Isu World War III: Berhenti Jadikan Perang Bahan Guyonan! – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Isu World War III: Berhenti Jadikan Perang Bahan Guyonan!

Winda Ariani oleh Winda Ariani
4 Januari 2020
0
A A
Isu World War III: Berhenti Jadikan Perang Bahan Guyonan!
Share on FacebookShare on Twitter

Melihat trending Twitter hari ini, badan saya langsung lemas dan tangan saya gemetaran. Tagar world war, WWIII, Trump, dan Iran silih berganti menempati urutan teratas. Media berlomba memberikan berita teranyar keadaan Iran dan Amerika juga TNI yang bersiap angkat senjata demi melindungi Natuna. Kata mereka, perang sudah di depan mata.

Saya tidak sanggup lagi melihat cuitan warganet yang kebanyakan menjadikannya sebagai bahan guyonan. Ketahuilah dampak perang bukan sebatas kamu tidak bisa menaikkan push rank atau karena kamu tidak akan bisa nonton konser Avril Lavigne. Belum lagi, cuitan yang memperlihatkan struktur hari kiamat. Kenapa semua cuitan seolah berpasrah menanti datangnya perang?

Kalian pikir perang itu macam kalian main game? Kalian pikir hanya akan menjadi penonton, lalu rusuh ketika kubu yang kalian dukung kalah? Tidak semudah itu, Ferguso! Secara langsung maupun tidak langsung dampak perang tetap akan dirasakan, apalagi dengan teknologi canggih seperti nuklir, rudal berkekuatan super, atau senjata biologi yang dilepaskan ke udara dan air. Benar-benar ambyar keadaan dunia.

Untuk kalian yang masih menganggap perang adalah bahan guyonan, coba luangkan waktu untuk membaca buku berjudul Totto Chan’s Children: A Goodwill Journey to the Children of the World karya Tetsuki Kuroyanagi. Saya jamin, kalian tidak akan mampu berkata-kata apalagi terpikir untuk membuat jokes bodoh seputar perang.


Di sini saya ceritakan sedikit mengenai buku yang akan membuat kalian sadar bahwa perang tidak hanya merugikan kubu A dan kubu B, meskipun hukum perang Internasional melindungi warga sipil, wanita, dan anak-anak. Mereka tetap terdampak, sedamai apa pun perang yang dilakukan oleh kubu-kubu tersebut.

Tetsuko Kuroyanagi adalah aktris jepang Internasional, pemandu acara talkshow, penulis buku anak best-seller Totto-chan Gadis Cilik di Jendela, dan UNICEF Goodwill Ambassador.

Totto-chan bukan lagi gadis cilik yang senang menghadap jendela sembari menunggu opera musik lewat, atau mengintip bawah kakus hingga dompetnya jatuh ke kubangan kotoran karena penasaran. Totto-chan dewasa kini menjadi duta kemanusiaan UNICEF. Melalui Buku Totto-Chan’s Children: A Goodwill Journey to the Children of the World, Ia menceritakan misi kemanusiaan yang dijalani sejak tahun 1984.

Buku ini mengajak pembaca menyelami kehidupan anak-anak di seluruh dunia, terutama anak-anak yang hidup di dalam negara konflik. Hati saya luluh lantak membaca setiap lembar pengalaman Totto-chan, membayangkan betapa ngeri hidup anak-anak yang menyaksikan sendiri kematian orang tua mereka, anak-anak yang tubuhnya hancur akibat bom yang diselipkan di dalam tubuh boneka kesayangannya, anak-anak yang sengaja dipotong kaki dan tangannya agar tak mampu balas dendam jika ia tumbuh dewasa, anak-anak yang diculik untuk dijadikan tentara dan dipaksa membunuh keluarga dan suku mereka, anak-anak yang menjual tubuh demi makan hari ini dan besok, dan anak-anak dengan perut membusung serta tubuh kurus tidak berdaya.

“Orang-orang dewasa meninggal sambil mengerah, mengeluh rasa sakit mereka. Tapi anak-anak hanya diam. Mereka mati dalam kebisuan, di bawah daun-daun pisang, memercayai kita orang dewasa.”

