Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Indomie: ‘Dalemannya’ dan Bukti Kuliner Laris Orang Kota

Mochammad Syaiful Ulum oleh Mochammad Syaiful Ulum
11 September 2019
A A
Surat Jawab dari Pemeluk Ajaran Indomie buat Misionaris Mie Sedaap terminal mojok.co

Surat Jawab dari Pemeluk Ajaran Indomie buat Misionaris Mie Sedaap terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Manusia Indonesia dan Indomie adalah dua entitas berbeda yang dipertemukan untuk sebuah kenikmatan yang sama-sama suka. Dalam benak sang manusia, menyantap Indomie terlebih secara dobel dipercaya ampuh menghilangkan lapar sekaligus meraih kelezatan yang khas tanpa ada duanya. Apalagi dengan ‘bantuan” topping yang pas, maka terciptalah kekuatan yang padu antara rasa dan aroma yang begitu dahsyat dan sangat Indonesia. Begitupula dari sudut pandang Indomie (dalam hal ini diwakili oleh PT. Indofood), stok yang cepat habis dan laku besar adalah yang terbaik karena berdampak pada pendapatan.

Indomie sangat mudah didapat karena sudah mewabah dimana-mana, baik itu di perkotaan mapun di pedesaan. Indomie tersedia di seluruh penjuru Nusantara bahkan sudah mendunia. Namun seringkali penulis mengamati adanya kejanggalan antara kondisi di kota ataupun di desa.

Berdasarkan hasil observasi yang sangat tidak ilmiah, penulis mendapati kondisi ‘daleman’ Indomie di toko dan minimarket perkotaan yang relatif lebih mulia dibandingkan dengan yang di daerah pedesaan atau daerah-daerah lain. ‘Daleman’ yang dimaksud adalah kondisi bumbu yang berkualitas, tidak pernah membeku, dan memiliki tempo kadaluarsa yang sangat lama. Hingga detik ini, penulis sulit menemukan cela dalam Indomie tersebut ketika merantau di Kota Surabaya. Berbeda dengan di toko-toko dan minamarket di kawasan pedesaan dan daerah kabupaten.

Kemasan Indomienya memang biasa dari luar, tapi bisa buruk dari dalam. Di toko-toko klontong pedesaan, bumbu Indomie seringkali tampak membeku dan pucat sehingga menyulitkan kita ketika mengaduk dengan mienya. Hal itu semakin mengerikan tatkala mengetahui tempo kadaluarsa yang tertulis akan mendekat.

Saya paham bilamana kondisi kota memiliki keunggulan mutlak dalam hal populasi penduduk dibandingkan dengan daerah di desa sehingga tolak ukurnya tampak tidak adil. namun dengan opsi kuliner seabreg yang ditawarkan dan bertebaran di kota membuat penulis bertanya-tanya, kok ya masih laris-laris saja? Kemudian melalui serangkaian pengamatan yang semena-mena dan wasal-asalan, penulis menyimpulkan bahwasanya Indomie benar-benar kuliner khas orang kota.

Penulis mengamati ada perbedaan jelas antara orang kota dan desa yang bisa mendasari terjadinya insiden indomie ini. Pertama, sebagian besar orang kota memiliki karakteristik yang praktis, terlebih manakala terlilit begitu banyak kesibukan (dibaca: sok sibuk) yang mendera. Mereka terkesan tidak sempat menyantap dan memasak makanan yang rumit mengingat waktu yang tersedia. Maka dari itu, Indomie yang bersifat instan adalah solusi terbaik.

Kedua, untuk hidup di perkotaan akan terasa mengagetkan kondisi keuangan bilamana membeli makanan dari luar secara rutin atau terus menerus. Sudah tidak pandai memasak yang rumit, finansial sedikit, dan utang pun melilit. Oleh karena itu, Indomie adalah langkah konkrit. Begitu! Ketiga, bagi orang perantau, makanan untuk hajatan yang akbar lekat dengan keluarga di desa. Namun, ketidakhadiran kehangatan dan kebersamaan yang dirasakan bersama keluarga di desa juga bisa menjadi penyebab untuk memutuskan memasak makanan yang sederhana dan ringan seperti Indomie.

Sedangkan di desa dan daerah-daerah, Indomie memiliki konsumen yang relatif sedikit dibandingkan dengan di kota. Selain memiliki populasi penduduk yang lebih rendah tentunya, orang desa memiki waktu yang jelas dalam membuat varian masakan mengingat aktivitas yang katanya tidak sepadat kebanyakan orang kota. Apalagi dengan dukungan keluarga, memasak dan memakan bersama bisa lebih nikmat. Terlebih lagi bilamana ingin njajan di luar, harga makanan yang tersedia pun tidak semahal yang ada di kota. Oleh karena itu, bagi mereka, menyantap Indomie bukan sebuah opsi utama sehingga wajar saja bila kita mendapati banyak kondisi daleman Indomie di toko dan minimarket yang pucat ingin sekali segera disentuh.

Baca Juga:

4 Hal yang Bikin Orang Kota seperti Saya Kagok Hidup di Desa

Dosa Indomie Ayam Bawang: Nggak Ada Bawang Goreng sebagai Pelengkap

Namun apalah daya bilamana maqom pecandu Indomie yang sudah mencapai tingkat dewa. Mendapati kemasan yang mengecewakan akan mengakibatkan teriris luka. Ibarat sudah sama-sama jatuh cinta, tapi dikhianati oleh satu pihak yang ternyata menyimpan rahasia tak terduga. Kalimat sakti ini pun berlaku, yakni “jangan jatuh cinta sedalam-dalamnya, nanti kamu akan tersakiti sedalam-dalamnya”. Bahkan bagi sebagian pecandu garis keras di desa hanya bisa mbatin begini, ‘infrastruktur daerah sudah tak seimbang, pemerataan Indomie yang berkualitas jangan pula ikut timpang”. (*)

BACA JUGA Iklan Mie Sedaap dan Kegalauan Para Kpopers Penikmat Indomie atau tulisan Mochammad Syaiful Ulum lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: hidup di desaindomieorang indonesiaorang kota
Mochammad Syaiful Ulum

Mochammad Syaiful Ulum

ArtikelTerkait

6 Saat Terbaik untuk Menikmati Indomie

12 Oktober 2021
5 Kebiasaan Buruk Orang Indonesia yang Bakal Hilang kalau Tinggal di Jepang Terminal Mojok

5 Kebiasaan Buruk Orang Indonesia yang Bakal Hilang kalau Tinggal di Jepang

9 Agustus 2022
Resep Indomie ala Burjo Terminal Mojok

Resep Indomie ala Burjo: Dijamin Enak!

22 Juni 2022
Indomie Ramen Series, Mi Instan dengan Rasa Paling Enak Sejagat Raya

Indomie Ramen Series, Mi Instan dengan Rasa Paling Enak Sejagat Raya

21 November 2024
3 Resep Indomie Hack Ala TikTok yang Wajib Dicoba

3 Resep Indomie Hack Ala TikTok yang Wajib Dicoba

4 Maret 2023
8 Varian Indomie yang Hanya Beredar di Luar Negeri dan Tak Ada di Indonesia Terminal Mojok.co

8 Varian Indomie yang Hanya Beredar di Luar Negeri dan Tak Ada di Indonesia

11 Maret 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.