Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Keresahan Radiografer yang Suka Dikatain Mandul dan Profesinya Nggak Ada di KBBI

Fadlir Nyarmi Rahman oleh Fadlir Nyarmi Rahman
13 September 2020
A A
Keresahan Radiografer yang Istilahnya Nggak Ada di KBBI dan Suka Dikatain Mandul radiographer ahli radiografi radiologi terminal mojok.co

Keresahan Radiografer yang Istilahnya Nggak Ada di KBBI dan Suka Dikatain Mandul radiographer ahli radiografi radiologi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika mendengar ucapan “bekerja di rumah sakit”, pasti profesi yang terlintas di pikiran kamu hanya dokter, perawat, dan bidan. Memang profesi tersebut lebih populer dibandingkan banyak profesi lainnya di bidang medis. Salah satunya adalah “radiografer”.

Terasa asing, bukan? Ya, iya lah. Wong selain karena istilah yang keminggris, kalau dicari di KBBI, kata tersebut sama sekali nggak tersedia. Terjemahan kata tersebut yang harusnya “radiografer” seperti di Google Translate, juga nihil. Beberapa sumber mengartikannya menjadi ahli radiografi. Tapi menurut saya kurang praktis.

Masalahnya di KBBI, Photographer saja diterjemahkan menjadi fotografer, designer menjadi desainer. Masa radiographer alih-alih jadi radiografer, malah jadi ahli radiografi?

Mungkin belum ada yang cukup peka untuk submit istilah tersebut. Tapi perbolehkan saya untuk (tetap ngeyel) menggunakan kata “radiografer” ya.

Sebelum lebih jauh, apakah kamu masih belum tahu radiografer itu kerjanya ngapain? Hadeh, kasihan sekali ya kami ini.

Begini. Meski terdiri dari kata “radio”, mereka bukan seorang yang pekerjaannya menghadapi permasalahan radio atau industrinya. Yang mereka hadapi adalah radiasi gelombang sinar X yang dimanfaatkan untuk memotret organ jeroan manusia. Atau bahasa umumnya foto rontgen, yang juga merujuk pada kata “grafer” di dalamnya.

Baru tahu kan kalau tukang rontgen itu disebut radiographer? Padahal, mungkin thorax atau dadamu pernah difoto rontgen saat cek kesehatan. 

Sebenarnya, terdapat persamaan antara radiographer dengan fotografer. Mereka sama-sama melakukan proses imaging atau memproyeksikan suatu objek menjadi gambar. Keduanya juga sama-sama memanfaatkan gelombang elektromagnetik.

Baca Juga:

6 Usaha yang Semakin Redup karena Perkembangan Zaman

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Itulah mengapa saya ngeyel untuk menggunakan kata “radiografer”. Selain itu organisasi profesi kami ini, PARI, yang awalnya memiliki kepanjangan Persatuan Ahli Rontgen Indonesia, sudah berganti menjadi Perhimpunan Radiografer Indonesia.

Sehingga secara othak-athik gathuk, bahasa dan hukumnya jadi sah kengeyelan saya ini. Meski lagi-lagi saya tetap mempertanyakan pihak Kemendikbud sebagai pemegang wewenang KBBI yang nggak memasukkan kata “radiografer”.

Walau ada yang berbeda antara radiografer dan fotografer, tapi itu hanyalah spektrum gelombang yang digunakan mereka untuk mendapatkan suatu gambar. Jika yang pertama memanfaatkan radiasi gelombang sinar X sehingga disebut radiografi. Sementara yang satunya memanfaatkan gelombang cahaya sehingga disebut sebagai fotografi.

Selain itu, di antara keduanya juga memiliki perbedaan tujuan. Radiografi bertujuan untuk menunjang diagnosa dokter terhadap apa yang diderita pasien, sementara fotografi bertujuan untuk dokumentasi dan seni.

Meski berbeda begitu harusnya ya dimasukin lah “radiografer” sebagai arti dari radiographer dalam KBBI. Biar lebih dikenal banyak masyarakat kayak fotografer. Toh kami juga bagian dari tenaga medis seperti dokter, perawat, atau bidan. Meskipunhanya berperan sebagai penunjang, sebuah sistem juga tetap nggak akan gerak kalau tanpa penunjang. Kayak pelumas bagi kendaraan bermotor gitu.

