Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Kapan Terakhir Kali Kita Menulis ‘Dear Diary’?

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
29 Agustus 2019
A A
dear diary

dear diary

Share on FacebookShare on Twitter

Masih ingat lagu yang dibawakan Duo Ratu yang berjudul Dear Diary? Kalau lagu tersebut pernah menjadi lagu hits di hidup kamu, berarti sekarang ini kalian harusnya sudah punya anak, minimal ya sudah menikah, atau mungkin masih berjuang untuk menjawab pertanyaan sakral ‘kapan nikah?’. Apa pun statusnya, itu terserah! Karena saya bukan petugas sensus dari Dinas Kependudukan.

Dalam lagu Dear Diary itu, seolah si tokoh tengah bercerita pada buku hariannya tentang perasaan bahagia saat si ‘dia’ singgah di hidupnya. Tapi kini si dia telah menghilang dan tak tahu entah di mana. Si tokoh ini ingin diary-nya itu tahu, bahwa ia tengah merindukan orang yang dicintainya itu. Yah, kurang lebih begitulah curhatan si tokoh sama buku hariannya yang ia sapa dengan sebutan Diary.

Sebenarnya sebelum pasukan digital menyerang kehidupan modern seperti saat ini, menulis buku harian merupakan cara sambat paling asyik dan paling mutakhir. Biasanya menulis buku harian dimulai dengan tulisan, ‘dear diary’. Seolah kita tengah menuliskan surat kepada seseorang bernama Diary. Setelah menyapa si diary, lantas kita bisa leluasa bercerita apa pun kepada buku yang usdah kita anggap sahabat sambat kita itu.

Menurut saya ada banyak kelebihan yang bisa kita dapatkan dari menulis buku harian. Salah satunya adalah terjaminnya kerahasiaan kita. Kerap kalikan kita suka bercerita ke teman atau sahabat, namun pada akhirnya cerita kita ini justru malah menjadi cerita estafet dari mulut ke mulut. Bagi orang-orang yang kesulitan untuk berbicara dengan orang lain, menulis buku harian seperti ini juga merupakan terapi paling jitu untuk mengeluarkan segala keluh kesah, sambat, serta uneg-uneg. Karena kadang ada sesuatu yyang sulit untuk diucapkan lewat kata-kata.

Saya sendiri sudah menulis buku harian sejak kelas 3 SD. Dulunya saya itu sangat cerewet sekali, baik di sekolah atau di rumah. Ibu saya sampai kewalahan mendengar keluhan wali kelas saya yang suka mengeluh kalau saya ini gak pernah bisa diam di dalam kelas. Bawaannya itu suka ngobrol wae sama temannya dan gak pernah memperhatikan pelajaran. Saat guru mulai bicara, maka saya akan mulai bicara sendiri. Oleh karena itu, akhirnya ibu memutuskan untuk memberikan saya buku harian.

Ibu menyuruh saya menceritakan semua apa pun yang terjadi pada saya dari bangun tidur hingga akan tidur kembali di buku harian tersebut. Saya patuh dan mulai menulis setiap hari. Bercerita tentang apa pun, tanpa harus dimarahi guru, atau mendengar keluhan teman yang bosan dengan cerita saya. Saya seolah menemukan teman baru yang bersedia mendengarkan semua kisah hidup saya. Nah, bagi emak-emak yang memiliki anak bawel seperti saya ini, mungkin bisa dicoba tips dari emak saya ini.

Menulis diary itu ada sensasi tersendiri. Kalau tengah marah, sedih, bahagia, saya akan menulis. Kadang saya menulis dengan muka cemberut, kadang sambil tertawa atau tersenyum, dan kadang saya menangis hingga air matanya jatuh ke buku harian. Lalu saya melingkari air mata saya itu dan menulis caption di bawahnya, ‘ini air mata saya’.

