Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Kenapa ya Nasi Jadi Makanan Pokok Orang Indonesia?

Nisrina Guzmarani oleh Nisrina Guzmarani
13 Agustus 2022
A A
Kenapa ya Nasi Jadi Makanan Pokok Orang Indonesia?

Kenapa ya Nasi Jadi Makanan Pokok Orang Indonesia? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pernah kepikiran nggak, kenapa ya makanan pokok orang Indonesia itu nasi? Kenapa bisa ada istilah belum makan kalau belum makan nasi? Kenapa makanan pokoknya bukan roti aja ya kaya orang bule? Atau mi? atau kenapa nggak makan hati aja kaya kamu? Eh.

Ada juga sih makanan selain nasi di Indonesia, contohnya kaya ubi, jagung, sagu, dll. Tapi kenapa ya sekarang yang jadi makanan pokoknya nasi? Gimana ya ceritanya? kok nasi bisa dianggap sebagai makanan pokok sampai sekarang?

Saya sering sekali memikirkan hal-hal tersebut, misalnya saat sedang makan nasi goreng, saat sedang melihat dia acara makan-makan di TV, atau saat mendengar seorang kawan dan sanak saudara mengeluhkan bahwa dia belum makan padahal dia baru saja menghabiskan satu mangkok penuh mi ayam. Katanya sih belum makan kalau belum makan nasi. Saya jadi kepikiran, kenapa ya? Nah, tulisan ini akan membahas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, ceritanya hari ini saya sedang bersemangat sekali untuk mencari tahu jawabannya. Oke jadi gini.

Apakah sejak dahulu nasi sudah menjadi makanan pokok?

Ternyata, zaman dahulu nasi belum menjadi makanan pokok orang Indonesia. Dahulu, Orang Indonesia memiliki makanan pokok yang beragam, misalnya tiwul yang merupakan makanan pokok masyarakat Gunungkidul di masa penjajahan Jepang. Lalu, ada jagung yang merupakan makanan pokok masyarakat Madura, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengan hingga Sulawesi, kemudian ada sagu yang menjadi makanan pokok di daerah Papua serta Maluku, dan masih banyak lagi seperti jelai (hanjeli), sorgum, jewawut, dll.

Perbedaan komoditas tersebut dikarenakan berbagai macam faktor seperti, jenis tanah yang cocok untuk komoditas tertentu, ketinggian wilayah yang beragam, curah hujan, dll. Dengan kekayaan alam Indonesia yang melimpah, maka bukan hal yang mengherankan jika setiap daerah di Indonesia memiliki keberagamannya sendiri. Keren banget ya Indonesia!

Kenapa nasi akhirnya menjadi makanan pokok?

Padi pertama kali masuk ke Indonesia diduga berasal dari India atau Indocina (sekitar 1500 SM). Dijadikannya nasi sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, yaitu mulai zaman kemerdekaan ketika pemerintah menitikberatkan pada pembangunan pertanian. Kemudian, dicanangkanlah Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) sekitar tahun 1969-1974 untuk bisa swasembada beras.

Padahal di masa tersebut, mayoritas masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan makanan pokok lain, seperti tiwul, jagung, jelai (hanjeli), sorgum, jewawut, dan masih banyak lagi. Mulai masa tersebut, beras dijadikan sebangai simbol kemakmuran. Tidak jarang beras juga dijadikan sebagai komoditas politik oleh pemerintah, dan menyebabkan perubahan konsumsi, di mana masyarakat mulai meninggalkan makanan lain selain nasi. Kemudian mulai terjadi ketergantungan terhadap nasi. Nasi akhirnya menjadi makanan utama masyarakat Indonesia sampai dengan saat ini.

Lalu, apakah ungkapan ‘belum makan kalau belum makan nasi’ bisa dijelaskan secara ilmiah?

Menurut Nurdin (2017), kata-kata “belum makan kalau belum makan nasi” ada di dalam pola pikir masyarakat, hal tersebut merupakan budaya yang memang sudah lama diwariskan serta ada dalam keyakinan masyarakat. Linton (1979), dalam Nurdin (2017) menyebut bahwa makanan merupakan persoalan yang terkait dengan selera serta kebiasaan, di mana untuk mengubah kebiasaan makan seseorang bukanlah hal yang mudah, bahkan dapat dikatakan bahwa kebiasaan makan adalah inti kebudayaan, dan inti kebudayaan merupakan hal yang sulit untuk diubah.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Hal yang menjadi catatan dalam penelitian Nurdin ialah walaupun fungsi serta rasa dari makanan lain dapat menggantikan nasi, tetapi faktor nilai serta makna budaya tidak dapat digantikan. Wah ternyata kata-kata “belum makan kalau belum makan nasi” bisa dijelaskan secara ilmiah, yaitu dilihat dari perspektif sosial budaya.

Sekarang saya jadi tahu bagaimana cerita dari nasi yang bisa menjadi makanan pokok Orang Indonesia hingga saat ini. Memiliki banyak keterkaitan, mulai dari kebijakan pemerintah hingga dari perspektif sosial budaya. Bahwa nasi ternyata bukan hanya terkait pangan semata, bukan hanya berbicara tentang kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup.

Penulis: Nisrina Guzmarani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Duka Pengidap Fobia Nasi yang Hidup di Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2022 oleh

Tags: Indonesiamakanan pokokNasisagu
Nisrina Guzmarani

Nisrina Guzmarani

Suka warna pink. Pencinta mi tektek dan seblak.

ArtikelTerkait

6 Acara Televisi yang Sebaiknya Ditayangkan Kembali

6 Acara Televisi yang Sebaiknya Ditayangkan Kembali

26 Mei 2022
Paula Gianita Membagikan Rahasia agar UMKM di Indonesia Mampu Bertahan Lama

Paula Gianita Membagikan Rahasia agar UMKM di Indonesia Mampu Bertahan Lama

20 April 2023
Tentang SP2DK, Surat Cinta dari Dirjen Pajak yang Bisa Bikin Jantung Berdebar terminal

Rakyat Nggak Bayar Pajak Bukan karena Nggak Patuh, tapi karena Hasilnya Nggak Jelas

19 Juni 2021
Hal-hal Nggak Biasa di Jerman yang Bikin Orang Indonesia Kaget: Mulai dari Selai Berry buat Cocolan Ayam sampai Anjing yang Jadi Penumpang di Metro

4 Hal yang Biasa di Jerman, tapi Luar Biasa di Indonesia

7 September 2023
Prabowo capres Indonesia

Prabowo Masih Belum Bosan Nyapres dan Kita Jangan Pernah Bosan Mendukungnya

25 Oktober 2021
Bercinta Dengan Langit

Bangsa Kita Pernah Bercinta Dengan Langit, Lalu Sekarang Bagaimana?

24 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.