Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jogja Tidak Lagi Pantas Menyandang Status Istimewa. Saatnya Kembali ke Jogja Berhati Nyaman

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
13 Februari 2024
A A
Sudah Saatnya Jogja Meninggalkan Kata “Istimewa” dan Kembali ke “Berhati Nyaman” Mojok.co

Sudah Saatnya Jogja Meninggalkan Kata “Istimewa” dan Kembali ke “Berhati Nyaman” (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Merindukan Jogja Berhati Nyaman setelah bosan dicekoki kata “istimewa” yang nyatanya nggak istimewa-istimewa amat. 

Sekali lagi saya harus membahas soal Jogja. Namun, tulisan kali ini tidak berangkat dari semrawutnya Kota Gudeg dengan status istimewanya. Tulisan ini berangkat dari kerinduan saya akan “Jogja Berhati Nyaman”. 

Kalimat itu mungkin terdengar seperti moto suatu kota pada umumnya. Namun, menurut saya dan mungkin kebanyakan orang, moto itu benar-benar indah, menyimpan kenangan sekaligus harapan akan daerah impian. Daerah nyaman tanpa harus meributkan dan meromantisasi berlebihan status istimewanya. 

“Jogja Berhati Nyaman” yang mulai memudar

“Jogja Berhati Nyaman” sebenarnya moto milik Kota Jogja. Namun, banyak orang yang menyamakan moto ini sebagai miliki Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mungkin karena maknanya yang indah dan ngena ya. Itu mengapa, banyak orang berharap “Berhati Nyaman” menjadi spirit bagi Kota Jogja dan DIY. 

Secara resmi, ” Jogja Berhati Nyaman” adalah sebuah singkatan. Kepanjangannya adalah bersih, sehat, indah, dan nyaman. Sebuah moto yang menggambarkan daerah impiah banyak orang. Apakah moto ini benar-benar dihidupi? Terutama setelah Jogja, baik secara kota maupun provinsi, sibuk dengan gelar istimewa?  

Seiring memudarnya moto ini di tengah warga, saya merasa Kota Gudeg semakin jauh dari spirit “Berhati Nyaman”. Ambil salah satu contoh, kebersihan. Hingga kini persoalan sampah di Jogja menjadi permasalahan yang tidak kunjung menemukan titik terang. Persoalan sampah benar-benar menjadi momok dan cibiran setelah TPST Piyungan ditutup. 

Bukan hanya sampah sehari-hari, kota ini semakin nggak estetik karena banyak sampah visual. Apalagi menjelang pemilu seperti sekarang ini. Banyak sekali baliho dan videotron berisi wajah-wajah yang asing dan janji-janji palsu.  

Lantas, bagaimana dengan “nyaman”, kata paling catchy dalam moto tersebut? Ya kalian bisa lihat sendiri. Dari sudut pandang wisatawan, banyak hal yang membuat Jogja nggak lagi nyaman. Masih ingat kan kasus harga nuthuk, parkir liar, scam pusat oleh-oleh, hingga minimnya toilet umum? Kalau dari sudut pandang warga, jangan tanya lagi. Perkara klitih, pemukiman mahal, sampai gesekan sosial hanya buih kecil dari samudra masalah Jogja.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Status istimewa yang terlalu diromantisasi

Saya sering bertanya-tanya, apa istimewanya Jogja? Apakah sekadar status otonomi khusus yang bikin daerah lain iri? atau warga yang benar-benar hidup dalam keistimewaan? Jawabannya sih jelas yang pertama.

Status daerah istimewa memang lebih banyak bicara tentang hak khusus yang diberikan kepada Kasultanan Yogyakarta. Termasuk hak khusus dalam pengelolaan lahan dan penerimaan dana kebudayaan bertajuk Dana Keistimewaan. Memang ada amanat untuk tetap mengutamakan kesejahteraan masyarakat, tapi hasilnya bisa kalian dilihat sendiri. Jauh dari kata sejahtera.

Sementara itu, warganya tidak benar-benar hidup dalam keistimewaan. Tidak seperti lirik lagu karya Jogja Hiphop Foundation, “Istimewa negerinya, istimewa orangnya”. Nyatanya, warga di daerah ini hidup dalam ketimpangan dan upah rendah. Menurut saya istimewanya Jogja selama ini hanyalah status, tapi tidak pernah benar-benar dirasakan oleh rakyatnya dalam kehidupan sehari-hari. 

Lupakan “istimewa”, Jogja perlu kembali ke “Berhati Nyaman”

Daripada bicara tentang status istimewa yang “hanya” urusan pemerintah, bagaimana kalau kita kembali menghidupi nilai-nilai pada moto “Berhati Nyaman”. Mewujudkan tatanan yang tidak hanya bicara status, tapi juga kehidupan warganya. Kembali pada hidup dengan nyaman mulai dari lingkungan sampai dalam hati.

Ah, sebegitu rindunya saya dengan moto “Jogja Berhati Nyaman”. Rindu Jogja yang dulu dielu-elukan sebagai daerah yang seperti terasnya surga. Biarkan saja status istimewa jadi omongan segelintir penggiat dan monarki. Saya dan banyak orang, ingin Jogja yang berhati nyaman. Tidak hanya kotanya, saya berharap semua merasakan kenyamanan mulai dari mereka yang tinggal di Merapi sampai Pantai Selatan, dari Desa Banyuasri sampai Congot, semuanya!

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Malioboro Masa Kini Adalah Wujud Kebiasaan Kota Jogja yang Mengabaikan Keberadaan Rakyat Kecil

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 23 November 2025 oleh

Tags: berhati nyamanistimewaJogjajogja berhati nyaman
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Tempat di Gerbong Prameks yang Cocok untuk Kawula Muda Pacaran terminal mojok.co

Tempat di Gerbong Prameks yang Cocok untuk Kawula Muda Pacaran

18 Januari 2021
ha milik tanah klitih tingkat kemiskinan jogja klitih warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

Mengungkap Perusak Jogja yang Sebenarnya

11 Oktober 2020
5 Hal yang Wajib Diketahui sebelum Liburan ke Malioboro Jogja Mojok.co

5 Hal yang Perlu Diketahui Wisatawan sebelum Liburan ke Malioboro Jogja

12 Desember 2024
Tips Anak Rantau Jawa Timur yang Cari Makan di Jogja terminal mojok.co

Tips Anak Rantau Jawa Timur yang Cari Makan di Jogja

13 Desember 2021
Jogja Resmi Provinsi Termiskin (Unsplash)

Jogja Provinsi Termiskin: Matur Nuwun Raja dan Gubernur Jogja

18 Januari 2023
Bukit Bintang Adalah Warpat Puncak tapi Punya Orang Jogja (Unsplash) bukit bintang jogja

Bukit Bintang Patuk, Tempat Nongkrong Malam Terbaik di Jogja

19 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.