Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Gaya Orang Pekalongan Santap Nasi Megono yang Tak Kalah Ribet dari Soto dan Sushi

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
13 Februari 2020
A A
Gaya Orang Pekalongan Menyantap Nasi Megono yang Tak Kalah Ribet dari Soto dan Sushi
Share on FacebookShare on Twitter

Di Terminal Mojok, beberapa waktu terakhir ini, bukannya membahas kenikmatan dan kelezatan makanan, mereka justru memperdebatkan cara memakannya. Yang satu menanggapi soal makan soto yang nasinya dicampur atau tidak, satunya lagi menyinggung cara orang-orang makan sushi. Masak makan aja perlu diatur? Ribet banget. Ternyata soal cara makan, orang Pekalongan juga punya keribetan tersendiri, loh. Apalagi kalau sudah berhadapan dengan nasi megono. Kalian pasti nggak familiar dengan apa itu megono, kan? Pasalnya, makanan yang satu ini mustahil didapatkan kalau nggak di Pekalongan.

Megono adalah makanan khas Pekalongan yang dibuat dari gori (nangka muda) yang dipotong kecil-kecil, lebih tepatnya dipotong tak beraturan. Selain dari gori, dalam megono juga ada cabai dan kelapa yang membuat rasanya semakin yahuddd.

Bagi orang Pekalongan, megono biasanya dihidangkan dengan nasi yang masih kemebul. Makanan inilah yang selalu menjadi favorit ketika berkunjung ke Pekalongan. Warga di Pekalongan sendiri kerap menyantap nasi megono untuk sarapan.

Namun, menyantap makanan ini tak sesimpel itu loh ternyata. Orang Pekalongan punya persyaratan-persyaratan tersendiri sebelum memakannya. Saya termasuk orang yang nggak bisa makan nasi megono kalau persyaratannya tidak terpenuhi.

#1 Harus ada gorengannya

Salah satu prasyarat yang harus terpenuhi sebelum menyantapnya adalah gorengan. Entah ini sudah mulai sejak kapan. Yang jelas sejak saya SD makan nasi megono harus ada gorengannya, mau itu tempe goreng, tahu goreng, atau bakwan. Semua bisa, asalkan jangan pisang goreng.

Saya punya pengalaman tentang ini. Suatu ketika saya dan kawan-kawan hendak makan siang, tentu lauknya satu di antaranya adalah megono. Karena saya dan teman-teman biasa makan nasi ini harus pakai gorengan, dan waktu itu gorengan belum matang, kami memutuskan untuk menunggu. Tapi ada satu teman saya yang akhirnya menyerah, dan menyantapnya tanpa gorengan melainkan ditambah kerupuk. Dan setelah gorengannya matang, teman saya itu kecewa. Alhasil, dia makan pula gorengan. Itung-itung menebus kekecewaannya yang tadi, katanya.

Kejadian serupa tak hanya menimpa saya dan kawan saya. Di sebuah tempat lain, ada seorang pembeli warung. Kebetulan itu adalah warung nasi megono. Si pembeli tadi sudah saya tebak, pasti akan menanyakan gorengannya. Sialnya, ternyata gorengannya sudah habis, nggak ada yang tersisa. Si pedagang belum menggorengnya lagi.

Apakah dia melanjutkan beli dan makan nasi tersebut? Tidak sama sekali. Dia malah pergi beralih ke warung lain yang mungkin lebih lengkap dari warung sebelumnya.

Baca Juga:

Pindang Tetel: Makanan Khas Pekalongan yang Nggak Masuk Akal tapi Wajib Dijajal

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

#2 Perlu sedikit tambahan sambal kecap

Tidak hanya soal gorengan, sebagian orang Pekalongan akan lebih suka makan nasi ini yang ada sambal kecapnya. Ini sangat repot kalau dibuat syarat, tapi buat gaya-gayaan boleh saja, sih. 

Kendati demikian, warung megono pasti bakal sedia payung sebelum hujan. Mereka pasti sudah menyiapkan sambal kecap sebelum datangnya pembeli. Sepertinya, sambal kecap ini memiliki daya magis tersendiri, karena nasi megono sambel kecap memang enak tenan! Asli!

