Perubahan Gapeka terbaru berdampak pada KA Dhoho-Penataran. Nama KA Dhoho-Penataran berubah menjadi Commuter Line Dhoho-Penataran dan muncul kebijakan transit di Stasiun Blitar.
Kereta api Dhoho-Penataran menjadi salah satu moda transportasi umum paling diandalkan di jalur Surabaya-Malang-Blitar-Kertosono. Mulanya, kereta ini punya jalur loop line yang sudah bertahan puluhan tahun lamanya, bermula dan tiba dari Stasiun Surabaya Kota.
Sayangnya, Gapeka (grafik perjalanan kereta) terbaru per 1 Juni 2023 berimbas pada pemberlakuan kebijakan transit di Stasiun Blitar. Sebuah kebijakan baru yang amat disayangkan oleh sebagian besar penumpang setia KA Dhoho-Penataran. Tak sedikit yang berkelakar bahwa Stasiun Blitar bakal bernasib sama seperti Stasiun Manggarai.
Imbas Gapeka 2023 pada KA Dhoho-Penataran
Pemberlakuan Gapeka terbaru berimbas cukup signifikan pada KA Dhoho-Penataran. Pertama, nama kereta ini diubah menjadi Commuter Line Penataran dan Commuter Line Dhoho, seturut dengan akuisisi KAI Commuter terhadap kereta lokal di Jawa Timur.
Kedua, rute looping nggak lagi berlaku. Stasiun Blitar dijadikan lokasi transit sekaligus pemutus jalur looping. Commuter Line Penataran hanya akan melayani relasi Surabaya Kota-Malang-Blitar PP. Sedangkan Commuter Line Dhoho hanya akan melayani relasi Surabaya Kota-Kertosono-Blitar PP.
Ketiga, ada reaktivasi 3 stasiun di rute Commuter Line Dhoho-Penataran, yaitu Stasiun Pakisaji, Purwosari, dan Ngujang. Salah satu tujuan reaktivasi stasiun ini adalah biar penumpang bisa menjangkau stasiun terdekat.
Kabarnya kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan frekuensi perjalanan. Commuter Line Dhoho yang dulunya hanya ada 4 perjalanan PP dalam sehari, kini jadi ada 5. Sedangkan Commuter Line Penataran tetap 4 perjalanan PP dalam sehari. Selain itu, waktu tunggu tertinggi yang biasanya 1 jam akan dipangkas jadi 15-20 menit.
Oper kereta tapi cukup beli tiket sekali
Penghapusan loop line membuat penumpang harus transit di Stasiun Blitar. Misalnya, saya mau pergi dari Malang ke Tulungagung, saya tetap memasukkan Tulungagung sebagai stasiun tujuan di aplikasi KAI Access. Bedanya, saya harus turun begitu tiba di Stasiun Blitar lalu oper ke Commuter Line Dhoho, begitu juga sebaliknya.
Sebenarnya saya nggak perlu beli tiket lagi lantaran oper kereta. Di kereta baru, penumpang bisa menduduki bangku sesuai dengan nomor gerbong dan nomor tempat duduk yang sama dengan kereta awal. Misalnya saat berangkat saya mendapat nomor EKO 3/7E di CL Penataran, maka di CL Dhoho saya tinggal duduk di gerbong 3 bangku 7E juga.
Baca halaman selanjutnya
Walau di atas kertas tujuan mekanisme transit ini mulia, penumpang tetap resah…