Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

4 Hal yang Bisa Dibanggakan Orang yang Tinggal di Kampung pada Penghuni Perumahan

Delia Anjali oleh Delia Anjali
17 Agustus 2023
A A
4 Hal yang Bisa Dibanggakan Orang yang Tinggal di Kampung pada Penghuni Perumahan

4 Hal yang Bisa Dibanggakan Orang yang Tinggal di Kampung pada Penghuni Perumahan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Baru-baru ini saya kepikiran mengenai betapa signifikannya perbedaan antara orang yang tinggal di kampung dengan orang yang tinggal di komplek perumahan. Hal tersebut terinspirasi setelah saya mengajak teman saya menginap di rumah saya yang terletak persis di perkampungan.

Teman saya bilang kalau rumah saya yang di kampung itu jaraknya terlalu dekat dengan rumah tetangga saya. Bahkan kalau boleh dibilang, rumah saya dan tetangga hanya bersekat tembok. Entah itu tembok saya atau tetangga.

Mungkin pemandangan rumah yang saling berdempetan tersebut jarang ditemui teman saya ini karena rumahnya terletak di komplek perumahan. Namun, pernyataan teman saya itu nggak membuat saya berkecil hati. Karena baik di kampung atau komplek perumahan, saya dan teman saya sama-sama memiliki tetangga yang bisa dibilang “mengundang keributan”.

Menurut teman saya, kalau di komplek perumahan, tetangganya suka sekali mencampuri urusannya dengan bertanya dan bergunjing ini itu. Sementara di kampung saya, masalahnya cuma speaker dangdut yang kadang kalau sudah menyala suka lupa waktu dan lupa kalau ada tetangga sekitar.

Akan tetapi saya mau bilang kalau tinggal di kampung nggak seburuk itu, kok. Buktinya ada lho beberapa hal yang bisa saya sombongkan ke teman saya si anak komplek.

Harga bubur ayam masih di bawah Rp10 ribu

Hal pertama yang bisa saya sombongkan adalah hal ini. Bayangkan, seporsi normal bubur ayam dengan sate usus dan telur puyuh yang dijual pedagang bubur ayam di komplek perumahan teman saya dihargai lebih dari Rp10.000. Sementara harga bubur ayam di rumah saya yang terletak di kampung harganya cuma Rp7.000. Hehehe. murah meriah, kan?

Akses ke minimarket mudah

Walaupun nggak dekat-dekat amat, yang jelas, kalau saya mau pergi ke minimarket nggak perlu menggunakan sepeda motor. Jalan kaki 700 meter aja udah sampai di minimarket tujuan. Memang nggak dekat-dekat amat, tapi setidaknya menunaikan keperluan saya di minimarket.

Sementara teman saya harus keluar dulu dari komplek perumahannya kalau ingin pergi ke minimarket terdekat. Soalnya rata-rata dari jalan raya utama menuju ke dalam komplek perumahan agak jauh. Padahal minimarketnya berada di jalan raya.

Baca Juga:

3 Hal tentang Perumahan Cluster yang Bikin Orang-orang Bepikir Dua Kali sebelum Tinggal di Sana

Pengalaman Kerja di Rumah Bekas Pembunuhan: Lebih Takut Miskin daripada Setan

Lebih akrab dengan tetangga

Hal ketiga yang bisa saya sombongkan ke teman saya si anak komplek perumahan adalah kehidupan bertetangga di kampung. Iya, saya tahu, baik di kampung maupun komplek perumahan, pasti kita akan tinggal bersama tetangga. Tapi, tetangga saya di kampung dan tetangga teman saya di komplek perumahan berbeda.

Beberapa orang yang tinggal di komplek perumahan merasa bahwa kehidupan bertetangga di komplek itu nggak seperti di kampung yang guyub dan akrab. Penghuni perumahan cenderung individualis dan cuek. Bahkan ada penghuni yang tinggal di komplek sama tapi nggak saling mengenal.

Teman saya pun mengamini hal itu. Tapi, dia bercerita, tetangga kompleknya ada juga yang terlalu kepo dan pengin tahu urusan orang lain. Dalam artian, nggak bisa diandalkan sebagaimana tetangga pada umumnya.

Sementara di kampung saya, semua penghuni saling kenal karena rumah kami yang berdekatan. Selain itu, orang-orang di kampung lebih guyub dan responsif. Kalau ada tetangga yang terkena musibah, biasanya tetangga lain akan saling membantu. Saya juga nggak pernah ketemu tetangga yang kepo sama urusan orang lain. Setidaknya nggak pengin tahu secara terang-terangan.

Banyak jajanan

Hal terakhir ini sih yang paling pengin saya sombongkan. Setidaknya di kampung tempat tinggal saya, banyak sekali jajanan yang murah meriah. Bubur ayam yang saya tuliskan di poin pertama setidaknya hanya satu dari banyaknya makanan yang mungkin kalau dijual di komplek perumahan harganya bisa dua kali lipat lebih mahal.

Makanya saya bersyukur karena banyak jajanan di kampung yang dijual oleh tetangga saya dan harganya mampu saya beli. Selain itu, pilihan jajanannya juga beragam.

Mungkin bagi beberapa orang, tinggal di kampung memang nggak begitu menyenangkan. Namun, saya justru merasa bersyukur bisa tinggal di kampung. Tetangga yang akrab hingga harga jajanan yang terjangkau menjadi hal-hal yang patut disyukuri.

Penulis: Delia Anjali
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sebagai Anak Kampung yang Kuliah, Saya Dianggap Master of Everything.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Agustus 2023 oleh

Tags: kampungkomplek perumahanperumahan
Delia Anjali

Delia Anjali

Seorang introver yang nggak jago mengekspresikan sesuatu dengan gerakan atau ekspresi, jadi mengekspresikannya lewat tulisan.

ArtikelTerkait

ereveld makam korban perang belanda jogja sulitnya cari makam kuburan mojok

Alasan Makam di Kampung Saya Tidak Bisa Menerima Jenazah dari Luar Kampung

14 Oktober 2020
Membayangkan Upin Ipin dan Warga Kampung Durian Runtuh Jadi Tetangga Saya di Bumi Pasundan, Pasti Kampung Nggak Pernah Sepi Mojok.co

Membayangkan Upin Ipin dan Warga Kampung Durian Runtuh Jadi Tetangga Saya di Bumi Pasundan, Pasti Kampung Nggak Pernah Sepi

20 Maret 2024
Kecamatan Gamping, Kecamatan Paling Underrated di Kabupaten Sleman gamping sleman

Kisah Saya Hidup di Kecamatan Gamping Sleman, Desa Enggan, Kota Tak Mampu, Akhirnya Terjebak di Tengah-tengahnya

19 April 2025
Rupa-rupa Konten Chat Penghuni Grup WhatsApp Kompleks Perumahan terminal mojok.co

Rupa-rupa Konten Chat Penghuni Grup WhatsApp Kompleks Perumahan

22 Desember 2020
Sariwangi, Desa Elite di Bandung Barat dengan Kondisi Jalan Sulit

Sariwangi, Desa Elite di Bandung Barat dengan Kondisi Jalan Sulit

21 Juni 2024
Derita Punya Tetangga yang Pelihara Ayam: Bau Tidak Sedap Jadi Musuh Sehari-hari, Sudah Diingatkan Malah Ngeyel Mojok.co

Derita Punya Tetangga yang Pelihara Ayam: Bau Tidak Sedap Jadi Musuh Sehari-hari, Sudah Diingatkan Malah Ngeyel

7 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.