Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Hidup itu Proses Penelitian Sepanjang Masa

Fatimatuz Zahra oleh Fatimatuz Zahra
16 Mei 2019
A A
penelitian

penelitian

Share on FacebookShare on Twitter

Kira-kira begitulah kata sepasang peneliti, eh bukan. Hanya sepasang manusia yang sedang bercanda tawa. Celetukan yang spontan muncul begitu saja dari bibir saya ketika sedang berboncengan dengan si mas (bukan jenis ikan, tapi sejenis pasangan hidup gitu). Sebenarnya kala itu obrolannya cukup sederhana, soal menu sahur esok hari dan bagaimana mengantisipasi kegagalan sahur seperti dua malam sebelumnya, akhirnya muncul ide untuk menyiapkan sahurnya di kos masing-masing malam ini dan difotoin supaya nggak mager masak gitu ceritanya. Kan no pict hoaks kalau kata mak Lambe Turah. Nah, dari situ kami mulai guyonan, “Halah kok pakek difoto segala, udah kaya laporan penelitian.” Dan saya jawab “Hlo jangan salah, perjalanan kita ini proses penilitian seumur hidup loh.” Akhirnya si mas cuma bisa geleng-geleng sambil senyum—entah apa makna senyumnya.

Tapi yang jelas, setelahnya saya kepikiran terus oleh celetukan yang muncul tadi, apa iya kalau hidup itu ya sama halnya dengan proses penelitian?

Kupikir-pikir nggak begitu salah juga sih, coba kita perhatikan bersama. Dalam sebuah penelitian, pasti awalnya hanya berdasarkan gagasan sederhana atau bahkan berawal dari kekesalan terhadap sesuatu atau juga hal-hal tak terduga lainnya. Teori gravitasi yang menjadi legenda dalam dunia sains sampai saat ini pun, awalnya hanya karena rasa penasaran Newton terhadap buah apel yang jatuh. Seringkali perjalanan hidup kita juga seperti itu—dimulai dari sebuah hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Penuh kejutan, begitulah kira-kira. Walaupun nggak banyak yang berakhir husnul khotimah layaknya teori gravitasi itu.

Dalam sebuah penelitian yang baik, prosesnya akan selalu melibatkan literature review yaitu sebuah proses pembacaan terhadap karya-karya yang mirip atau karya-karya terkait objek yang sedang kita teliti. Untuk apa? Untuk menambah informasi sebanyak-banyaknya dalam proses penelitian sehingga peneliti benar-benar tahu arah penelitiannya serta potensi apa yang dimiliki oleh hasil penelitian tersebut nantinya. Literature review ini mirip dengan cara kita belajar sesuatu, bisa dengan membaca buku, mendengarkan pidato, ceramah, dan lain-lain yang kemudian menyumbangkan gagasan-gagasan baru pada diri kita. Maka semakin banyak dan berkualitas (bukan hoax, penggiringan opini) yang kita baca dan pelajari akan semakin bijaksana kita dalam mengambil sebuah keputusan.

Terkait literature review ini, pernah nggak kalian baca jurnal yang dalam daftar pustakanya terdapat suber dari blog atau situs-situs pribadi dengan tingkat kredibilitas menengah ke bawah lainnya? Aku sih pernah (baca : sering) dan bahkan bukan dari orang sembarangan, sekaliber dosen dan para akademisi. Bukan bermaksud merendahkan blog, saya paham betul bahwa mengisi blog tidak mudah, penuh pertimbangan untuk memposting sesuatu di blog. Tapi dalam kategori informasi ilmiah, blog adalah sesuatu yang tingkat keharamannya lumayan tinggi karena dinilai kurang bisa dipertanggungjawabkan. Tapi nyatanya sebegitu sulit menghindar dari blog. Nah terus kenapa? Ya gitu, tahapan atau proses dalam penelitian tidak semuanya bisa dijamin terpercaya, kadang sumbernya bahkan ngasal. BIASA. Haha