Paling menyebalkan adalah ketika orang makan nasi ini dan sambal kecapnya banyak sekali. Saya pikir, nih orang menumpahkan satu mangkok sambel kecap ke nasinya, atau gimana, ya? Kelakuan semacam ini terkadang membikin pembeli lain nggak kebagian. Dan di dalam hatinya bisa saja menggerutu.

#3 Dibungkus daun pisang, makin mantap

Almarhum kakek saya pernah bilang, makan nasi tersebut yang terbungkus daun pisang jauh lebih enak ketimbang yang bungkusnya kertas, atau dihidangkan pada piring. Saya sama sekali tidak mempercayai hal demikian. Mana mungkin?

Barangkali itu karena kebetulan orang yang memasak nasi megono itu memang masakannya enak. Jadi mau dibungkus daun pisang kek, dibungkus kertas, dibungkus plastik, semuanya jadi enak. Namun selang beberapa waktu berikutnya, saya kok berubah jadi sepakat dengan kakek saya.

Kejadiannya, saat saya dibelikan nasi megono ibu saya dari dua penjual langganan. Kedua penjual ini terkenal pandai memasak nasi megono. Yang satu dibungkus kertas bungkus berwarna cokelat, satunya lagi dibungkus daun pisang.

Jingan. Emang nikmat betul makan nasi megono yang dibungkus daun pisang. Ini bukan alay atau gimana ya, tapi jujur, enak banget, kalian coba saja, deh. Sini main ke Pekalongan. Tak tahu apa sebabnya, ketika hal itu diulangi lagi hasilnya sama.

Penjual yang awalnya memakai kertas buat bungkus nasi megono tadi beralih ke daun pisang. Saya pun membelinya dan ajaibnya rasanya seperti berubah, seperti jauh lebih enak dan nikmat. Terkadang terkait bungkus nasi ini juga bisa mempengaruhi orang Pekalongan khususnya pilih-pilih dalam memakan megono.

Saya bisa menyimpulkan kalau nasi ini adalah kearifan lokal yang unik. Tidak hanya cita rasa yang lezatnya bukan main, tapi seluruh gaya dan intriknya juga patut dilestarikan. Pesan saya sih, andaikata suatu saat kalian punya kesempatan datang ke Pekalongan dan ingin mencicipi nasi megono, datanglah pagi-pagi di Alun-alun Pekalongan.

Jangan sampai kesiangan karena kalau kesiangan sedikit kalian bakalan kehabisan. Kalau mau malam, ya jangan malam-malam. Di alun-alun malam hari masih ada kok penjual nasi megono, tapi paling enak makan nasi ini malam-malam itu di angkringan. Eh, satu lagi, karena Pekalongan punya pantai, serius deh, cobain makan nasi megono di pinggir pantai. Tenang saja, ada penjualnya kok, murah lagi.

BACA JUGA Pengalaman Kuliner Sebagai Seorang Mahasiswa atau tulisan Muhammad Arsyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2021 oleh

Tags: Kulinernasi megonopekalongan
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

Bagi Saya, Makan Rujak Cingur Pakai Nasi Itu Sungguh Aneh!

Bagi Saya, Makan Rujak Cingur Pakai Nasi Itu Sungguh Aneh!

14 April 2020
Salah Kaprah Anggapan Jogja Serbamurah. Tabok Saja kalau Ada yang Protes! terminal mojok.co

Salah Kaprah Anggapan Jogja Serbamurah. Tabok Saja kalau Ada yang Protes!

17 Desember 2020
Kalau Mampir Pekalongan, Gasss Cobain Lima Kuliner Khas Ini!

Kalau Mampir Pekalongan, Gasss Cobain Lima Kuliner Khas Ini!

4 Desember 2019
Di Madura, Lebih Mudah Menemukan Jalan Rusak Ketimbang Penjual Sate Madura terminal mojok.co

Di Madura, Lebih Mudah Menemukan Jalan Rusak ketimbang Penjual Sate Madura

15 Desember 2020
4 Kuliner Boyolali yang Wajib Dicicipi Setidaknya Sekali Seumur Hidup Mojok.co

4 Kuliner Boyolali yang Wajib Dicicipi Setidaknya Sekali Seumur Hidup

21 November 2024
Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah terminal mojok.co

Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah

28 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.