Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kenapa Tidak Ada Orang dengan Gelar Habib di Muhammadiyah?

Majid Himawan oleh Majid Himawan
23 November 2020
A A
Tempat Duduk Saat Tahlilan Bisa Digunakan untuk Memetakan Status Sosial Seseorang terminal mojok.co

Kenapa Tidak Ada Orang dengan Gelar Habib di Muhammadiyah? (Rade Nugroho via Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa saat ini nama yang berkaitan dengan gelar Habib sedang hangat-hangatnya menjadi perbincangan. Setelah Khabib Nurmagomedov sang jagoan UFC menyatakan pensiun dengan rekor tak terkalahkan di oktagon yang mendadak pensiun, di Indonesia menyeruak nama Habib Rizieq Shihab yang pulang kampung dan menjadi trending topic pembicaraan masyarakat lantaran pro-kontranya.

Tetapi, tulisan ini tidak akan membahas perjalanan karir seorang Khabib Nurmagomedov apalagi Habib Rizieq yang memiliki berjuta followers di negeri ini. Takut-takut salah menulis malah jadi buah simalakama bagi saya.

Hanya saja karena nama atau gelar Habib sedang hangat diperbincangkan dan karena gelar Habib identik dengan nasab yang begitu mulia dalam Islam, saya kemudian berpikir kenapa ya di ormas Islam sebesar Muhammadiyah tidak memiliki satu pun “Habib” yang terkenal layaknya Habib Lutfi di tubuh NU ataupun Habib Rizieq pada FPI. Paling tidak Muhammadiyah punya (ustaz) Habib Chirzin, itu pun karena namanya memang Habib, bukan karena gelar Habib dari penyebutan atas nasabnya.

Ingatan saya pun terlempar jauh pada satu dekade silam ketika masih nyantri di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta yang tidak lain sebagai sekolah di bawah PP Muhammadiyah langsung. Pada kehidupan pondok yang saya lalui selama enam tahun, saya begitu merasakan tidak ada sikap “kultus individu” yang diajarkan. Bahkan kami pun memanggil pendamping santri hingga pucuk pimpinan pondok dengan sebutan “Ustaz” saja.

Kultur Muhammadiyah yang begitu egaliter tidak lantas membuat adab terhadap yang lebih tua hilang. Bertutur kata dengan baik serta menampakan sikap akhlakul karimah tetap menjadi kewajiban. Namun, harus diakui tradisi cium tangan, membungkuk atau sampai jongkok saat guru atau ustaz lewat tidak begitu kentara di lingkungan Muhammadiyah.

Budaya lain yang menampakkan Muhammadiyah tidak menganut “kultus individu” adalah musyawarah. Bagaimana tidak, pimpinan Muhammadiyah dari tingkat ranting sampai pusat itu biasa terjadi diskusi ataupun perdebatan dalam sebuah forum majelis organisasi. Lihat saja pada kancah nasional seorang Prof Amien Rais bisa berseberangan dengan Prof Buya Syafii Maarif dan saling melempar gagasan. Namun, hasil dari diskusi tersebut lahirlah begitu banyak Amal Usaha Muhammadiyah dari tingkat ranting hingga pusat dari berbagai segmen sosial baik yang bersifat profit maupun non profit.

Terakhir, urusan nasab atau garis keturunan menjadi indikator utama tidak adanya gelar Habib di lingkungan Muhammadiyah. menjadi seorang ustaz di Muhammadiyah tidak perlu dari keturunan seorang kiai atau habib, siapa pun bisa menjadi ustaz dengan catatan menguasai paham keilmuan yang disampaikan.

Biasanya sebagai prasyarat tak tertulis, ulama Muhammadiyah lebih condong lahir dari proses akademik dengan gelar strata hingga profesor. Walaupun tidak mesti, namun kebanyakan yang bisa dijumpai memang seperti itu. Mungkin di lain gelar formal akdemik akan dijumpai panggilan “Buya”. Namun, itu karena faktor keturunan Minang yang kebetulan berkiprah di persyarikatan.