Dari potongan cerita di atas apakah Anda masih mampu membuat candaan tentang perang dunia?

Ada satu kisah di mana warga sipil yang terdiri dari orang tua, ibu-ibu, dan anak-anak yang berlindung di bawah bunker bekas. Mereka pikir tempat itu adalah tempat paling aman serta menurut hukum Internasional mereka tidak bisa disentuh. Tetapi, tiba-tiba rudal dijatuhkan dari pesawat. Bisa kalian tebak, bunker tempat persembunyian meledak bersama tubuh manusia yang “katanya” dijamin oleh hukum Internasional.

Jangan tanya mereka makan apa selama perang berlangsung, jawabannya sudah pasti tidak makan enak seperti kamu makan di warung Tegal. Kenapa? Karena akses menuju negara diblokir, truk penyalur bantuan makanan, obat-obatan, pakaian, hingga air bersih tertahan. Maka, anak-anak rentan mengalami gizi buruk, ibu-ibu tidak bisa menyusui karena ia pun kelaparan dan kekurangan nutrisi, akibatnya bayinya juga ikut mengalami gizi buruk. Rumah sakit pun tidak punya persediaan obat-obatan, percuma Anda berobat ke rumah sakit karena dokter pun putus asa. Jika dalam keadaan normal, dokter memilih menyelamatkan pasien kritis, di negara perang dokter lebih memilih menyelamatkan pasien yang masih bisa disembuhkan. Pasien kritis terpaksa dibiarkan hingga meninggal.

Jika sudah begitu, masihkan Anda berani membuat guyonan tentang perang? Sedikit berempati tidak akan membuatmu miskin. Tolong, bercanda pada konteks yang tepat. Ada banyak bahan candaan yang seharusnya tidak melukai perasaan dan menambah penderitaan orang-orang yang menerima jokes-mu.

BACA JUGA Pak, Kita Mau Aksi Bukan Mau Perang Sama Polisi atau tulisan Winda Ariani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Januari 2020 oleh

Tags: NatunaperangWorld War III
Winda Ariani

Winda Ariani

Artikel Lainnya

Jika PNS Ikut Berperang, Ini yang Bakal Terjadi Terminal Mojok.co

Jika PNS Ikut Berperang, Ini yang Bakal Terjadi

10 Maret 2022
Hal-hal yang Media Barat Tak Katakan tentang Perang di Ukraina

Hal-hal yang Media Barat Tak Katakan tentang Perang di Ukraina

4 Maret 2022
7 Tontotan Anti Perang untuk Pengingat Pahitnya Masa Perang Terminal Mojok.co

7 Tontonan Soal Perang untuk Pengingat Pahitnya Masa Perang

28 Februari 2022
3 Rekomendasi Film Perang Korea Selatan yang Greget Abis

3 Rekomendasi Film Perang Korea Selatan yang Greget Abis

27 Februari 2022
This War of Mine

This War of Mine: Gim Perang Anti-Perang

29 November 2021
pistol dan kekuasaan mojok

Pistol dan Orang Berotak Kecil yang Ingin Berkuasa

3 April 2021
Pos Selanjutnya
4 Spare Part Motor yang Sering Hilang saat Sedang di Parkiran Sing Numpak Motor i Ngopo, Toh? Wis Ngerti Udan Kok Ora Mantolan?

Sing Numpak Motor i Ngopo, Toh? Wis Ngerti Udan Kok Ora Mantolan?

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Fitur Canggih pada Mobil yang Sebenarnya Nirfaedah Terminal Mojok

Fitur Canggih pada Mobil yang Nirfaedah

14 Mei 2022
Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

5 Mei 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Dubes Palestina: Perjuangan Melawan Israel Dilanjutkan Anak-anak Muda
    by Arif Hernawan on 17 Mei 2022
  • Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70
    by Yvesta Ayu on 17 Mei 2022
  • D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini
    by Redaksi Mojok on 16 Mei 2022
  • Di Balik Kemudi Bus Eka ‘Belahan Jiwa’, Teman Para Pejuang Rupiah
    by Deddy Perdana Bakti on 16 Mei 2022
  • Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT
    by Thariq Munthaha on 16 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=H_-ObSbVslU

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In