Kalau bicara tentang era 2000-an, salah satu yang mungkin bisa dibahas adalah di mana era akhir kejayaan dari majalah cetak. Mulai maraknya internet menjadi salah satu sebab mengapa majalah cetak sudah berada di titik nadir. Namun, ada beberapa majalah yang malah mengalami masa kejayaannya di era ini. Ya walaupun hanya sebentar, setidaknya beberapa majalah yang jaya di era ini berhasil menancapkan panji-panjinya dan berhasil diingat sampai sekarang. Salah satu majalah yang sempat tenar dan masih diingat sampai sekarang adalah majalah Hot Chord.
Sebagian dari kita yang besar di era 2000-an dan dekat dengan dunia musik, sudah pasti pernah bersinggungan dengan majalah ini. Apalagi kalau kita belajar main gitar, pasti punya majalah Hot Chord. Iya, majalah ini adalah majalah musik yang konten utamanya adalah panduan chord gitar lagu-lagu populer pada masa itu. Panduan chord gitar dari majalah ini bisa dibilang lengkap, karena tidak hanya chord-nya saja, tetapi diagram chord (gitar dan piano) juga ditunjukkan. Walhasil, majalah ini menjadi salah satu “kitab suci” kalau kita mau belajar memainkan lagu-lagu populer.
Majalah yang berkantor pusat di Surabaya ini bisa dibilang cerdas dalam memilih pasar. Ketika majalah musik saat itu seperti Rolling Stone, Hai, atau Trax memilih konten-konten serius dan cenderung panjang, Hot Chord memilih hal yang berbeda. Hot Chord lebih memilih untuk fokus di panduan chord gitar, dan ada beberapa konten musik (wawancara musisi atau ulasan album) yang disajikan singkat saja. Di daerah Jawa Timur terutama, Hot Chord menjadi majalah yang sangat populer. Di setiap kios koran dan majalah, sudah hampir pasti dapat kita temukan majalah ini. Dengan harga 7000 rupiah saja, kita sudah bisa membawa majalah ini pulang.
Konten-kontennya pun cukup menarik. Ada Hot Indo dan Hot Manca, yang memberikan panduan chord lagu lokal dan mancanegara. Kita sebenarnya bisa request ke redaksi apabila lagu kesayangan kita ingin ada panduannya, dengan cara kirim SMS atau surat ke redaksi Hot Chord. Ada juga Hot Musician, yang mengulas tentang musisi. Ada juga Hot Clinic, yang memberikan tips tentang skil main gitar. Ada Hot Event, yang membahas acara-acara yang berkaitan dengan dunia musik. Intinya, semua hal tentang musik ada porsinya, lah, di majalah ini. Ya meskipun ada beberapa konten tentang stereotip musik yang malah dibahas terlalu dalam, padahal faktanya juga belum tentu benar.
Perjumpaan saya dengan majalah ini terjadi di sekitar 2008-2009. Saat itu saya masih kelas 6 SD, dan saya sedang belajar main gitar. Kebetulan di depan SD saya, ada kios yang berjualan majalah, dan ketika saya lewat, terpampang satu majalah yang cukup membuat saya penasaran. Saya berhenti dan memandangi majalah tersebut, dan agak kecewa setelah tahu harganya mahal. Waktu itu, uang 7000 rupiah sudah terhitung besar bagi anak SD. Akhirnya saya pulang dengan perasaan sedikit kecewa.
Esok harinya, saya sudah berniat membeli majalah tersebut. Bermodalkan sebagian uang tabungan saya dan uang pemberian ayah, saya berhasil membeli majalah tersebut setelah pulang sekolah. Saya masih ingat, saat itu cover depannya ada gambar Kaka Slank. Walhasil, majalah Hot Chord menjadi majalah yang selalu saya beli setiap bulannya. Dengan tabungan uang jajan, saya berhasil untuk rutin beli majalah Hot Chord tanpa ada satu pun yang terlewat (saya punya semua edisi bulanan 2009).
Tahun 2009 adalah tahun terakhir saya membeli majalah ini. Setelah saya lulus SD dan masuk ke SMP, saya sudah tidak pernah lagi beli majalah ini. Bukan karena sudah tidak suka musik lagi, tetapi saya sudah bisa sedikit-sedikit ngulik lagu dengan cara mendengarkan, tanpa perlu panduan tulis lagi. Ketika SMP, saya lebih suka main bola daripada main musik. Maka Hot Chord edisi ke-18 yang terbit pada Desember 2009 adalah majalah Hot Chord terakhir saya.
Meskipun sekarang entah apa kabarnya, setidaknya Hot Chord adalah pahlawan bagi sebagian orang yang pernah belajar gitar. Hot Chord setidaknya membantu untuk memberi chord dasar dari sebuah lagu. Perkara nadanya pas atau tidak, itu urusan masing-masing. Tulisan ini saya buat untuk setidaknya mengenang majalah Hot Chord, yang sudah menemani saya dalam belajar main gitar.
BACA JUGA Panduan Membeli Gitar Akustik Tripleks Harga Satu Juta ke Bawah dan tulisan Iqbal AR lainnya.