Baca Juga:

Cerita Kuliah di Universitas Siber Muhammadiyah, Universitas Terbuka Versi Muhammadiyah

Lulusan S2 Kesulitan Cari Kerja di Jogja: Ditolak Puluhan Sekolah karena NU dan Tidak Punya KTA Muhammadiyah Sampai Nggak Tega Ngasih Gaji Kecil

Bukan berarti Muhammadiyah tidak menyematkan gelar non akademik pada ulamanya. Seluruh ketua umum PP Muhammadiyah dari KH Ahmad Dahlan hingga KH Azhar Basyir menggunakan gelar non akademis pada namanya. Namun, seiring perjalanan dinamika Persyarikatan Muhammadiyah, gelar ketua umum lebih lekat dengan gelar akademik seperti profesor.

Sekelas pendiri organisasi Muhmmadiyah saja tidak memakai gelar Habib sekalipun bila di runut nasab KH Ahmad Dahlan masih sampai pada Nabi Muhammad SAW. Maka umum pula keluar statemen dari Almarhum Buya Yunahar Ilyas bahwa Muhammadiyah bukan Dahlaniyah, mungkin secara bahasa orang akan beranggapan, lah kok kurang ajarmen ora hormat pada pendirinya. 

Sebenarnya, maksud Buya Yunahar bisa dipahami sekalipun demikian tanpa mengesampingkan jasa dan rasa hormat pada KH Dahlan, Muhammadiyah tetap akan berjalan sebagai gerakan amar ma’ruf nahi munkar yang berciri tajdid dan tidak fanatik pada satu madzab fiqih, namun menggunakan sumber yang paling kuat.

Jadi memang kesimpulannya Muhammadiyah tidak “terbiasa” menyematkan pengkultusan atas nasab seseorang. Itu sebabnya tidak ada gelar Habib di Muhammadiyah. Selain itu, budaya egaliter serta musyawarah memang sudah lekat dan identik. Maka tidak salah juga Muhammadiyah lebih memilih jargon berkemajuan yang mungkin menjadi spirit terus bergerak secara kolektif sebagai organisasi demi kebermanfaat yang bersifat umum.

BACA JUGA Karimun Kotak, Legenda City Car yang Tak Lekang Zaman atau tulisan Majid Himawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Februari 2022 oleh

Tags: gelar akademikMuhammadiyah
Majid Himawan

Majid Himawan

Penggiat Ekonomi Islam | Pedagang UMKM | Ketua IMM Komisariat Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga 2012-2013 | Ketua DPP IKMAMMM 2014-2015.

ArtikelTerkait

Alasan Saya Tetap Mau Jadi Dosen Muhammadiyah walau Tahu Hidupnya Bakal Susah Mojok.co

Alasan Saya Tetap Mau Jadi Dosen Muhammadiyah walau Tahu Hidupnya Bakal Susah

1 Juli 2025
Cerita Kuliah di Universitas Siber Muhammadiyah, Universitas Terbuka Versi Muhammadiyah Mojok.co

Cerita Kuliah di Universitas Siber Muhammadiyah, Universitas Terbuka Versi Muhammadiyah

19 September 2025
Lahir di Lingkungan NU dan Tumbuh Dewasa di Lingkungan Muhammadiyah, Bikin Saya Jadi Krisis Identitas terminal mojok.co

Culture Shock Orang Muhammadiyah yang Hidup di Lingkungan NU

5 Februari 2023
daftar tamu undangan pernikahan ra srawung rabimu suwung seserahan adik nikah duluan gagal nikah dekorator pernikahan playlist resepsi pernikahan mojok

Gara-gara Ormas Agama, Saya Hampir Gagal Nikah

12 Februari 2021
nahdliyin garis lucu

Sekarang Bukan Cuma Warga Nahdliyin yang Bisa Bercanda

23 Mei 2019
Saya Menyesal Keluar dari Remaja Masjid, kalau Nggak kan Bisa Dapat Jatah Tambang BKPRMI

Saya Menyesal Keluar dari Remaja Masjid, kalau Nggak kan Bisa Dapat Jatah Tambang

5 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.