Kata ‘Aing’ dan ‘Dia’ dalam Bahasa Sunda Banten Aslinya Nggak Kasar, Bro! – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Pojok Tubir

Kata ‘Aing’ dan ‘Dia’ dalam Bahasa Sunda Banten Aslinya Nggak Kasar, Bro!

Yovi Maulana oleh Yovi Maulana
5 Februari 2021
0
A A
Kata ‘Aing’ dan ‘Dia’ dalam Bahasa Sunda Banten Aslinya Nggak Kasar, Bro! terminal mojok.co

Kata ‘Aing’ dan ‘Dia’ dalam Bahasa Sunda Banten Aslinya Nggak Kasar, Bro! terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Tempo hari jagat Twitter dihebohkan oleh cuitan yang mengatakan kalau penggunaan kata “aing” dalam bahasa sunda adalah hal yang tidak sopan dan dianggap kasar. Sudah lama sih, Seperti yang saya kutip dari @bapisxteryo.

“Buat orang luar sunda jangan make kata ‘aing’ seenaknya hey apalagi di daerah sundanya. Masa tadi lg ngantri makan ada kayanya orang Jakarta (dari logatnya) ngomong “kang, ini makanan aing sabaraha?” Anying tukang dagangnya smw langsung kaget dengernya wkwk :(“

Cuitan tersebut kurang lebih  disukai oleh 42 ribu orang, jumlah yang tidak sedikit. Menurut saya orang yang menyukai bisa jadi orang yang menyepakati. Mungkin Mbak Bapis tidak menyadari barangkali dia orang Banten yang tinggal di Jakarta atau orang yang pernah tinggal di Banten, kuliah di Untirta misalnya.

“Loh Banten kan bahasa daerahnya Sunda?”  Memang bahasa daerah Banten adalah bahasa Sunda, bukan berarti Sunda Banten sama dengan Sunda Priangan yang berpandangan bahwa penyebutan kata “aing”,  “dia”, dan sebagainya adalah hal yang tidak sopan dan kasar. Di Banten penggunaan kata “aing” itu tidak kasar, biasa saja, lah karena bahasa Sunda Banten adalah bahasa Sunda yang murni, bahasa Sunda yang tidak terkontaminasi oleh pengaruh ekspansi Mataram ke wilayah Priangan.


Jadi, Sunda pada saat itu terkena pengaruh Jawa yang lebih feodal terkecuali Banten sehingga berdampak terhadap kebudayaan, kesusastraan, maupun kesenian tentunya penggunaan bahasa yang mengenal undak susuk basa sebagai perkara kekuasaan. Kalau saya kutip perkataan Mikihiro Moriyama dalam buku Semangat Baru, orang sunda terpengaruh sekali dengan kebudayaan Jawa mulai dari administrasi pemerintahan, gaya hidup, hingga sastra yang berestetika Jawa.

“Orang-orang Sunda sangat terpengaruh kebudayaan Jawa setelah pada abad ke-17 mereka ditaklukkan oleh tetangganya, raja Jawa dari Mataram. Bukan hanya ranah kesenian, tapi juga administrasi pemerintahan, gaya hidup, dan bahasa yang terkena dampaknya: selama hampir dua ratus tahun kesusastraan Sunda berkembang menurut estetika Jawa.”

Sebelum Mataram ada, orang sunda menyebut dirinya dengan kata “aing” entah ke orang tua, entah yang lebih muda atau bahkan pada saat memanjat doa. Ini bisa dibuktikan dengan petikan naskah Para Putera Rama dan Rawana, yang disusun sebagai lampiran kisah Ramayana.

“Ongkarana sangtabéan/ pukulun sembah rahayu/ aing dék nyaksi ka beurang/ aing dék nyangsi ka peuting/ candra wulan aditia/ deungeun sanghiang akasa/ kalawan hiang pretiwi/ ka batara Nagaraja/ ka nusia Awak Larang/ ka luhur ka sang Rumuhun/ nusia Larang di manggung.”

Nah lo, memanjatkan doa saja, orang tua zaman dulu menggunakan kata “aing” lantas kenapa banyak sekali yang berkoar bahwa penggunaan kata “aing”, “dia” adalah hal yang tidak sopan?. Jangan jauh-jauh ke era Ramayana deh, di Lebak ada suku Baduy yang hari ini nol kasus Covid-19. Bagi orang yang pernah ke Baduy mungkin pernah mendengarkan pembicaran dan  bagaimana komunikasi mereka sehari-hari. Itu adalah potret Sunda murni yang tidak terkontaminasi oleh penyebarluasan Mataram ke tataran Sunda karena saat itu Banten tidak terkuasai. Alhasil setelah mataram masuk, barulah Sunda mengenal Undak Susuk Basa.

