pada saat pemugaran mengubah desain nggak ada yang protes? Budayawan atau orang yang peduli sama budaya gitu?

Yang protes cukup banyak, malah ada aksi demo kala itu (ah, masa sih sampai demo segala?). Tapi namanya Purwokerto, kotanya adem, tinggal cuekin yang demo, proyek jalan terus. Buktinya sekarang sudah nggak ada jalan di tengah alun-alun, terus pohon beringinnya juga sudah nggak ada.

Setelah aksi pembongkaran alun-alun yang nggak dramatis amat, pergantian bupati menjadi angin segar bagi pencinta alun-alun model lama, termasuk saya. Kirain setelah menjabat, Bupati Achmad Husein akan lebih seru dan mengembalikan alun-alun seperti sedia kala. Tetapi yang terjadi sungguh lucu kala itu.

Programnya sama, pemugaran alun-alun. Duh Gusti, punya bupati kreatif banget. Yang paling berkesan kala itu adalah mengganti rumput yang tumbuh di alun-alun dengan rumput gajah mini. Lalu dilanjutkan dengan pemasangan pagar agar rumput cantiknya nggak diinjak.

Kalau diingat, saya jadi ingin geleng-geleng kepala. Apalagi kalau teman-teman yang kuliah di Jogja pada pulang terus ketemuan di alun-alun. Begitu melihat pagar mereka tanya, “Ini bupati yang baru mau ternak kelinci apa? Alun-alune dipageri?”

Jangan tanya anggaran habis berapa, ya. Orang sini bebas. Habis berapa saja juga boleh, yang penting situ hepi. Namanya juga Purwokerto, semuanya bisa dibuat adem. Pak Bupati nyantai saja, kok. Warganya spaneng buat apa?

Alun-alun kota Purwokerto adalah ikon penting. Itu adalah simbol kesejahteraan masyarakat yang paling ultimate. Sampai kalau saya berkeliaran ke pelosok dan nemu jalan yang madul-madul (berlubang nggak beraturan) masyarakat bakal bilang, “Wis aja rewel, bupatine inyong lagi ngurusi alun-alun disit, mengko tulih tekan kene.” (Udah jangan rewel, bupati saya sedang ngurusi alun-alun duluan, nanti juga sampai sini).

Sumber Gambar: YouTube Walking View


BACA JUGA Purwokerto, Kota Wisata Underrated yang Tak Kalah Ciamik dan tulisan Rusmanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2021 oleh

Tags: alun-alun PurwokertoNusantara Terminalrenovasi
Rusmanto

Rusmanto

Penulis lepas.

Artikel Lainnya

4 Hal yang Bikin Purwokerto Nggak Beda Jauh dengan Jogja Terminal Mojok

4 Hal yang Bikin Purwokerto Nggak Beda Jauh dengan Jogja

29 Mei 2022
3 Renovasi yang Perlu Dilakukan Saat Tinggal di Perumahan Cluster Terminal Mojok.co

3 Renovasi yang Perlu Dilakukan Saat Tinggal di Perumahan Cluster

16 Mei 2022
Berdamai dengan Tetangga yang Merenovasi Rumah di Hari Minggu

Berdamai dengan Tetangga yang Renovasi Rumah di Hari Minggu

26 Januari 2022
Kraton Jogja Ingin Terbuka bagi Kaum Muda dengan Sibuk Renovasi? Nice! terminal mojok.co

Kraton Jogja Ingin Terbuka bagi Kaum Muda dengan Sibuk Renovasi? Nice!

2 Oktober 2021
paving jalan jenderal sudirman solo mojok

Dear Mas Wali Kota Solo, Tolong Kembalikan Jalan Jenderal Sudirman seperti Semula

22 Agustus 2021
4 Kegiatan Emak-emak di Jember yang Hanya Dilakukan ketika Musim Tembakau Tiba terminal mojok

4 Kegiatan Emak-emak di Jember yang Hanya Dilakukan ketika Musim Tembakau Tiba

17 Agustus 2021
Pos Selanjutnya
Meskipun Dianggap Jorok, Makan Makanan Berkuah Pakai Tangan Itu Menyenangkan terminal mojok

Meskipun Dianggap Jorok, Makan Makanan Berkuah Pakai Tangan Itu Menyenangkan

Terpopuler Sepekan

5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang Terminal Mojok

5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang

29 Juni 2022
Alun-alun Purwokerto Adalah Bukti Pembangunan yang Konsisten dan Berkelanjutan terminal mojok

Alun-alun Purwokerto Adalah Bukti Pembangunan yang Konsisten dan Berkelanjutan

29 Juli 2021
6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala Terminal Mojok

6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala

25 Juni 2022
Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

28 Juni 2022
Stasiun Cipeundeuy Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati Terminal Mojok

Stasiun Cipeundeuy: Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati?

21 Juni 2022
Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

24 Juni 2022
linux os windows mojok

3 Hal yang Bikin Pengguna Windows Enggan Hijrah ke Linux

26 Juni 2022

Dari MOJOK

  • Sei Sapi, Saat Daging Asap NTT Beradaptasi dengan Lidah Jogja
    by Arif Hernawan on 2 Juli 2022
  • Tyrell Malacia Resmi ke MU, Target Selanjutnya Lisandro Martinez
    by Hammam Izzuddin on 2 Juli 2022
  • Ahmad Sahroni Laporkan Lagi Adam Deni ke Polisi, Kali Ini Terkait Teror dan Fitnah
    by Hammam Izzuddin on 2 Juli 2022
  • Asyiknya Nonton Konser Sambil Duduk di Prambanan Jazz 2022
    by Purnawan Setyo Adi on 2 Juli 2022
  • 3 Pemeran Money Heist Korea Ceritakan Tantangan dan Momen Paling Berkesan Saat Produksi
    by Hammam Izzuddin on 1 Juli 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GzeZNzywPSE&t=45s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In