Saya terus menulis buku harian hingga saya lulus sekolah dan mulai bekerja, kalau dihitung-hitung ada sekitar dua puluhan buku harian milik saya. Itulah yang kini menjadi harta karun saya sekaligus peta penunjuk arah ketika saya rindu akan masa lalu saya. Semua kisah saya tertulis lengkap di buka harian itu. Dari kejadian yang serius hingga yang remeh temeh. Ada masalah serta kesedihan yang berbeda di setiap zamannya.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Pertanyaan Kapan Nikah Itu Nggak Akan Menyebalkan, asalkan Nggak Ditanyakan Setiap Hari

Misal saat saya masih SD, masalah saya mungkin hanya seputar tentnag guru agama saya yang galak dan suka memarahi saya kalau saya tak hafal bacaan salat saat praktik agama atau pertengkaran saya dan sahabat baik saya Karena perbedaan pendapat. Sahabat saya ini bersikukuh mengatakan bahwa Vic Zhou merupakan personil F4 paling tampan. Tentu saja sebagai fans garis keras Jerry Yan, saya tak terima. Akhirnya persahabatan yang kami bangun dari Tk hingga kelas enam SD, itu berakhir dengan adu diam selama dua hari. Walaupun kami tetap berangkat dan pulang sekolah bersama sih. Di hari ketiga kami baikan karena takut masuk neraka (kata guru saya muslim yang tiga marahan tidak akan masuk surga).

Di tingkat SMP, masalah sudah semakin pelik. Saya mulai bercerita tentang pengalaman haid pertama saya yang membuat saya ketakutan setengah mati. Saya bercerita tentang teman-teman saya yang mulai berpacaran. Saya juga mulai menulis-nulis syair lagu Peterpan di buku harian saya. Dunia anak ABG. Duh,

Saat SMA cerita saya amat banyak sekali, dan masa ini merupakan masa di mana saya butuh enam buku harian dalam tiga tahun. Entah kenapa, kalau orang tengah jatuh cinta itu bawaanya kepengen nulis wae. Di sanalah, awal mula saya jatuh cinta dan juga patah hati. wqwq. Cinta dalam diam sekaligus cinta tak terbalas.

Hikmah yang saya dapat dari menulis buku harian adalah bahwa setiap hal yang terjadi dalam kehidupan saya begitu bermakna. Apa yang menurut saya hari ini merupakan sebuah kesedihan, beban, serta penderitaan, bukan hal mustahil di masa depan semua kesedihan saya itu hanya akan saya tertawakan saat saya membaca ulang cerita tersebut. Buku harian itu merupakan ruang privasi bagi saya. Kadang memang kita butuh teman untuk bercerita, tapi tak semua hal bisa kita ceritakan pada orang lain. Ada hal-hal pribadi yang tak seharusnya diketahui oleh orang lain.

Sepertinya menyenangkan ya, kalau kini warganet mulai menghidupkan buku hariannya kembali untuk teman sambat. Sehingga hal-hal yang sifatnya pribadi atau uneg-uneg yang mungkin bisa melukai orang lain, cukup tersimpan untuk diri sendiri dan buku harian saja. Mari menulis ‘Dear Diary’ lagi! (*)

BACA JUGA Berterima Kasihlah Kepada PlayStation, Wahai Generasi 90an atau tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

 

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: buku harianCurhatdear diaryduo ratuKapan Nikahlagu hits
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

Quarter Life Crisis

Quarter Life Crisis yang Kadang Membuat Hati Meringis Sampai Dengan Menangis

3 Juli 2019
Pertanyaan Kapan Nikah Itu Nggak Akan Menyebalkan, asalkan Nggak Ditanyakan Setiap Hari

Pertanyaan Kapan Nikah Itu Nggak Akan Menyebalkan, asalkan Nggak Ditanyakan Setiap Hari

16 Januari 2024
suara

Diganggu Suara Gaib Saat Bernyanyi di Kamar Mandi

11 Oktober 2019
Kemampuan Terpendam Bakul Angkringan Adalah Jadi Pendengar yang Baik bagi Pelanggan terminal mojok.co

Kemampuan Terpendam Bakul Angkringan Adalah Jadi Pendengar yang Baik bagi Pelanggan

30 November 2020
makhluk halus

Pledoi untuk Makhluk Halus yang Selalu Terpojokkan

16 Agustus 2019
Alasan Klasik yang Seharusnya Nggak Dipakai Lagi Saat Malas Mandi terminal mojok.co

Untuk Apa Mandi Pagi di Hari Libur?

21 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.