Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kenapa Malang Terkesan Ingin Menjadi Jogja?

M. Iqbal Mubarok oleh M. Iqbal Mubarok
14 Maret 2022
A A
Kenapa Malang Terkesan Ingin Menjadi Jogja Terminal Mojok

Kenapa Malang Terkesan Ingin Menjadi Jogja? (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kenapa Malang sangat ingin menjadi Jogja kedua?

Sebagai salah satu kota tujuan wisata yang cukup tinggi peminatnya di Indonesia, nampaknya Jogja menjadi kota dengan ciri khas kebudayaan Indonesia yang sangat kental. Selain itu, Jogja memiliki banyak nilai estetik ketimbang tempat lain di Indonesia. Mungkin itulah alasan kenapa daerah lain ingin menerapkan hal-hal estetik serupa di kotanya masing-masing.

Padahal hal ini malah membuat kota lain kehilangan ciri khasnya sendiri dan terkesan meniru Jogja. Salah satu kota yang secara perlahan ingin meniru kesuksesan Jogja adalah Malang. Sebagai perantau sejak tahun 2016, saya melihat beberapa perbedaan yang sangat signifikan seiring berkembangnya Malang dari waktu ke waktu.

Salah satu perubahan adalah semakin padatnya kedai angkringan yang buka di Kota Malang. Membuka angkringan di mana pun dan kapan pun memang tidak dilarang, namun jika jumlahnya mendadak banyak dan setiap sudut Malang (saat ini) nampak memiliki angkringannya masing-masing, tentu terkesan mengalami perubahan yang sangat drastis.

Kini angkringan bisa dijumpai dengan mudah di tiap sudut Kota Malang (Ari Erawan/Shutterstock.com)

Hadirnya angkringan di kota selain Jogja memang hal yang wajar. Namun, bisa jadi membuat orang menilainya secara berbeda. Banyak opini yang berseliweran bahwa Malang hendak meniru Jogja yang memiliki angkringan di tiap sudut kotanya.

Pendapat itu bisa saja benar, bisa juga hanya anggapan belaka lantaran bisnis angkringan di Malang memang sedang marak. Namun jika hal itu benar, nampaknya usaha “meniru” itu menjadi sia-sia. Jogja memang terkenal dengan banyaknya angkringan di setiap sudutnya, namun suasana yang dibangun Jogja nampaknya tidak bisa didapati di kota mana pun.

Suasana jalanan di Kota Malang (Unsplash.com)

Terbukti hingga sekarang, meskipun kota-kota lain—termasuk Malang—memiliki banyak angkringan dengan menu dan harga yang kurang lebih sama, apakah lantas membuat Jogja sepi dan berkurang peminatnya? Jawabannya tentu tidak. Jogja tetap memiliki nilai di mata penikmatnya sehingga tidak pernah sepi. Suasana Jogja adalah sesuatu yang abstrak dan tidak bisa ditiru oleh kota lain di Indonesia.

Bahkan ketika Malang menggagas jalanan Kayutangan dihiasi dengan berbagai pernak-pernik menarik agar seperti Malioboro, Jogja tetap tenang dan tidak terusik. Meski sempat ramai beberapa bulan belakangan, namun Kayutangan Heritage akhirnya perlahan sepi. Selain karena pemberlakuan PPKM level 3 di Kota Malang, nampaknya Kayutangan telah kehilangan daya magisnya.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Orang-orang yang biasanya berkeliaran hingga malam di Kayutangan sekarang berangsur berkurang. Padahal beberapa bulan sebelumnya ketika Kayutangan Heritage masih baru saja diresmikan, banyak orang berkerumun untuk menikmati “suasana” Malioboro ala Malang tersebut. Menurut pendapat saya kedua tempat itu berbeda dan tidak bisa disamakan.

Suasana Malioboro banyak ditiru daerah lain (Unsplash.com)

Malioboro memang lebih terkenal dengan ruas jalanan yang syahdu dengan kursi taman di kanan dan kiri jalannya, serta terkenal dengan pusat perbelanjaannya yang selalu ramai (sekarang sudah direlokasi ke tempat yang lebih baik). Malioboro juga memiliki lampu jalan antik yang kurang lebih sedikit mirip seperti yang ada di Kayutangan Heritage.

Sayangnya suasana syahdu tidak bisa saya dapatkan di Kayutangan. Yang ada ialah suara bising dari ruas jalan karena sebagian badan jalan menjadi area parkir dadakan. Hal ini menciptakan titik macet baru di Kota Malang yang sebenarnya sudah cukup banyak. Kayutangan jadi tidak syahdu seperti Malioboro. Saya malah merasa lebih merasa syahdu ketika Kayutangan masih belum dipenuhi dengan pernak-pernik seperti sekarang.

Kesimpulan pribadi saya pada akhirnya tertuju pada satu titik, bahwa tiap kota memiliki ciri khas dan suasananya masing-masing. Berusaha meniru kota lain agar menarik perhatian banyak orang merupakan perbuatan yang sedikit sia-sia. Pada akhirnya banyak orang yang menganggap bahwa itu hanya tiruan dan lebih memilih yang asli karena punya feel-nya sendiri.

Sebelum berubah seperti sekarang, bagi saya Malang adalah kota yang sangat syahdu dengan ciri khasnya sendiri. Itulah sebabnya, hingga kini Malang masih menjadi rumah kedua bagi saya yang tidak tergantikan dengan apa pun di muka bumi.

Penulis: M. Iqbal Mubarok
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Maret 2022 oleh

Tags: JogjakayutanganMalangMalioboro
M. Iqbal Mubarok

M. Iqbal Mubarok

Seorang penulis yang hanya mengandalkan Mood saja

ArtikelTerkait

5 Hal yang Terjadi Jika Sleman Meninggalkan Jogja (Unsplash)

Membayangkan Betapa Menderitanya Jogja Jika Sleman Menghilang Pergi, Inilah 5 Hal yang akan Terjadi

21 Maret 2025
4 Tempat Wisata Jogja yang Sebaiknya Dihindari Jelang Libur Akhir Tahun, Pikir Lagi kalau Mau ke Sini

4 Tempat Wisata Jogja yang Sebaiknya Dihindari Jelang Libur Akhir Tahun, Pikir Lagi kalau Mau ke Sini

16 Desember 2024
Sisi Gelap Alun-Alun Kidul Jogja yang Selama Ini Tidak Terdeteksi (Foto milik penulis)

Sisi Gelap Alun-Alun Kidul Jogja: Tumpukan Sampah di Tengah Ringin Kembar yang Luput dari Pandangan dan Merusak Estetika Tempat Wisata

9 Juni 2024
Meski Terpisah 13 Ribu Kilometer Jauhnya, Ternyata Jogja dan Kairo Lama, Mesir Punya Banyak Kesamaan

Meski Terpisah 13 Ribu Kilometer Jauhnya, Ternyata Jogja dan Kairo Lama Punya Banyak Kesamaan

5 September 2023
7 Pantai di Jogja yang Bikin Kamu Lupa Parangtritis (Unsplash)

7 Pantai di Jogja yang Bikin Kamu Lupa Parangtritis

30 Oktober 2025
4 Cara Pintar Naik KRL Jogja-Solo supaya Dapat Tempat Duduk Nyaman Mojok.co

4 Cara Pintar Naik KRL Jogja-Solo supaya Dapat Tempat Duduk Nyaman

29 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.