Selain itu mungkin faktor politik jadi penyebab. Setelah Bung Besar memproklamirkan kemerdekaan, Banten masuk ke Jawa Barat, lalu PNS-PNS yang ada di Banten adalah kiriman dari Priangan, terutama pejabat tingginya. Mata pelajaran Sundanya pun dipaksakan jadi Sunda Priangan, makanya kesan halus kasar itu muncul gara-gara pejabat yg secara status lebih tinggi. Jadi bahasa yg dipakai otomatis standar mereka. Bahkan jauh sebelum kemerdekaan, pada saat pemerintahan Hindia Belanda banyak sekali pejabat pribumi yang diambil dari Priangan dan Jawa.

Saya kurang tahu apakah sekarang muatan lokal bahasa Sunda masih ada atau tidak. Dulu saat saya masih SD dan SMP ada muatan lokal Basa Sunda, jelas yang diajarkan Sunda Priangan, gurunya juga didatangkan langsung dari Priangan. Pada saat saya masih umur empat tahun, saya menyaksikan orang tua guru saya itu diajak ke sekolah. Kebetulan kepala sekolah kami juga berasal dari Ciamis. Si orang tua guru ini pandai sekali bersuling, kadang kala dia berinteraksi dengan guru atau para siswa menggunakan bahasa dan logat Sunda Priangan.

Nah, oleh karena parameter sopan kita adalah Sunda Priangan, tidak heran ketika ada orang yang berbicara menggunakan kata “aing” langsung dianggap tidak sopan. Ya itu tadi, sudah terinternalisasi, jadi mau ngomong bahasa Sunda khawatir karena merasa kasar padahal nggak juga aslinya.

Coba kalau orang Priangan marah di hadapan orang Banten dengan logat Priangan yang lembut “Anying sia, naha kabogoh abdi kalah dibogohan? Dasar tegaduh degdegan jalmi teh.” Apakah kita merasa dimarahi? Kan nggak, sama halnya dengan kata “aing” dan “dia”. Tergantung dari mana kita memandang. Untung Lebak ada bupati yang dengan bangga menunjukkan Sundanya, bahkan pada saat marah “Beuheung dia disapatken kuaing.” “Garoblog dararia.” Perkataan bupati yang terekam marah-marah ini terjadi saat beliau peduli dengan taman yang dibangun jadi gedung tanpa seizin beliau.

BACA JUGA Penggunaan Kata ‘Aing’ dalam Bahasa Sunda untuk Pemula dan tulisan Yovi Maulana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2022 oleh

Tags: Bahasaorang sunda
Yovi Maulana

Yovi Maulana

Mahasiswa Sipil Untirta

Artikel Lainnya

12 Kosakata Bahasa Tegal yang Biasa Digunakan dalam Percakapan Sehari-hari

12 Kosakata Bahasa Tegal yang Biasa Digunakan dalam Percakapan Sehari-hari

28 Februari 2022
Daftar 7 Kata yang Cikarang Banget Terminal Mojok

Daftar 7 Kata Cikarang Banget yang Perlu Kamu Pahami

6 Februari 2022
4 Kemiripan Bahasa Jaksel dengan Bahasa Cikarang terminal mojok.co

4 Kemiripan Bahasa Jaksel dengan Bahasa Cikarang

26 Januari 2022
Tulungagung

Suwung dan Kosakata Khas Tulungagung Lainnya

27 November 2021
Panduan Memahami Bahasa Kucing biar Makin Akrab terminal mojok

Panduan Memahami Bahasa Kucing biar Makin Akrab

1 Oktober 2021
grammar yang baik code switching skor toefl 550 aplikasi belajar bahasa inggris grammar toefl bahasa inggris cara belajar bahasa inggris mojok.co

Hanya Orang Pemalas yang Bilang Kalau Ngomong Bahasa Inggris itu Nggak Perlu Grammar yang Baik

25 Agustus 2021
Pos Selanjutnya
Kalau Agama Dilihat dari Cara Berpakaian, Orang Atheis akan Telanjang Selamanya terminal mojok.co

Kalau Agama Dilihat dari Cara Berpakaian, Orang Ateis Akan Telanjang Selamanya

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
5 Tokoh Drakor yang Terlalu Sempurna untuk Ada di Dunia Nyata Terminal Mojok

5 Tokoh Drakor yang Terlalu Sempurna untuk Ada di Dunia Nyata

8 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

5 Mei 2022
Mengenang Band Indonesia One Hit Wonder di Era 2000-an

Mengenang Band Indonesia One Hit Wonder di Era 2000-an

9 Mei 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022

Dari MOJOK

  • D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini
    by Ali Ma'ruf on 16 Mei 2022
  • Di Balik Kemudi Bus Eka ‘Belahan Jiwa’, Teman Para Pejuang Rupiah
    by Deddy Perdana Bakti on 16 Mei 2022
  • Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT
    by Thariq Munthaha on 16 Mei 2022
  • Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan
    by Oktavolama Akbar Budi Santosa on 15 Mei 2022
  • Cerita dari Koh Hin, Muslim Tionghoa di Parakan Temanggung
    by Ulima Nabila Adinta on 14 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=H_-ObSbVslU

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In