Jenis penelitian itu kurang lebih ada 2. Kualitatif dan kuantitatif atau bisa gabungan keduanya. Secara ngawur, kuantitatif itu mungkin bisa disebut full-border dan kualitatif itu lebih borderless dan cair. Nggak ada yang lebih baik atau lebih buruk, hanya beda pada upaya penyimpulan saja. Begitupun kita, mau dibuat rigid kaya kuantitatif atau ngalir aja kaya kualitatif. Kedua-duanya ada konsekuensinya, yang borderless kalau terlalu less ya bisa bablas kemana-mana sampai nggak dapat kesimpulan, makanya anak-anak filsafat dan soshum lain banyak yang lama lulusnya. Halah alesan!

Sedangkan kuantitatif, kita dimudahkan dengan sistem yang sangat terstruktur. Tapi jangan salah, kesalahan masukin satu data aja bisa merubah kesimpulan kita. Nah ini harus disiasati dengan pikiran yang santai, biar ndak stress berkepanjangan. Hehe

Lah terus kalau memang hidup itu adalah perjalanan penelitian seumur hidup, pasti ada hasilnya dong yhaa~

Baca Juga:

Cara Licik Mahasiswa Mengerjakan Skripsi Full Pakai ChatGPT, Dosen Pembimbing Wajib Tahu Ciri-cirinya biar Nggak Sampai Dibohongi!

Saya Bukan Mahasiswa Pintar, tapi Bisa Menyelesaikan Skripsi dalam 2 Minggu, Sini Saya Kasih Tahu Strateginya

Ada kesimpulannya kan yhaa~

Iya, pasti ada. Kita—manusia diberi kemampuan istimewa yang namanya refleksi sehingga kejadan-kejadian yang kita lalui dalam hidup nggak mungkin berlalu begitu saja, pasti sempat kita pikirkan walaupun sejenak.

Kesimpulan-kesimpulan parsial seringkali kita dapat setelah mengalami masa-masa yang memorable baik yang menyenangkan maupun yang tidak. Misalnya nih, sesaat setelah putus sama pacar beberapa diantara kita lalu berkesimpulan bahwa semua laki-laki atau semua perempuan tu brengsek dan suka nyakitin atau sesaat setelah makan sambal kita berkesimpulan bahwa semua yang mengandung cabai itu pedas. Tapi kenapa itu semua baru kesimpulan parsial? Karena nggak ada yang absolut di dunia ini, semua hasil penelitian masih bisa difalsifikasi atau diperbaharui kaya teori geosentris yang sempat merajai pikiran manusia berabad-abad lamanya. Tapi kita bisa lihat sendiri saat ini teori tentang pusat alam semesta mengarah pada matahari (heliosentris) dan bukan tidak mungkin akan mengalami pembaharuan lagi. Sama persis kaya perjalanan hidup kita kaaan~

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2021 oleh

Tags: HidupPenelitianSepanjang Masa
Fatimatuz Zahra

Fatimatuz Zahra

Sedang belajar tentang manusia dan cara menjadi manusia.

ArtikelTerkait

gaji dosen mahasiswa semester tua asisten dosen

Jadi Dosen Itu Nggak Mudah, apalagi Jadi Dosen yang Nggak Bisa Nulis, Remuk!

23 Februari 2024
kos murah 300 ribuan di solo

Hal-hal Absurd yang Hanya Terjadi di Kos Murah

22 Oktober 2022
anak pancingan new normal mojok

Tidak Ada yang New dan Tidak Ada yang Normal dari New Normal

16 Juli 2020
Dosen yang Mengagungkan Jurnal Ilmiah Itu Motivasinya Apa sih?

Dosen yang Mengagungkan Jurnal Ilmiah Itu Motivasinya Apa sih?

21 Januari 2020
20 Drama Korea dengan Rating Tertinggi Sepanjang Masa Terminal Mojok

20 Drama Korea dengan Rating Tertinggi Sepanjang Masa

18 Agustus 2022
10 OST Drakor Paling Dikenang Sepanjang Masa Terminal Mojok

10 OST Drakor Paling Dikenang Sepanjang Masa

3 September 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.