Malang punya Universitas Negeri Malang. Surabaya ada Universitas Negeri Surabaya. Kabupaten Bojonegoro? Kami punya Universitas Bojonegoro, yang warna almamaternya kuning tapi bukan UI.
Tentu tidak hanya UNIGORO saja, masih ada lagi, dong. Misalnya, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Bojonegoro (IKIP). Kampus ini, sebagaimana namanya, bertujuan untuk mencetak tenaga pendidik yang kompeten.
Setidak-tidaknya, kampus IKIP merupakan simbol bahwa Kabupaten Bojonegoro memiliki kepedulian terhadap kualitas pendidikan. Iya, peduli aja dulu. Perkara kualitas ya mari kita pikirkan belakangan.
Selanjutnya, Muhammadiyah juga memiliki perguruan tinggi di Kabupaten Bojonegoro. Dua kampus yang saya maksud adalah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Bojonegoro (STIT) dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Bojonegoro (Stikes Maboro). Masih ada juga Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cendekia Bojonegoro (STIE), Stikes Insan Cendekia Husada, dan Sekolah Tinggi Agama Islam Attanwir Bojonegoro (STAI).
Jadi gimana, dari delapan perguruan tinggi di atas, mana yang kamu kenal? Nggak ada? Parah!
Potensi Kabupaten Bojonegoro
Selanjutnya kita membahas potensi. Ada beberapa sektor yang menjadi unggulan di sini, yaitu pariwisata, pertanian, dan peternakan.
Kalau Magetan ada Telaga Sarangan, Lamongan dikenal Wisata Bahari, dan Tuban dikenal dengan pantainya, Bojonegoro dikenal apanya? Banyak! Mulai dari wisata alam, wisata buatan, edukasi, hingga kuliner. Ada wisata Negeri Atas Angin, Kayangan Api, Teksas Wonocolo, wisata edukasi Pejambon, hingga wisata edukasi gerabah.
Kita tahu kalau Malang mempunyai agrowisata apel. Eits, Malang cuma punya satu. Kabupaten Bojonegoro malah punya tiga! Mulai dari agrowisata belimbing, jambu kristal, dan salak wedi.
Tahukah Anda bahwa salah satu penopang ketahanan pangan nasional adalah sektor pertanian Kabupaten Bojonegoro. Bayangkan saja, kelas nasional ditopang Bojonegoro. Edan!
Kalau soal kuliner, Kabupaten Bojonegoro punya ledre yang terbuat dari pisang raja dengan cita rasa renyah dan legit. Konon, makanan ini sudah ada sejak 1930-an dan diwariskan turun-temurun. Pada 2021, cemilan khas Bojonegoro ini diakui sebagai warisan tak benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Makanya, ada juga yang mengatakan bahwa Bojonegoro itu kota ledre.
Nah, seharusnya sih penjelasan saya sudah lengkap. Sudah seharusnya Anda mengenal Kabupaten Bojonegoro. Jawa Timur itu bukan cuma Surabaya dan Malang aja, weh! Edan!
Penulis: Faiz Al Ghiffary
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 4 Orang yang Sebaiknya Nggak Naik Bus Surabaya-Bojonegoro
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.