Mungkin saja, keresahan soal KBBI itu hanya dirasakan oleh saya sebagai “radiografer”. Sementara ada keresahan lain yang dirasakan oleh hampir semua “radiografer”, yaitu mendapat stereotip mandul dari masyarakat.

Nah, loh. Bagaimana nggak resah coba? Setiap ditanya kerjaannya apa dan dijawab dengan tukang rontgen atau radiographer, kami sering mendapat pertanyaan lanjutan seperti, “Lah kan bisa mandul, ya?” atau, “Memang nggak takut mandul apa?” 

Halo, Bos. Mondal-mandul, manukmu gundul! Nggak usah sotoy, deh. Lagian stereotip ini dari mana asalnya, sih? Nggak jelas juga, ngapain dipercaya.

Memang radiasi sinar X—meski semua radiasi termasuk sinar matahari—memiliki kemampuan untuk mengionisasi sel dan gen makhluk hidup sehingga terjadi mutasi. Tapi mereka memiliki kemampuan regenerasi yang mampu berfungsi seperti sedia kala.

Lagian kami juga memiliki panduan yang cukup baik bernama proteksi radiasi agar terhindar dari efek-efek radiasi. Konsep yang paling mudah diterangkan yaitu ALARA yang merupakan singkatan dari As Low As Reasonable Achieveble. Yang artinya, ‘penggunaan radiasi pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai untuk hasil yang optimal’. Tentunya dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial.

Sehingga anggapan mandul pada radiographer atau pekerja radiasi lain, sangat tidak terbukti. Jadi, sudahlah hentikan.

Ini juga untuk menghentikan paranoid masyarakat terhadap pemeriksaan rontgen atau radiologi. Sebab banyak juga yang beranggapan bakalan mandul apabila difoto rontgen. Padahal dengan dirontgen, pasien memiliki peluang yang lebih besar untuk segera mengetahui penyakit atau gangguan pada tubuhnya.

Anggapan mandul ini harus ditepis agar calon pasangan kami mau berjodoh dan nggak takut bakal nggak punya keturunan. Memercayai stereotip demikian juga merugikan kami di level asmara lho.

Tolong, ya, Lur sekali lagi. Hentikan anggapan mondal-mandul tersebut.

Photo by EVG Culture via Pexels.com

BACA JUGA Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantismenya dan tulisan Fadlir Rahman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Agustus 2021 oleh

Tags: pekerjaanstereotip
Fadlir Nyarmi Rahman

Fadlir Nyarmi Rahman

Seorang radiografer yang sedikit menulis, lebih banyak menggulir lini masa medsosnya. Bisa ditemui di IG dan Twitter @fadlirnyarmir.

ArtikelTerkait

Bukan Cuma Jago Ngomong, 5 Skill Ini Wajib Dikuasai Seorang Humas

Bukan Cuma Jago Ngomong, 5 Skill Ini Wajib Dikuasai Seorang Humas

6 Oktober 2023
Demi Menjaga Lingkungan, Apa Sebaiknya Kita Mandi Sehari Sehari Saja? teminal mojok.co

Betapa Sucinya Orang yang Suka Mandi dan Betapa Hinanya Orang yang Jarang Mandi

13 Agustus 2019
merindu tapi tak dirindu

Merindu Tapi Tak Dirindu Itu Enak Nggak Sih?

10 Juni 2019
menyikapi dosen yang tak pernah praktik kerja berdebat dengan dosen

Dosen yang Nggak Pernah Praktik Kerja Sesuai Mata Kuliah yang Dia Ajarin, Kudu Digimanain?

3 Juli 2020
Tips Lulus Cepat dan Cum laude Tidak Berfungsi untuk Kaum Bad Luck terminal mojok.co

Predikat Cum Laude Nyatanya Tak Membuatmu Mudah Mendapat Pekerjaan

12 Agustus 2023
tukang pangkas rambut

Tukang Pangkas Rambut Berpenghasilan 45 Juta Tiap Bulan: Makanya Jangan Suka Menyepelekan Pekerjaan Orang

8 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.